Jumat, 09 September 2016

A Sufi's Diaries: Book 5






Diary 29:
The Grand Cosmic Symphony of Life
Simponi Kosmos Agung Kehidupan


Pagi ini perbincangan saya dengan seorang sahabat, kekasih Tuhan.

Hidup setiap manusia adalah unik. Setiap manusia tidak sama. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Setiap manusia memiliki 'tugas dan peran-nya' masing-masing selama hidup di dunia ini. Perjalanan hidup kita pun memiliki jalannya sendiri-sendiri. Lika-likunya, belokan-belokannya, naik-turunnya, serta pemandangannya pun unik dari sudut mata yang memandang.

Setiap manusia membawa kepingan puzzle yang dalam perjalanannya akan dipertemukan dengan pasangan kepingan puzzle yang lain, yang sesuai. Setiap kali dua kepingan yang sesuai bertemu, keduanya akan lebih memahami makna hidup mereka.

Bagaimana jika lebih dari dua orang saling membawa kepingan puzzle mereka lalu bertemu dan semuanya sesuai? Akan terjadi luapan energi cinta yang rasanya tak terkira. Bahagia dan Syukur karena memahami makna hidup ini dalam kebersamaan illahi.

Siapakah yang memiliki gambaran utuh hidup kita? Dia-lah Tuhan.

Sekarang bila saya ganti analogi kepingan puzzle itu dengan instrumen musik, maka setiap manusia terlahir dengan sebuah instrumen musik khusus. Dan hanya dia yang mahir memainkannya. Bukan orang lain. Semakin hari, semakin terlatih dan semakin merdu musik yang kau mainkan. Kemerduan ini adalah wujud dirimu yang semakin bijak dan dewasa dalam menyikapi perjalanan hidupmu.

Jadilah pemusik sejati yang sadar dan menerima peranmu. Mainkan nada-nada indahmu.

Kemudian Tuhan adalah Sang Konduktor Agung. Dia sudah menggubah komposisi musik yang sangat megah. Hanya Dia yang mampu membuatnya. Tidak ada satu pun instrumen yang luput dari komposisinya. Dan hanya Dia yang tahu semua aturan permainannya.

Sang Konduktor Agung memberikan anda partitur musik. Bila anda menyadarinya, partitur itu sudah ada pada anda sejak anda lahir. Dan dia menunggumu untuk mulai memainkan peranmu. Sekarang!

Seniman-seniman musik - kita - berkumpul dan mulai mengikuti aba-aba dari Sang Konduktor Agung. Kita tidak tahu apa yang akan terbentuk dari gabungan instrumen musik ini kala dimainkan bersama-sama. Penuh debar, cemas, ragu, tetapi juga bergairah dan penasaran, air keringat mengalir di pelipis tak sabar untuk memulai permainan musik agung ini, dan tak terasa kita tersenyum, mata berbinar, tengkuk merinding....

Sang konduktor mengangkat baton-Nya... dan mulailah!

Gegap gempita alunan Symphony Kosmos membahana memenuhi seluruh alam semesta. Anda dan setiap manusia di bumi ini memainkan musik yang Maha Indah, Maha Agung bersama-sama. Setiap manusia memainkan instrumen-nya dengan baik. Setiap manusia memiliki suara unik, dan peran unik yang tidak bisa ditiru oleh orang lainnya. Kalian saling melengkapi, kalian saling memberi nilai pada SATU yang sangat Agung. Satu yang lebih besar dari semuanya. Tidak ada satu pun manusia yang tertinggal. Semuanya berperan penting. 

Sang Konduktor Agung adalah Tuhan. Dia tidak mengenal tempat dan waktu. Tempat dan waktu tidak relevan bagi-Nya. Sehingga bila anda bertanya kapan waktu untuk memainkan peran saya? jawabannya adalah: SEKARANG!

Bukan yang lalu, bukan nanti, tetapi hanya ada Sekarang!



