Senin, 30 Mei 2016

The Monument of Krishna

The Monument of Divinity




Edisi 1.5


Ibu Pertiwi (Mother Earth) merasa kecewa atas kerusakan di muka bumi, la meminta bantuan kepada Dewa Vishnu. Ibu Pertiwi mewujud sebagai seekor sapi dan menghadap Dewa Vishnu, bersimpuh di hadapannya dan menyampaikan keluhannya.
"O Lord Vishnu, hatiku sedih menyaksikan perusakan, korupsi, maksiat atasku. Peliharalah aku dari kekacauan ini."
Dewa Vishnu mendengarkan kisah Ibu Pertiwi dengan seksama, dan menerima permintaannya.
"O bumi, aku terima permintaanmu, aku akan turun ke bumi untuk membantumu!"
Demikianlah kisah pertemuan dan percakapan Ibu Pertiwi dan Dewa Vishnu. Vishnu turun ke bumi, menitis sebagai Krishna

Vishnu adalah salah satu dari dewa Trimurti. Trimurti (tiga bentuk) adalah personifikasi dari tiga fungsi fundamental kosmos, yaitu penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran atau perubahan. Pencipta diwujudkan ke dalam dewa Brahma, pemelihara adalah dewa Vishnu, dan penghancur atau perubah adalah dewa ShivaTrimurti adalah fungsi fundamental kosmos yang terjadi secara berkala (siklus), dan kekal adanya. Trimurti adalah bentuk energi pola dasar (Archetypal Energies) sejak terciptanya seluruh alam ini.

Saya telah beberapa kali menyinggung mengenai energi pola dasar di beberapa tulisan saya sebelum ini. Sejak awal diciptakannya alam, kualitas Tuhan terproyeksikan ke dalam ciptaa-Nya. Dimulai dari terbaginya Zat yang Maha Tunggal (Atum Ra) menjadi dual - pengkutuban cahaya - Shu dan Tefnut. Tuhan membuat rancangan konstruksi agungnya - bagaikan pelukis menorehkan cat pada kanvas, yang kemudian hidup. Inilah pondasi dari seluruh alam semesta. Inilah energi pola dasar pertama-Nya.

Di atasnya tersalin pengetahuan-Nya yang Maha, Akasha - hukum Tuhan, hukum seluruh perilaku alam. Pengetahuan dan rancangan Tuhan ini kemudian termanifest menjadi materi dan energi yang membentuk alam semesta. Tuhan melakukan penciptaan, Ia pun memelihara, dan kemudian Ia pun menghancurkan atau merubahnya. Tiga primordial energi pola dasar pun terwujud, hidup dan melakukan fungsi kosmosnya masing-masing; Brahma, Vishnu, dan Shiva.

Dari ketiga wujud entitas dewa tersebut turunlah dari mereka semua sifat-sifat lainnya. Mereka juga dewa-dewi - energi pola dasar - yang kita temukan di alam ini dan yang terpatri di dalam semua konstruksi dasar makhluk hidup. Jumlahnya puluh-ribuan. Semuanya nyata dan hidup.

Kisah turunnya Dewa Vishnu sebagai Krishna adalah simbol hadirnya Tuhan Yang Maha Esa di antara makhluk bumi. Ada ribuan dewa - ribuan sifat, tetapi Krishna adalah yang paling populer. Karena Vishnu adalah Sang Pemelihara alam, ia menitis sebagai Krishna dan membawa sifat-sifat agung dan mulia demi terjaganya alam ini melalui manusia-manusia penghuninya. Dialah pembawa cinta-kasih, perdamaian, ketentraman, kebahagiaan. Dan seperti halnya Thoth dengan Poimandres (Baca: "The Magician" Part 1, 2, 3), Krishna pun berbekal akses langsung kepada Akasha - sumber pengetahuan illahi (yang sekarang sering kita dengar dengan istilah The Akashic Records).

Krishna adalah Thoth, Buddha, Zoroaster, Yesus/Isa, Muhammad dan lainnya. Semua tokoh-tokoh tersebut memiliki keistimewaan khusus, yaitu simbol dari wujudnya Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi. 