Raihlah kebersamaan kesadaran ini. Bantulah mereka yang belum sadar. Partitur musik Tuhan adalah bahasa Cinta. Sebarkan Cinta dan Kasih kepada sesama. Bantulah mereka menemukan Cinta Tuhan ini agar mereka dapat memainkan musik mereka dengan baik.

Mainkan peranmu dengan sungguh-sungguh. Hormati perbedaan. Kalian manusia unik yang saling berhubungan dan saling melengkapi.

Kita semua bagian dari penampilan ini; The Grand Cosmic Symphony of Life.

Salam damai







Diary 30:
Between Us
Di antara kita

“No problem can be solved from the same level of consciousness that created it.” 
-- Famous quote from unknown writer. 
(Tidak ada masalah yang dapat diselesaikan pada tingkat kesadaran yang menyebabkan masalah itu sendiri.)

Lower Attractor is always inside Higher Attractor. Lower Attractor sometime faces problem, only by submitting itself to the Higher Attractor the problem can be solved.

(Atraktor lebih rendah selalu berada di dalam Atraktor lebih tinggi. Atraktor rendah kadang mengalami masalah, hanya dengan berserah diri kepada Atraktor tinggi masalah itu dapat diselesaikan.)

Tingkat kesadaran yang lebih rendah harus berserah diri kepada tingkat kesadaran tinggi agar jalannya dapat selalu diterangi.

Masalah apa pun, terutama masalah hidup yang dihadapai oleh seseorang hanya dapat diselesaikan dengan menggunakan tingkat kesadaran yang lebih tinggi dari tempat pembuat masalah itu berada.

Lower consciousness see reality as they want, as they hope, as they wish, as they expect. Higher consciousness sees reality as is.

(Kesadaran rendah melihat realita sesuai yang mereka inginkan, sesuai yang mereka harapkan. Kesadaran tinggi melihat realita apa adanya.)

The most important journey is the journey to gain higher consciousness. Consciousness produces wisdom. The higher consciousness you gain, the wiser you become.

(Perjalanan terpenting dalam hidup adalah perjalanan mencapai kesadaran tinggi. Kesadaran menghasilkan kearifan. Semakin tinggi kau gapai tingkat kesadaran, semakin arif/bijaklah dirimu.)

Dan lebih banyak masalah yang dapat kau selesaikan.
Dan lebih banyak orang yang dapat kau tolong.

You are the Tree of Life.
And be a coconut tree for others.
Don't be afraid to be hurt. Don't worry about scars. The more scars you have the wiser you are, and the more people you have helped.

(Kaulah pohon kehidupan.
Dan jadilah pohon kelapa untuk sesama.
Jangan takut terluka. Jangan khawatir akan luka. Semakin banyak luka semakin bijak/arif-lah dirimu, dan semakin banyak orang yang telah kau tolong.)

Between us there is this consciousness. As high as the Love of God.

(Di antara kita adalah bentuk kesadaran ini. Setinggi Cinta Tuhan.)

Di antara kita.







Diary 31:
You are Beautiful
Cantiknya dirimu


Kemarin ada dua kejadian sewaktu saya pergi untuk urusan saya. Pertama adalah yang saya tuliskan di Diary 30. Kedua adalah Diary 31 ini.

Saat hatimu sudah terbuka secara utuh dan menerima hidup apa adanya, juga yang terpenting adalah menerima Tuhan apa adanya, maka kau akan merasakan cinta tanpa sayarat dari-Nya. Kau akan merasakan dirindui oleh-Nya. Begitupula dirimu yang selalu merindukan Tuhan.

Ada Tuhan di setiap manusia. Kemana pun kau memandang, ada wajah Tuhan di sana. Kerinduanmu kepada Tuhan adalah kerinduanmu pula terhadap sesama makhluk.

Suatu ketika kau melihat seseorang, entah itu laki-laki atau perempuan, walaupun kau melihatnya dari belakang dan tak terlihat wajahnya, kau melihat betapa cantiknya dia.

Seorang bapak memanggul barang di pundaknya, kau tersenyum padanya, dan bapak itu pun membalas senyumanmu. Cantiknya bapak itu.