Hindu adalah ajaran tertua di muka Bumi. Jika harus ada yang lebih tua dari Hindu, maka Mesir-kuno atau Suf adalah kandidat satu-satunya. Ajaran ini memiliki konsep Ketuhanan yang "nyata". Ajaran ini eksis di masa yang paling dekat dengan momen penciptaan, di zaman emas, dimana semua energi-energi pola dasar tampak begitu nyata. Kemudian seiring waktu dan siklus alamiah, kedekatan itu semakin menjauh. Ada jarak antara manusia dan Tuhan. Jarak itu semakin jauh dan semakin kabur. Kemuliaan dan kesadaran manusia turun ke tingkat yang paling rendah.
"We have certainly created man in the best of stature. Then We return him to the lowest of the low."
(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.)
Quran: 95: 4-5

Manusia dengan ego yang tinggi telah berbuat semaunya di muka bumi. Populasi tak terkendali, konflik, penjajahan, perang, korupsi, kemaksiatan, penganiayaan, eksploitasi sumber daya alam berlebihan, pencemaran, perusakan lingkungan, dan lain sebagainya. Tindakan seperti apa yang mampu menahan keruntuhan moral itu? Hampir tidak ada. Semakin meledak jumlah populasi, semakin sulit mengatur atau mengajak manusia ke kondisi yang lebih baik. Tidak ada kekuatan sebuah negara yang dapat dihandalkan untuk memimpin negara-negara yang lain menuju kebaikan, karena tidak ada satu pun negara-negara di dunia yang tidak tercemar oleh ego manusianya sendiri. Kita sudah terpuruk. Agama terakhir yang diturunkan - yang kononnya sebagai agama pamungkas dan penyelamat -pun sudah diselewengkan dan diadu-domba. Bukan karena ajarannya, bukan karena Tuhannya, melainkan karena manusianya.
Percakapan pada hari Minggu, 22 Mei 2016.
Saya sedang berkunjung ke sebuah panti asuhan di daerah Tangerang Selatan, dekat rumah saya. Saya menemui sang pemimpin yayasan. Ia adalah juga seorang pemuka masyarakat. Yayasan yang dipimpinnya sedang membangun sebuah masjid hasil dari swadaya dan sumbangan masyarakat sekitar. Ia bertanya kepada saya, "Mas Erianto, saran apa kira-kira yang bisa anda berikan kepada saya mengenai masjid ini nanti?" 
Saya menjawab, "Pilihlah khotib yang baik, utamakan penyebaran cinta dan kasih Tuhan, bukan kebencian. Jadikanlah tempat ini sebagai tempat pembersihan diri dari hati yang kotor sehingaa siapa pun yang pulang dari sini akan merasa ringan dan syahdu hatinya. Dan yang terpenting, hadirkan Tuhan di sini." 
---------------
Di belahan bumi lainnya, dari seorang sahabat, saya menerima kabar bahwa ia dan kelompoknya berencana untuk memulai sebuah organisasi yang bertujuan untuk menghimpun masyarakat untuk tujuan sosial. Mereka melandasi organisasi mereka pada kebaikan energi alam semesta, untuk bergerak menyebarkan / membagikan cinta kasih Tuhan kepada sesama manusia. Saya sangat terkesima dengan kisah ini dan memberikan semangat kepadanya untuk mewujudkan niat mulia ini. Mereka menggunakan sebentuk kualitas Tuhan ke dalam organisasinya. Ini sama dengan menghadirkan Tuhan di antara manusia.

Dari dua peristiwa percakapan di atas yang terpisah ruang dan waktu kejadiannya, menimbulkan ide kepada saya untuk dituangkan ke dalam tulisan ini. Keduanya adalah bisikan untuk saya mengenai satu pesan yang sangt penting; Menghadirkan Tuhan di antara Manusia

Vishnu - Sang Tuhan, khususnya dalam hal ini sebagai Dewa Pemelihara - sangat pantas untuk dihadirkan di muka bumi. Namun Ia tidak hadir secara fisik, ia mewujud ke dalam manusia. Kewujudan tersebut di dalam ajaran Hindu adalah Krishna. Dan sudah ada ratusan-ribu reinkarnasi dari Krishna di bumi ini dari masa ke masa, dari zaman ke zaman.

Kisah ini mendasari sebuah simbol penting, bahwa solusi terbaik untuk mengatasi masalah di bumi adalah dengan mendatangkan Tuhan di bumi. Dan yang perlu diingat sebagai kata-kuncinya adalah; Tuhan datang melalui wujud manusia. Pertanyaannya; siapakah manusia-manusia itu?
Atau mungkin perlu pula ditanyakan; Bagaimana memanggil Tuhan?