Seorang ibu bersama anaknya lewat disampingmu, kau sapa dia. Dan dia membalas sapaanmu. Betapa cantiknya dia!

Semua orang sudah cantik. Kau pun cantik.
Kau melihat sesuatu yang dalam di diri mereka.

Kecantikan hati ini terpancar ke luar menjadi sikap yang lembut, senyuman tulus, yang membawa kebahagiaan bagi yang berada di dekatmu.

You are beautiful.

Sepulangnya ke rumah, saya menemukan video ini.
And nothing is coincidence.









Diary 32:
Global Consciousness: The Earth
Kesadaran Global: Bumi



Photo left: Taken by Greenpeace activists, about greenpeace activists, symbolizing our support for clean Energy [R]evolution - wind power. Photo Right: Azizah (10 years old when this photo was taken) is from the Kuala Cinaku village, Riau, Sumatra, Indonesia. She modelled in a Greenpeace campaign against Deforestation in Sumatra - turning forest to Palm trees plantation. Tag line says, "98% of Indonesia's lowland forest will be gone by the time Azizah is 25."


---------------
Hari Jumat pagi lalu, seperti biasa saya mengantar anak saya yang sekarang duduk di kelas 2 SMP, dari rumah ke sekolahnya. Dalam perjalanan yang hanya ditempuh 20 menit itu kami berbincang (tepatnya sih saya yang ceramah padanya sepanjang jalan...) mengenai Climate Change, Global Warming.

Saya tanyakan padanya apa itu Global warming? Anak saya menjawab dengan sigap, "Pemanasan suhu bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca karena banyaknya CO2 di atmosfer."

Betul nak... lalu apa dampaknya? 

Dia pun menjawab sigap, "Climate Change!

Wah hebat... 

Lalu saya bertanya lagi, "apa dampak dari Climate Change?"

ia terdiam... berpikir...

Inilah yang informasi yang hilang atau belum tersampaikan oleh mereka yang mengetahui kepada yang belum mengetahui. Saya akan sharing di sini.

Sejak 2005 lalu, saya sudah mengikuti laporan beberapa organisasi dunia mengenai Climate Change ini, terutama dari Greenpeace (saya menerima laporan tahunannya). Dan saya pernah menuliskannya di blog ini, tetapi kemudian saya hapus. Dulu, blog Human Earth tidak seperti sekarang. Dulu banyak artikel mengenai bumi kita ini.

Anyway,
Dilaporkan bahwa dalam kurun 100 tahun sejak saya membaca laporan itu, maka kira-kira 90 tahun lagi, suhu bumi akan mencapai 3 derajat Celcius (3' C). 

Banyak orang tidak memahami apa dampaknya. 3' C itu hanya sedikit, lalu kenapa? hanya lebih hangat. Kalau kepanasan masuk saja ke kamar yang ber-AC, beres. Kurangi kegiatan di luar rumah, banyak minum air untuk mencegah dehidrasi.
Pikiran yang so simple.

Saya akan jelaskan, mohon dicamkan baik-baik.
Pada suhu 3'C, Es di kutub utara dan selatan akan mencair seluruhnya. Permukaan laut akan naik puluhan meter.

So what? kita bisa siap2 pindah rumah ke tempat yang lebih tinggi.
Lagi... so simple...


Arus Laut:

Tahukah kalian bahwa di laut bumi ini terdapat dua jenis arus? Arus di atas bersuhu tinggi (hangat) yang mengalir dari Equator, sebagian ke utara dan sebagian ke selatan. Sesampainya ke utara/selatan, arus hangat ini bertemu dengan ES di kutub. Es itu mendinginkan air kemudian air yang telah mendingin itu tenggelam ke bawah dan menciptakan arus baru, yaitu arus dingin. Arus dingin ini mengalir dari selatan/utara kembali ke daerah Equator. Sampai di Equator, arus ini perlahan suhunya naik lalu naik pula ke permukaan, kemudian mengalir ke daerah kutub lagi untuk mengalami proses pendinginan. Begitu seterusnya.

Arus laut tercipta karena adanya es di kutub.