---------------
Sabtu, 29 Mei 2016, saya kedatangan seorang sahabat dari India. Dia adalah seorang Master Reiki. Ia bertanya kepada saya, 
"Saya melakukan healing kepada orang-orang tetapi tidak ada yang berhasil, mengapa?
Saya bertanya, "Apakah kau mengetahui apa yang diderita oleh pasienmu?" 
"Ya", jawabnya. 
Saya bertanya lagi, "Lalu apa pandanganmu terhadap penyakitya?"
Ia menjawab dengan sigap, "Adalah sesuatu yang harus disembuhkan." 
Saya melanjutkan, "Mengapa sesuatu itu adalah sakit dan mengapa kau ingin menghilangkan sakit itu? Bukankah Semua berasal dari Tuhan juga?" 
"Seperti halnya kau mengakui adanya Shiva - Sang Penghancur. Bagimu 'hancur' bermakna negatif, lawan makna dari 'cipta'. Pemahaman inilah yang memisahkan dirimu dengan Tuhan. Shiva bukanlah wujud negatif. Dia adalah sifat Tuhan. Kedudukannya sama dengan Brahma dan Vishnu. Maka kau harus menerima kedua kutub sebagai satu kesatuan. Di antara keduanya ada Vishnu. Setelah kau akui keberadaan keduanya, lalu kau bertindak sebagai Vishnu yang berada di tengah. Sebagai Pemelihara. Kau tidak berniat menyembuhkan penyakit, namun kau cukup menyelaraskan keduanya dengan menyampaikan cinta-kasih Tuhan. Tidak ada sehat tidak ada sakit. Yang ada hanya Tuhan. Tidak ada positif maupun negatif. Yang ada hanya Tuhan.
"Dan cinta-kasih yang saya bicarakan bukanlah lawan dari benci. Tidak ada kata dari bahasa manapun di bumi ini yang paling pas menyebutkan keagungan rasa itu. Ini adalah rasa yang kau capai bila kau benar-benar mengakui ke-Esa-an Tuhan, bila kau sudah mencapai sebentuk kesadaran yang tunggal; yaitu Kesadaran Tuhan. Saya menggunakan kata 'cinta' saja. Namun inilah cinta yang bukan lawan dari benci. Melainkan cinta yan singular, tunggal. Hanya itu yang perlu kau rasakan dan kau bagikan kepada orang lain."
---------------
Di waktu yang lain, jauh sebelum peristiwa perbincangan di atas, saya pun berkomunikasi dengan seorang Reiki Practitioner. Berlawanan dengan kisah di atas, tokoh yang ini sangat berhasil dalam melakukan penyembuhan. Tidak ada kasus yang tidak dapat ditanganinya, bahkan kasus terbesar sekalipun. Saya bertanya kepadanya, apa yang ia rasakan saat melakukan terapi penyembuhan itu. Jawabannya sungguh menakjubkan. "Total Surender (Pasrah total) kepada Tuhan." Dan begitu pula dengan pasien yang ditanganinya, ia mengajak mereka untuk pasrah total dan tidak merasakan penyakitnya. Keduanya menerima Tuhan apa adanya. Keduanya menghadirkan Tuhan di diri mereka.

---------------

Umat Hindu mendirikan kuil khusus untuk Krishna. Mereka memuja Krishna agar senantiasa hadir bersama mereka. Kondisi ini juga merupakan simbol penting. Lagi-lagi saya mengajak anda untuk memahami pesan dibalik pesan, simbol dibalik simbol. Ada banyak simbol di sekitar kita. Di negara kita, di tanah luhur nusantara ini pun banyak ditemukan simbol-simbol yang sejatinya adalah pesan suci dari para leluhur untuk kita.

Buddha adalah contoh tokoh yang telah bertemu Tuhan dan sadar akan hubungan penting antara manusia dan Tuhan. Dialah wujud Tuhan di bumi untuk menyebarkan pesan-pesan cinta dan kasih-Nya.

Yesus / Nabi Isa AS, juga adalah bukti nyata dari kehadiran Tuhan di antara manusia. Ia membawa kualitas cinta dan kasih Tuhan yang tunggal, mengorbankan dirinya - mewakili penyucian umat manusia atas kesombongan mereka.

Sang Rosul, Muhammad SAW, mengajarkan yang baik dan yang benar, meminta umat untuk menjauhi yang buruh dan yang salah, serta mengajarkan kepasrahan total dan taubah sebagai jalan menuju surga.

Namun manusia terus terpuruk. Apakah mereka gagal menjalankan titah Tuhan yang diemban mereka? Dan mengapa tidak ada utusan Tuhan lagi yang dihadirkan di antara kita? Apakah Vishnu telah memutus janjinya kepada Ibu Pertiwi untuk selalu menitis di muka bumi sebagai Krishna?

---------------
Sebuah analogi;
Bayangkan bumi ini yang meyimpan begitu banyak kandungan bebatuan berharga dan mineral-mineralnya. Kecerdasan manusia kemudian berhasil membuka lapis demi lapis kerak (crush) bumi yang terdiri dari tanah dan bebatuan keras ini, terus ke dalam menerobos mantle yang lebih keras lagi, sehingga memerlukan intan - batu terkeras di planet ini - untuk menembusnya, hingga menemukan kandungannya yang berharga. Kandungan berharga itu; minyak, gas, intan, emas, perak, dan lainnya dibawa ke permukaan, diproses dan dibentuk menjadi benda-benda berharga dan berguna bagi manusia.

Begitu pulalah hati manusia yang tertutup kuat lapisan-lapisan ego dan kemelekatan. Bila ego mampu ditembus - bila ego sudah tunduk kepada kebenaran hakiki, maka akan terkuak rahasia hati yang terdalam. Di situlah Tuhan bersemayam. Terdapat sebentuk cahaya illahi yang ada di dalam diri manusia - yang ada sejak terciptanya - cahaya tersebut bersinar ke luar dari tubuh ini dan termanifest ke alam. Cahaya tersebut adalah cahaya Tuhan yang manunggal, singular, satu. Cahaya itu dirasakan sebagai cinta yang tunggal, bukan lawan dari benci. Cahaya inilah yang langsung dapat selaras / menyatu dengan cahaya yang juga sudah ada di alam semesta ini. Melebur menjadi satu. Sebuah Penyatuan illahi.

Kau merasakan kehadiran Tuhan. Momen ini adalah momen kehadiran Tuhan secara nyata di bumi. Dia sudah ada, hanya saja kau perlu menyatakannya. Kau harus mengakuinya. Kau harus menyadarinya. Inilah Kesadaran illahi, Kesadaran Tuhan, Christ consciousness, Krishna's consciousness.

Lalu kau manifestasikan cahaya tersebut menjadi sebentuk rasa yang kau gunakan untuk menyebar kebaikan kepada seluruh alam ini. Masing-masing manusia, dirimu, adalah titisan Tuhan. Kau adalah Krishna.


The Holy Gita
Syair-syair suci

Syair-syair Krishna;
"The senses are higher than the body, the mind higher than the senses; above the mind is the intellect, and above the intellect is the Atman. Thus, knowing that which is supreme, let the Atman rule the ego. Use your mighty arms to slay the fierce enemy that is selfish desire."
(Indra kita lebih tinggi dari jasad kita, akal kita lebih tinggi dari indera; Di atas akal ada kecerdasan, dan di atas kecerdasan ada kesadaran. Memahami kesadaran sebagai bentuk tertinggi, biarlah Kesadaran mengendalikan ego. Gunakan kekuatanmu untuk membunuh musuh terkuatmu, yaitu hasrat ego-mu.)

"The offering of wisdom is better than any material offering, for the goal of all work is spiritual wisdom."
 (Kearifan adalah tawaran yang lebih baik daripada benda meteri apa pun, Tujuan dari semua pekerjaan adalah kearifan spiritual.)

"Approach those who have realized the purpose of life and question them with reverence and devotion; they will instruct you in this wisdom."
(Dekatilah mereka yang telah mewujudkan tujuan hidup sesungguhnya di dunia ini, dan bertanyalah kepada mereka dengan segala hormat dan baktimu, mereka akan mengajarkan kepadamu mengenai kearifan ini.)

"The wise do not look for happiness in them. But those who overcome the impulses of lust and anger which arise in the body are made whole and live in joy. They find their joy, their rest, and their light completely within themselves. United with the Lord, they attain nirvana in Brahman."
(Orang yang Arif/bijak tidak mencari kesenangan di dalam diri mereka. Tetapi mereka adalah yang telah mengatasi dorongan-dorongan nafsu dan kemarahan yang muncul di dalam diri mereka, dan mereka hidup dalam kebahagiaan. Mereka menemukan kebahagiaan, ketenangan, dan cahaya mereka seutuhnya di dalam diri mereka. Bersatu dengan Tuhan, mereka mencapai Nirvana di dalam Tuhan.)

"The supreme Reality stands revealed in the consciousness of those who have conquered themselves. They live in peace, alike in cold and heat, pleasure and pain, praise and blame."
(Realita yang hakiki berada di dalam kesadaran mereka yang telah menaklukkan diri mereka sendiri. Mereka hidup dalam damai, sekalipun itu di dalam kedingingan dan kepanasan, kesenangan dan kesakitan, pujian dan tuduhan.) 

"With all fears dissolved in the peace of the Self and all actions dedicated to Brahman, controlling the mind and fixing it on me, sit in meditation with me as your only goal.
When a person responds to the joys and sorrows of others as if they were his own, he has attained the highest state of spiritual union."
(Dengan telah hilangnya semua rasa takut di dalam kedamaian Sang Aku, maka semua tindakanmu ditujukan hanya untuk Tuhan, yang mengendalikan akalmu untuk duduk di dalam meditasi bersamaku sebagai tujuanmu satu-satunya. Saat seseorang bereaksi terhadap kebahagiaan dan kesedihan orang lain bagaikan kebahagiaan dan kesedihannya sendiri, maka dia telah mencapai tingkat tertinggi dari Penyatuan spiritual.) 

"No one who does good work will ever come to a bad end, either here or in the world to come."
(Tidak ada seorang pun yang mengerjakan kebaikan akan berakhir dengan keburukan, baik itu di sini atau pun di kehidupan selanjutnya.)

 ~ Bhagavad Gita ~

---------------


The Beautiful Fellowship
Perkumpulan yang elok

Muhammad SAW tidak menginginkan dirinya disimbolkan ke dalam wujud apa pun melainkan diabadikan di dalam diri masing-masing. Inilah pesan utama dari beliau. Dia adalah wujud Tuhan yang hadir di antara manusia, maka begitu pula lah kita semua seharusnya mengambil intisari darinya - yang juga menghadirkan Tuhan di dalam diri kita.

Sudah sering saya singgung, bahwa untuk memahami kebenaran yang hakiki adalah memahami Tuhan sebagai satu kesatuan. Tuhan itu SATU, dan tidak ada apa pun selain Tuhan. Maka seluruh alam ini adalah Tuhan. Seluruh alam ini eksis di Tuhan. Saya tidak mampu mengucapkannya dengan baik, saya berharap anda bisa merenungkannya dan memahaminya sendiri. 

Dengan demikian setiap makhluk adalah illahi. Every being is divine. Tidak ada satu alasan pun untuk merendahkan satu sama lain. Karena semuanya sama. Dengan demikian pula maka Tuhan bekerja melalui manusia. Manusia memiliki semua kualitas Tuhan di dalam diri masing-masing. Perjalanan spiritual akan membuka hati manusia untuk menemukan, mengakui dan bersaksi keberadaan Tuhan yang Maha Esa, di dalam hati dan di seluruh alam. Inilah peristiwa penyatuan spiritual yang disabdakan oleh Lord Krishna, sebagai pencapaian tertinggi perjalanan spiritual manusia.

Seperti tiga puluh ekor burung yang bertemu sang Simorgh - yaitu diri mereka sendiri, setelah menempuh perjalanan panjang yang sangat sulit - menaklukan tujuh lapis ego melalui tujuh taubah.
(Baca: "A Sufi's Testimony: The Conference of the Birds")

Mereka yang menyadari akan hal ini, seperti ketiga-puluh burung itu, merupakan sekumpulan kawanan spiritual yang memahami rasa manunggal yang hakiki, cinta Tuhan. Mereka memiliki kesadaran illahi. Tidak ada sikap lain selain mengasihi sesamanya. Menyikapi alam ini, hidup ini dengan kelapangan hati seluas alam semesta. Mereka bekerja bersama Tuhan. Kesadaran ini berlipat-ganda dengan semakin banyak yang bergabung. Perkumpulan ini bukan organisasi seperti pada organisasi yang kita temui di masyarakat pada umumnya. Ini adalah organisasi illahiah. Satu-satunya panggilan untuk bergabung adalah pangilan dari Tuhan, dan satu-satunya pekerjaan yang dituntut adalah bekerja bersama Tuhan. Sebagai The Healer, The Preserver, yang memberikan manfaat kepada sesama manusia, sesama makhluk Tuhan dan seluruh alam.

Mengapa tidak ada lagi nabi di bumi? Karena kau sudah tahu tugasmu!
Vishnu reincarnates as You!
You are Lord Krishna!

Manusia adalah sebuah kuil tempat Tuhan bersemayam. Kitalah kuil yang selalu kita nantikan kehadiran Tuhan di dalamnya. Kitalah yang akan membenahi bumi ini, dan menyelamatkan manusia dari kehancuran moral. Kitalah jawaban atas panggilan Ibu Pertiwi. Jika kau dengarkan baik-baik, sang Ibu sedang menangis menantikan jawaban kita.

Jika kau mencapai kesadaran ini, maka nyatakanlah, akuilah, dan bersaksilah!
Berkumpullah dan dirikanlah monumen kesadaran illahi ini.

Lalu manifestasikan kualitas Tuhan yang penuh cinta itu - Pengasih dan Penyayang - ke luar dari kuilmu, ke seluruh alam. Temui kerabat dan teman-teman seperjalananmu, dan berbuatlah!

Dedikasikan monumen itu sebagai mercusuar yang cahayanya memandu jiwa-jiwa yang bingung dan gelap. Biarkan mereka merasakan secara perlahan secercah cahaya panggilan illahi di dalam diri mereka masing-masing.

Hadirkan Tuhan di sini. Jadilah Sang Penyembuh.
Jadilah sang Penyampai Pesan, bagikan ini ke semua.


Declare, manifest, create, dedicate, share!



OM  Shanti  Shanti  Shanti

---------------
ER


Di depan patung Lord Krishna.
New Moon festival.
4 Juni 2016
Lord Shiva's Temple, Jakarta.

4 komentar:

dwajikak mengatakan...

Yth. ER.
Luar biasa.
Saya sangat mengagumi tulisan-tulisan anda. Kebetulan saja saya penganut Hindu. Justru karena itu setelah membaca beberapa pustaka Hindu, kemudian juga sidikit mencari tentang perkembangan sain modern, saya terperangah. Ada sesuatu yang bergejolak minta diungkap dalam hati saya. Saya mencoba menyiapkan beberapa bahan tulisan dan mencoba menulis, tapi "sumpah mampus" sampai saat ini belum bisa terwujud. Tidak pernah saya temukan kalimat yang pas untuk itu. Lalu kebetulan ketika berselancar nama dan artikel anda muncul. Waowww. Sebagian besar kegundahan saya terjawab. Sebagai orang Hindu saya harus jujur mengatakan bahwa "saya merasa mendapat pencerahan dari Anda". Untuk itu saya haturkan terimakasih dan semoga anda terus menjadi manusia tercerahkan. Namaste

Raka Hudyana
ps. mhn ijin dishare keteman-teman segolongan.tks

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih telah sudi membaca tulisan saya.
Saya sangat bersyukur tulisan saya bermanfaat.
Silakan di share.
Namaste.

dwajikak mengatakan...

ER Yth.
Mohon maaf, kembali saya harus mengganggu waktu anda, gara-gara ketertarikan saya terhadap thema tulisan anda.
Ketertarikan saya ini berawal dari sebuah pengalaman yang luar biasa. Penglaman yang merubah seluruh pandangan saya terhadap Tuhan, alam dan manusia. Pengalaman yang sulit saya ungkapkan apalagi berharap dapat dipahami orang lain. Tetapi justru pengalaman itu yang mempermudah saya untuk memahami isi tulisan anda atau sebaliknya tulisan anda yang menuntun saya untuk lebih bisa memahami pengalaman itu. Saya tidak berani mengatakan pengalaman saya akan lebih mengokohkan benang merah yang ada dalam tulisan anda, tapi paling tidak akan menarik bagi "pemikir" seperti anda, atau siapa tahu ada manfaatnya. Untuk itu mohon berkenan bersedia SMS japri (email / WA)ke tlp. 08174713099 agar bisa saya kirim secara pribadi. Saya khawatir kalau lewat jalur publik, mungkin banyak pihak akan kurang berkenan.
Mohon maaf dan terimaksaih
Namaste

Erianto Rachman mengatakan...

Sudah saya SMS ya.
Terima kasih.