Oksigen di Laut:

Air laut yang berarus itu menjaga sirkulasi oksigen yang diperlukan oleh seluruh biota laut. Tanpa oksigen tidak akan ada kehidupan di laut. Coba cek bagaimana nasib perairan, contohnya danau yang tidak berarus dan kehabisan oksigenya. carilah di youtube. Perairan itu akan mati dan semua kehidupan di dalamnya akan mati pula.

So, apa yang terjadi bila suhu bumi naik 3' C?
Tidak ada es di kutub, maka tidak ada arus panas-dingin, maka tidak ada okisgen.
Maka, There will be no FISH in the sea!
Tidak akan ada kehidupan di laut!
The whole oceans on our planet will die! no life! 

Bila kondisi seperti ini, maka tingkat kadar garam pun berubah. Laut walaupun volume-nye bertambah, kadar garamnya akan semakin tinggi. Garam adalah zat elektrolit yang mengandung ion-ion bermuatan. Kondisi laut yang seperti ini akan merubah kondisi udara di atasnya. Atmosfer bumi akan berubah.

Beberapa puluh tahun kemudian, hujan yang turun pun bukan lagi air seperti sekarang, tetapi bercampur ion dan unsur kimia lain. Tanah yang terkena hujanmu lama-kelamaan akan berubah.

Seperti dalam film interstellar, nanti hanya tersisa SATU jenis tanaman yang mampu hidup, yaitu jagung!

Tapi kemudian jagung pun akan mati karena tidak bisa beradaptasi pada kondisi tanah yang berubah itu.

Bagaimana dengan hewan? Tanpa tanaman, hewan pun akan perlahan punah. 
So, no fish, no plants, apa yang bisa kita makan?

Selain itu, problem terbesar kita adalah "Jumlah Penduduk!"

Al Gore menegaskan dalam laporannya bahwa hanya dalam beberapa tahun ke depan, jumlah penduduk bumi akan berkembang sangat pesat (percepatan), mencapai puluhan milliar orang. Silakan cari di Youtube, ceramah Al Gore mengenai Climate Change ini. Cukup membelalakkan mata dan telinga kita.

Bumi akan mencapai kondisi di mana tidak akan lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup manusianya.
Bumi akan survive, tetapi manusia tidak.

Bila anda memiliki anak atau berencana untuk punya anak, maka anak anda nanti akan berpikir 1000 kali untuk menikah dan punya anak juga. Karena mereka tidak akan tega melahirkan anak di dunia yang kondisinya tidak layak bagi kehidupan mereka.

Nama "Human Earth" awalnya dipilih memang karena keperdulian pada planet kita yang tercinta ini. Juga bahwa bumi adalah planet yang sangat spesial dari tinjauan spiritual sekalipun.

Kita harus mendidik anak-anak kita untuk mempelajari teknologi yang ramah lingkungan untuk masa depannya. Kenalkan Solar Energy! Kenalkan teknologi pertanian yang baru!

Semua teknologi berbasis Fossil Fuel (Minyak bumi) tidak baik dan harus ditinggalkan. Sampaikan pesan ini pada anak-anakmu!

Satu pemahaman keliru, "Air adalah sumber daya alam yang terbarukan secara alamiah." -- ini harus ditinggalkan! Air yang sudah digunakan tidak dapat langsung diminum kan? Air cucian mobil yang dibuang ke selokan tidak bisa langsung diminum kan? Harus ada proses. Proses itu tidak sederhana. Proses ini memerlukan teknologi. Teknologi itu digerakkan oleh energi apa? Fossil Fuel!

Satu generasi setelah kita (anak-anak kita) adalah mereka yang sudah harus memiliki pola pikir baru. Jangan ajak mereka kepada kebiasaan kita, para orang-tuanya ini yang pengecut untuk berubah. Yang tidak berani berkata "NO PLASTIC!" Yang pengecut untuk berkata "NO DEFORESTATION!" Yang pengecut untuk berkata "NO MORE FOSSIL FUEL!" Yang pengecut untuk menolak industri mobil berbahan bakar minyak! Yang pengecut dan selalu banyak alasan untuk belajar. Yang sangat bodoh yang masih berpikir bahwa uang dapat membeli keselamatan dan penghidupan layak.

Learn! Change! Share! Now!

Be a True HUMAN EARTH!
http://human-earth.blogspot.co.id/2012/02/what-is-human-earth.html









Diary 33:

There is Only One Wish to Ask
Hanya Ada Satu Permohonan


Dua malam lalu saya berbincang dengan guru saya mengenai manifestasi. Bagaimana bermanifestasi yang benar?

Ah, pertanyaan bodoh! Mengapa kok sekarang malah menanyakan hal itu?

"Ada apa bertanya begitu?" Tanyanya pada saya (tuh kan... )

Tapi sepertinya dia tahu mengapa saya bertanya begitu. Karena setiap orang yang bergerak pada jalan spiritual sesekali menemukan sebuah persimpangan. Sebelumnya ia tidak pernah ragu apakah harus ke kanan atau ke kiri. Tapi terkadang ada persimpangan-persimpangan yang membuatnya termenung. Tidak biasanya ia memerlukan waktu lama untuk memilih langkah berikutnya.

Lalu ia menengok ke atas, dan bertanya hal yang konyol itu, "Teman, sebaiknya saya ke kiri atau ke kanan ya?"

Si teman hanya cengar-cengir saja kepadanya. Dan mungkin tertawa dalam hati... :-)
(Biar ceritanya seru lah...)

Seperti yang selalu saya tulis, menerima Tuhan apa adanya adalah menerima baik dan buruk tanpa pilih-pilih, karena keduanya berasal dari-Nya. Dan setiap kejadian pasti ada rangkaian kejadian lain yang akan tersusun lengkap. Kita akan tahu setelah semua kejadian itu terungkap. Maka Terimalah Tuhan apa adanya. Just enjoy the ride.

So, di hidup ini ada hitam dan ada putih. Menerima keduanya bukan berarti kita memilih menjadi "abu-abu"! Camkan ini baik-baik. Hanya ada hitam dan putih. Abu-abu adalah ilusi yang kita ciptakan dengan dalih 'keseimbangan'.

Inilah sebabnya terkadang kita berhenti di persimpangan dan butuh bantuan Guru untuk 'mengingatkan' kita kembali akan esensi Tuhan yang alamiah.

Harapan, doa, cita-cinta adalah bentuk manifestasi kita. Entah itu di sisi hitam maupun di sisi putih. TAPI tetap tidak bisa abu-abu. Lalu saya berkata, murnikan keduanya. OK, done. Lalu tetap timbul keraguan lanjutan... Jadi manifestasi saya harus bagaimana?

Hanya ada satu doamu, yaitu Apa pun yang "SESUAI" bagimu.
Bentuk dan cara tidak relevan.

Saat di persimpangan, harapanmu adalah yang sesuai untukmu, itulah arah yang kau tempuh. Apa pun yang kau temui di sudut sana adalah yang sesuai untukmu.

Lalu bagaimana dengan yang tidak sesuai? Ya tidak perlu dilakukan. Bukan salah, tapi tidak perlu. Kalau mau dilakukan ya silakan. Nanti kita akan tahu sendiri pada akhirnya bahwa 'itu' tidak sesuai. Dan ini berlaku di semua bentuk rupa-rupa kejadian di kehidupan kita masing-masing.

Ah! Terima kasih wahai Sahabat, Teman, Saudara, Guruku. Aku sudah tidak perlu termenung terlalu lama di pesimpangan ini...

Yuk lanjut...!

Eits... tunggu dulu...
Darimana kita tahu bahwa sesuatu itu sesuai?

Just trust your heart.
You'll know what I am talking about, sooner or later.

Dan seperti apa manifestasinya?

Just Feel Peace.

Terima Tuhan apa adanya, bersyukurlah, berbahagialah.

Damai, damai, damai...








Diary 34:

The Hornbill's Message
Pesan dari Burung Enggang


Burung Enggang atau Hornbill adalah burung yang unik dan termasuk hewan langka yang dilindungi.

Ketika dewasa, dua ekor burung Enggang, jantan dan betina, kawin. Betinanya hanya bertelur satu butir saja. Telur itu diletakkan di batang utama pohon, yang bercabang.

Dengan menggunakan kotorannya sendiri, induk betina membangun sarang yang menutupi cabang pohon itu sehingga tertutup semuanya dengan telur di dalam. Hanya celah sempit dibiarkan terbuka yang hanya paruhnya saja yang bisa memasukinya. 

Kotoran burung Enggang betina itu mengeras dan wujudnya menyerupai batang pohon. Tidak ada hewan predator yang mampu masuk. Beginilah cara burung Enggang melindungi telur dan anak mereka.

Setelah telur menetas, kedua induk hanya dapat mengintip dari luar memperhatikan anaknya yang terkurung di dalam.

Setiap hari kedua induk membawakan makanan untuk si anak menggunakan paruh mereka melewati celah sempit itu. Secara instinct, si anak tahu bagaimana mengambil makanan dari paruh sang induk.

Berminggu-munggu kemudian anak burung tumbuh besar, dan siap keluar dari sarangnya. Ia pun merusak sarang dengan paruhnya yang kuat. Menyelinap ke luar. Inilah pertama kalinya ia melihat dunia luar.

Pohon itu sangat tinggi. Si anak burung mungkin ragu pada awalnya. Tetapi ia melihat kedua induknya terbang dari satu dahan ke dahan lain. Ia pun melompat ke luar... dan...

Jatuh!
Si anak baru pertama kali itu melakukan sesuatu yang terpenting dalam fitrah hidupnya sebagai seekor burung, yaitu mengembangkan sayapnya.
Ia masih lemah dan ia pun terjatuh.

Tidak ada satu pun anak burung Enggang yang langsung dapat terbang pertama kali keluar dari sarangnya.

Terhampas ke tanah, kesakitan, sempoyongan, gontai.... Merangkak tertatih-tatih... 

Predator mendengar suara berisik dari kejauhan dan mulai mencari tahu apa yang terjadi. Ada mangsa!

Kemudian si anak Enggang berlari sekuat tenaga dan mengembangkan sayapnya lagi.
Kali ini ia kepakkan sayapnya sekuat tenaga... dan...

Ia terbang!
Cukup untuk membawanya ke dahan terendah di hadapnnya. Ia melompat lagi dan hinggap di dahan yang lebih jauh dan lebih tinggi...

Predator sudah tiba di lokasi dan bersiap menerkam burung Enggang muda yang lezat itu.

Lalu lagi ia melompat dan mengepakkan sayap... lagi... lagi...
Ia pun bisa terbang jauh!

Di dahan terakhir itu ia jumpai kedua induknya yang sedari tadi menunggu.
Hebat kau Enggang kecil!
Kau telah berhasil!

---------------

Tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil.
Tidak ada yang mendorongmu selain dirimu sendiri.

Your heart is your guide.
Trust your heart and do it!
This is the beginning of a journey, an adventure; Your Life!








Diary 35:

The Story Teller
Sang Pencerita


Diambil dari film "Life of Pi".
Pi: "Saya sudah menceritakan dua versi cerita padamu. Keduanya tidak menjelaskan mengapa kapal tenggelam. Tapi keduanya menceritakan keluarga saya yang hilang, dan saya menderita. Kedua cerita ini pun tidak ada yang bisa membuktikan kebenarannya."
Writer: "Betul."
Pi: "Cerita mana yang akan kau pilih?"
Writer: [Termenung lama, kemudian menjawab] "Yang pertama, cerita yang ada harimaunya. Karena cerita itu lebih baik."
Pi: [Tersenyum puas] "Terima kasih.... Begitu pulalah dengan Tuhan."
Writer: [Tersenyum haru membenarkan perkataan Pi.]

---------------

Jika kalian sudah menyaksikan film yang sangat luar biasa ini "Life of Pi", banyak pesan yang sangat dalam yang anda bisa ambil. Bagi saya, klimaksnya adalah pada dialog di atas.

Di ranah tingkat kesadaran tertinggi, di ranah Tuhan. Tuhan sudah memiliki Grand Design mengenai semua kejadian di alam ini. Grand Design itu berisikan pola-pola yang siap terjadi kapan saja. Pola-pola itu adalah Attractor. Semuanya sudah ada.

Sebuh pola atau attractor bisa singkat, bisa panjang. Ini artinya, setiap pola adalah sebuah kisah. Dan bila satu pola terjadi pada seorang manusia, saya misalnya, maka pola itu akan menjadi kisah hidup saya. Saya hanya perlu memulainya saja.

Saya tidak mengetahui pola tersebut. Hanya Tuhan yang tahu. Ketika saya memulai sebuah pola, A, maka rangkaian kejadian B, C, D, dst akan terjadi pada saya secara linear. Saya tidak tahu apakah B itu atau C itu. Dan sampai dimana akhirnya. Hanya Tuhan yang tahu.

Di dalam setiap kejadian, misal A, terdapat sub-sub kejadian yang dapat mempengaruhi bagaimana kita menerima kejadian B selanjutnya. Sejauh ini, dengan pembelajaran / pengetahuan / pemahaman dan kontemplasi, saya hanya bisa berusaha menjadi orang yang sesadar mungkin akan sub-sub pola tersebut sehingga apa yang saya lakukan dapat saya pahami hikmahnya dan menjadi yang sesuai untuk saya.

"Sesuai" inilah harapan terbaik untuk apa pun yang kita jalani dalam kehidupan (Diary 33).

Dengan dua hal penting ini; Pengetahuan dan Kesadaran, akan menjadikan kita lebih bijak menerima pola yang terjadi. Semuanya baik dan sesuai. Dan Apa pun pola atau kisah kehidupan yang sedang terjadi pada kita, adalah kisah yang baik dan sesuai untuk kita. Walaupun menyakitkannya kisah itu.

Walaupun harus kehilangan Ayah, Ibu, dan saudara kandung. Walaupun harus kehilangan rumah, dan segala-galanya. Walaupun harus berada pada kondisi hidup atau mati. Namun ada suatu titik dimana sebentuk kesadaran tertinggi yang mengakui Tuhan dalam segala bentuk, termasuk penderitaan itu sendiri, termasuk mara-nya sendiri. Bila manusia sudah mampu menerima Tuhan apa adanya, maka tidak ada keraguan akan hidup ini. Apa pun kondisinya. Hanya ada rasa syukur dan bahagia atas apa pun yang terjadi.

---------------

Pi: [Dalam keadaan sekarat dan sudah tidak ada satu pun lagi yang dapat ia lakukan, sambil memeluk musuh terbesarnya, sang harimau yang juga sekarat tak berdaya] "Tuhan, terima kasih atas kehidupan yang sudah kau berikan padaku. Sekarang aku sudah siap (untuk mati)."

---------------

Inilah taubah terbesar dalam hidup manusia. Di sana adalah titik pencerahan yang membuka indera tersembunyi yang selama ini belum pernah terbuka. Sampai akhirnya terdedahkanlah seluruh pola kejadian itu. Dia selalu ada bersamamu.

Tuhan adalah Sang Pencerita. Dia-lah The Story Teller. Dia sedang menceritakan kisah hidup kita masing-masing yang unik satu sama lain. Dan sudah pasti kisah itu adalah kisah yang baik dan sesuai untuk kita.

Dia tidak hanya Sang Pencerita, tetapi juga mengalami kisah ini bersama kita. Dia ada bersama kita. Selalu ada dari waktu ke waktu. KehendakNya adalah yang baik dan sesuai.

Pola itu adalah pola yang baik.
Inilah kisah hidup kita yang baik.
Biarkan Tuhan menceritakannya sampai tuntas.
Dan jalanilah hidup ini bersama Dia. 
Jalanilah setiap langkah dengan syukur dan bahagia bersama-Nya.








---------------
Erianto Rachman

Tidak ada komentar: