Sabtu, 25 September 2010

The Grand Design

Stephen W. Hawking's New Book


Seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya tidak akan menterjemahkan atau membuat synopsis buku ini. Melainkan mengulas serta menyimpulkannya dengan pendapat saya pribadi berdasarkan apa yang saya ketahui. Namun, untuk memulainya saya ingin menyampaikan kesan saya terhadap buku Stephen Hawking yang terbaru ini, 'The Grand Design.' Sebuah buku yang dari judulnya membuat saya menduga bahwa pada kesempatan ini Hawking bermaksud menyampaikan sebuah pesan pamungkas.

Perasaan bercampur antara senang dan khawatir. Senang karena akan ada sesuatu yang fenomenal di dalamnya. Seperti buku pertama Hawking, 'A Brief History of Time' yang sangat populer. Khawatir karena ini akan menjadi pesan terakhir Hawking terhadap dunia. Yah, mungkin saya berlebihan, tapi sejujurnya itulah kesan saya terhadap judul buku terbarunya ini.

Sungguh mengherankan (menurut saya), buku ini hanya memiliki 181 halaman (tidak termasuk glossary dan index). Apa yang akan dipaparkan Hawking hanya dengan 181 halaman? Begitulah yang saya tanyakan kepada diri sendiri ketika mulai membacanya.

Dan jujur saja, hingga membaca 3/4 buku, saya tidak menemukan sesuatu yang baru. Pesan penting Hawking hanya saya temukan di bab terakhir yang diberi judul sama, 'The Grand Design'. Menurut saya, membaca seluruh buku ini seperti membaca sebuah blog. Bagi anda yang belum pernah membaca buku Hawking sebelumnya, saya mengira anda akan kebingungan. Buku ini tidak memaparkan fisika dengan indah dan elegan seperti pada 'A Brief History of Time'. Buku ini melewati bagian-bagian detail dan hanya mengangkat intisari dari suatu bahasan yang menurut saya jika semua bahasan diulas lebih detail, buku ini bisa mencapai setidaknya 600 - 700 halaman.

Seperti yang saya harapkan, jika anda membaca buku Hawking anda mendapati kelakar-kelakarnya yang khas. Komentar-komentarnya yang lucu. Ditambah lagi, buku ini dibumbui dengan karikatur-karikatur jenaka.

Bagi saya yang sudah membaca buku-buku Hawking sebelumnya, ditambah buku-buku lain cukup modern dari penulis-penulis, fisikawan teoretis yang juga terkenal setelah Hawking, saya cukup bisa memahami buku The Grand Design ini. Saya menjadi termotiviasi membagi pemahaman saya kepada pembaca blog saya untuk ikut serta merasakan keasyikan yang saya rasakan terhadap pesan pamungkas Hawking ini. Ok kita mulai.

Saya akan mengangkat beberapa intisari dari buku ini sebelum menambahkannya dengan pendapat saya. Saya harap anda sudah membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya. Bila belum, saya sarankan anda membacanya dulu.

Leonard Mlonidow & Stephen Hawking



Hukum Alam

Saya rasa hampir dalam seluruh buku Hawking mengangkat dan berkali-kali menyinggung serta berusaha memperkuat pemahaman kita terhadap hukum alam. The law of nature, yang sudah 'tentu' dan baku. Inilah inti dari science. Jika hukum alam dapat selalu berubah-ubah dan tidak ada pola yang pasti, maka science tidak ada gunanya sama sekali.

Alam ini diyakini mematuhi hukum alam yang baku. Hukum alam yang pasti dan konsisten dimanapun seorang atau sesosok makhluk berada di alam semesta ini. Hawking kali ini banyak menggunakan kata 'being' sebagai pengganti kata manusia sebagai pengamat, karena kata 'siapapun' berlaku bagi manusia dan makhluk apapun selain manusia. Tidak ada satupun being yang dapat lolos dari aturan baku alam semesta ini.

Mengapa kita harus yakin bahwa hukum alam ini baku? Karena dalam sejarahnya sejak manusia mampu berpikir, manusia telah mengamati bahwa suatu kejadian A akan berakibat B dengan penjelasan logis. Dan itu tidak berubah. Bumi berotasi pada sumbunya, dan berevolusi terhadap matahari, semua itu karena mematuhi hukum alam yang baku. Hitungan matematis yang pasti dan tidak berubah. Intinya, science tidak memberi tempat bagi exception of science, atau miracle atau mukjizat. Walau se-aneh apapun tampak suatu kejadian di alam ini, ada hukum alam di dalamnya. Hukum alam itu ada yang sudah dirumuskan ke dalam teori fisika atau sesuatu masih dikaji.

Hawking pun di dalam bukunya ini berani mengangkat pertanyaan dan mencoba menjawabnya; What is the origin of the laws?; Are there any exceptions to the laws (i.e miracles)?; Is there only one set of possible laws?

Untuk pertanyaan kedua mengenai miracle, sudah dijawab di atas bahwa science tidak ada tempat untuk exception to the laws, atau miracle. Setiap aksi dan reaksi suatu kejadian di alam ini adalah rangkaian dari kejadian yang sangat kecil, yaitu pada tingkat quantum. Proton, electron, bereaksi satu sama lain. Sehingga dalam kejadian apa pun, ada 'hukum' yang dipatuhi. Tidak ada pengecualian.

Walaupun dalam mekanika quantum terdapat beberapa bahavior pada partikel yang sangat aneh, namun keanehan itu konstan adanya di manapun di alam ini. Contoh dari 'keanehan' ini (bukan anomali) adalah dualisme partikel-gelombang. Sebuah partikel bisa dipahami sebagai partikel kesatuan (dibayangkan berbentuk titik), juga sebagai gelombang.

Cara memahaminya adalah dengan percobaan berikut. Tempatkan sebuah senter satu meter dari dinding sehingga bila senter dinyalakan, cahayanya akan jatuh pada dinding. Letakkan sebilah papan diantaranya. Buat sebuah lubang atau celah kecil pada papan. Bila senter dinyalakan, maka cahaya akan lewat celah tersebut menuju dinding.

Sekarang, senter diganti dengan sebuah aparatus yang mampu menembakkan sebuah electron. Kemudian, pada papan dibuat dua buah celah yang berdampingan. Jika sebuah electron ditembakkan, apa yang terjadi?
Apakah anda membayangkan electron akan lewat melalui salah satu celah dan menuju dinding? Cara berpikir yang logis. Namun kejadiannya bukan seperti itu. Electron akan masuk di kedua celah pada papan dan menuju tembok secara bersamaan.
Aneh? ini bukan exception. Ini terjadi karena partikel punya dua sifat, yaitu ia juga bisa sebagai gelombang. Anda bisa membayangkan riak air menuju papan dan masuk ke kedua celah pada papan secara bersamaan.

Untuk menjawab kedua pertanyaan lainnya, Hawking menjawabnya pada bab terakhirnya.


Teori Fisika (Model)

Sebuah teori fisika atau disebut model, dapat diterima dan menjadikannya teori yang kuat apabila ia adalah sebuah teori yang elegant. Maksudnya, tidak berubah dan berlaku di manapun di alam semesta ini. Kemudian teori ini harus tidak mengandung rumusan yang bertentangan atau mengandung unsur penyesuaian di sana-sini. Teori itu juga harus sesuai dengan pengamatan, dan terakhir, ia dapat dengan benar memprediksi suatu kejadian atau pengamatan.

Seperti yang pernah saya singgung di tulisan saya sebelumnya, perjalanan fisika dari mulai Aristotle, Galileo, Newton, Maxwell, Einstein, hingga kini, ilmu fisika telah mengalami lika-liku dan evolusi, sekaligus membangun, memperkaya, dan merubah pemahaman kita mengenai alam semesta. Fisika mencoba menjawab pertanyaan 'bagaimana' dan 'mengapa' alam semesta ini ada.

Why is there something than nothing?
Why do we exist?
Why this particular set of laws and not some others?

Menurut anda di atas bukan termasuk pertanyaan fisika? Apakah anda perlu memanggil seorang pemuka agama, theologian, atau filsuf untuk menjawabnya? Tidak. Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah alasan mengapa orang menggeluti fisika sejak awal. Pertanyaan-pertanyaan di atas bersifat scientific. Dan jawabannya juga scientific.

Sesuai sejarahnya, fisika dimulai dari fisika klasik, penemuan gaya gravitasi oleh Newton. Teori kelembaman dan kekekalan momentum Newton. Newton berhasil menjawab mengapa bumi berevolusi terhadap matahari, mengapa adanya pasang dan surut air laut, dll. Newton menemukan gravitasi.

Maxwell menemukan gaya elektromagnetik. Ia berhasil memadukan gaya listrik dan gaya magnet. Yang kemudian ia pula menemukan hubungan keduanya dengan cahaya. Cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

Fisikawan menemukan adanya "gaya" atau force atau forsa di alam yang tidak tampak oleh mata. Forsa gravitasi dan elektromagnetik. Bagaimana forsa-forsa tak tampak itu bekerja? bagaimana forsa merambat di ruang dan mempengaruhi obyek lainnya? Ketika itu mereka meyakini bahwa ruang dipenuhi oleh partikel bernama ether. Melalui ether inilah forsa merambat dari satu materi ke materi lainnya. Diterimanya ether sebagai bahan pengisi ruang berlangsung ratusan tahun. Kemudian barulah setelah Einstein menerbitkan teori Relativitas Umum-nya, ia berhasil menjelaskan apa itu gravitasi dan mengapa gravitasi mempengaruhi benda-benda alam.

Einstein melihat hubungan gravitasi dan massa benda. Semakin besar massa benda, semakin kuat gravitasinya. Bagaimana massa berkaitan dengan gravitasi? Inilah penemuan pertama Einstein yang paling populer. Ia menemukan bahwa 'ruang' dapat melengkung oleh massa benda. Sehingga gravitasti tidak lain adalah kelengkungan ruang akibat massa benda. Benda-benda lain yang melintas di dekatnya akan terbelokkan arah lintasannya. Termasuk cahaya.

Anda bisa membayangkan sebuah bola bowling diletakkan di tengah-tengah trampolin. Permukaan karet trampolin melengkung karena berat bola bowling. Anda bisa bayangkan inilah yang terjadi di tata surya kita. Matahari adalah bola bowling itu, sedangkan permukaan trampolin adalah ruang. Sekarang anda ambil sebuah bola pingpong. Jika anda gelindingkan bola pingpong itu di permukaan trampolin, maka bola pingpong akan melintas dengan lintasan melengkung mengikuti kelendutan trampolin. Inilah yang terjadi dengan bumi kita yang lintasannya melengkung mengelilingi matahari.

Apa yang terjadi bila secara tiba-tiba matahari lenyap? apakah seketika itu pula bumi akan melintas lurus? Tidak, gravitasi memerlukan waktu 8 menit dari matahari ke bumi sebelum efek menghilangnya matahari dirasakan oleh bumi. Inilah juga waktu yang dibutuhkan oleh cahaya dari matahari mencapai bumi.

Bagaimana dengan waktu? Apakah gravitasi mempengaruhi waktu? Ya.
Ruang yang melengkung, berpengaruh pada waktu. Ini sudah dibuktikan berkali-kali dalam experimen yang menggunakan jam atom. Waktu berjalan lebih lamban di dekat sebuah sumber gravitasi ketimbang jauh darinya. Waktu di dekat matahari lebih lamban daripada di bumi. Ini karena matahari menghasilkan gravitasi lebih besar daripada bumi.

Kalau begitu, waktu tidak absolut? Betul!
Ruang dan waktu menempati posisi yang sama di alam ini. Sejak itu Einstein tidak lagi memisahkan waktu dari ruang 3 dimensi yang dulunya diyakini berdiri sendiri-sendiri. Einstein menyebut 4 dimensi ruang-waktu, atau space-time.

Jika anda cukup jeli memahami kenyataan di atas, tentunya anda akan berkata, jika tidak ada yang absolut di alam semesta ini maka tidak mungkin ada hukum alam yang baku! Bagaimana alam harus mematuhi hukum alam yang baku jika tidak ada satu pun yang absolut di alam ini?

Penjelasan di atas menunjukkan lika-liku perjalanan fisika. Sepertinya bila ditemukan teori baru, mementahkan teori lama dan kita merasa dikembalikan ke titik nol lagi. Barulah ketika Einstein menelurkan teori keduanya mengenai cahaya (relativitas khusus), secercah harapan muncul. Kecepatan cahaya absolut di mana pun di alam semesta ini. Walaupun di dekat sebuah benda masif dan lintasannya berubah, namun kecepatannya sama. Seorang pengamat diam di bumi dengan seorang pengamat bergerak di dalam sebuah pesawat tempur akan setuju dengan kecepatan cahaya yang diukur oleh mereka dari kondisi yang berbeda itu. Dan tidak ada satupun obyek yang dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya.

Cahaya adalah obyek di alam yang absolut!


Pertentangan Fisika Klasik dan Fisika Modern

Dulu orang mengira bahwa dengan memulai penyelidikan dari benda-benda besar seperti bintang dan planet, yang telah dilakukan fisikawan klasik termasuk Einstein, akan sama hasilnya dengan penyelidikan yang dilakukan pada benda-benda kecil seperti atom dan partikel-partikel yang lebih kecil dari atom (Fisika mekanika quantum). Diyakini bahwa hukum alam berlaku di mana saja. Namun tidak demikian yang terjadi.

Fisika quantum mempelajari benda-benda sub-atomic, reaksi antar partikel, peluruhan partikel, dll. Ada dua forsa yang ditemukan di sini; yaitu forsa nuklir kuat, yaitu gaya yang merekatkan proton dan neutron di inti atom; dan forsa nuklir lemah, yaitu gaya yang menyebabkan terjadi peluruhan (radiasi) pada atom.

Di dunia sub-atomic ini, forsa gravitasi tidak dirasakan dan dianggap tidak ada. Persamaan-persamaan matematis pada fisika quantum tidak melibatkan gravitasi. Namun persamaan-persamaan itu berhasil dengan baik menjelaskan perilaku antar partikel. Fisika quantum berhasil digunakan dalam pembuatan bom atom. Ini bukti bahwa teori dalam fisika quantum adalah model yang elegant dan diterima luas.

Ada satu fenomena di alam ini dimana fisika klasik dan quantum saling bertentangan. Yaitu black hole atau lubang hitam. Maaf, saya tidak akan menjelaskan lebih detail mengenai lubang hitam karena telah saya singgung di tulisan-tulisan saya sebelumnya. Untuk menyingkat, maka kita anggap saja anda sudah mengerti apa itu lubang hitam.

Lubang hitam adalah obyek nyata. ia adalah sebuah singularitas. Obyek dengan ukuran sangat kecil namun memiliki gravitasi sangat besar. Kondisi ekstrim bagi kedua kubu; fisika relativitas dan quantum. Di sini menjadi titik penentu apakah fisika mampu menjelaskan mekanika lubang hitam?

Kendala besar yang dialami oleh kedua kubu fisika adalah, Fisika klasik atau relativitas baik dalam menjelaskan perilaku benda-benda besar seperti bintang dan planet kerena gravitasi berperan besar di sini. Namun tidak berhasil untuk menjelaskan benda-benda kecil seperti partikel karena gravitasi tidak berperan di situ. Sedangkan fisika quantum berhasil dalam menjelaskan perilaku benda-benda kecil seperti partikel, namun tidak bisa dibawa untuk menjelaskan perilaku benda-benda besar, fisika quantum tidak mengikutkan gravitasi dalam persamaan matematisnya.

Lubang hitam adalah obyek sangat kecil namun ber-gravitasi sangat besar. Kedua teori fisika di atas runtuh di sini. Keduanya tidak bisa dipakai untuk menjelaskan mekanika lubang hitam. Di sinilah titik pertempuran antara kedua kubu pengusung fisika relativitas dan kubu pengusung fisika quantum.


Penciptaan Alam Semesta

Dulu, orang setuju bahwa alam ini statis, ukurannya tetap. Baru setelah Hubble mengamati bahwa jarak antara galaksi menjauh tiap saat. Orang dikejutkan dengan kenyataan bahwa alam semesta ini mengembang! Ukurannya membesar sepanjang waktu. Kenyataan ini membawa orang untuk berpikir bahwa bila ukurannya mengembang di masa kini, maka di masa lalu pasti ukurannya lebih kecil. Dan bila kita terus menarik waktu ke masa lalu, maka alam semesta dulunya berawal dari suatu kondisi padat yang ekstrim yang disebut singularitas.

Lagi-lagi fisika runtuh di sini. Menjawab bagaimana alam semesta ini terbentuk sangatlah penting. Bila harus ada hukum baku yang meng-govern alam semesta, maka fisika juga harus mampu menjelaskan terbentuknya alam semesta. Kondisi awal alam semesta mirip dengan singularitas pada lubang hitam. Menjawab misteri mekanika lubang hitam adalah juga upaya untuk merumuskan terbentuknya alam semesta.

Singularitas saja tidak cukup untuk menggambarkan terbentuknya alam semesta. Harus ada sebuah ledakan besar yang memicu pembentukan volume alam semesta. Peristiwa ini dinamakan Big Bang. Big bang adalah awal mulanya ruang-waktu. Tidak ada ruang-waktu sebelum big bang. Benarkah demikian? Apakah alam semesta ini ada dari ketiadaan? From nothing to something? and why we have something out of nothing? Jika tidak ada apapun sebelum big bang, maka tidak ada hukum di sana. Teori big bang dipercaya sebagai bukti penciptaan alam oleh Tuhan. Teori ini bertahan cukup kuat selama beberapa dekade.

Seperti sudah disinggung di atas, ada 4 forsa fundamental alam ini, yaitu forsa gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat, dan nuklir lemah. Bila kondisi awal alam semesta adalah sebuah singularitas, maka pada kondisi ini, ke-4 forsa alam tersebut masih menjadi 1 forsa tunggal, dan big bang adalah peristiwa pecahnya forsa tunggal itu menjadi 4 forsa fundamental. Perlu diketahui, forsa gravitasi adalah forsa terlemah diantara ketiga forsa lainnya, namun peranannya di alam semesta ini sangat signifikan.

Tidak hanya itu, singularitas juga berarti 'waktu' kehilangan artinya. Waktu seperti meleleh, hancur dan bergabung dengan 3 dimensi ruang lainnya menjadikan 4 dimensi ruang. Tidak ada waktu di singularitas.


Theory of Everything

Hawking dan fisikawan teoretis lain percaya bahwa harus ada satu set model atau teori fisika yang berlaku di kondisi apa pun di alam semesta ini, termasuk di lubang hitam dan big bang. Kita kesampingkan dulu problema sebelum big bang karena nothingness tidak relevan. Teori penggabungan agung ini disebut-sebut sebagai teori segala hal atau Theory of Everything (TOE) yang akan mampu menjelaskan semua kejadian di alam semesta ini baik makro maupun sub-atomic.
Awal perjalanan menuju teori pamungkas itu adalah dengan merunut kejadian ke masa lalu dimana ke-4 forsa fundamental alam masih menjadi satu. Fisikawan teoretis kemudian mulai menggabungkan forsa-forsa tersebut. Tiga forsa berhasil dirumuskan menjadi satu kesatuan persamaan matematis, yaitu forsa elektromagnetik, nuklir kuat dan nuklir lemah. Yang menjadikannya sebuah cabang / khasanah fisika baru yang disebut Quantum Chromodynamic (QCD). QCD berhasil dalam menjelaskan peristiwa alam, cocok dengan pengamatan, oleh karenanya QCD diterima sebagai model yang baik. Namun sampai di sini hanya satu forsa yaitu gravitasi yang belum bisa digabungkan. Setiap persamaan matematis pada QCD tidak bisa melibatkan gravitasi di dalamnya.


String Theory


Sampai sini saya sangat menyarankan anda untuk telah membaca tulisa saya ini; "Braneworlds".

Ada beberapa fisikawan teoretis yang mencermati dan tertarik pada formulasi khusus di dalam persamaan QCD, khususnya dalam persamaan forsa nuklir kuat. Dengan penuh rasa ingin tahu, mereka menemukan bahwa partikel fundamental memiliki struktur internal. Ini mengindikasikan bahwa pembayangan kita mengenai partikel berupa bola atau titik adalah salah sama sekali. Partikel fundamental harus memiliki struktur internal agar persamaan matematisnya masuk akal. Seperti apa bentuk partikel itu? Yaitu berbentuk tali tanpa ketebalan atau lebar, hanya panjang saja. Inilah tali super kecil ber-dimensi-ruang 1 yang disebut sebagai string. String Theory lahir.

Dan seperti kebanyakan teori-teori sebelumnya, pada awalnya teori string tidak dianggap serius. Karena apa bila kita harus merubah pemahaman kita mengenai bentuk partikel, maka semua persamaan matematis harus dimodifikasi - ini juga membawa konsekuensi dimana alam semesta haruslah berdimensi lebih dari 3 dimensi ruang dan 1 dimensi ruang. Atau kita sebut 4 dimensi ruang-waktu. Alam semesta harus memiliki 10 dimensi ruang-waktu (9 ruang + 1 waktu).

Saya juga tidak akan menyinggung lebih dalam teori string ini karena pernah saya tuliskan sebelumnya. Untuk menyingkat, saya langsung pada titik-titik terpenting dalam sejarah teori string ini.

Point terpenting adalah teori string melibatkan gravitasi! Michael Green dan John Schwarz pertama kalinya yang berhasil memasukkan gravitasi ke dalam persamaan matematis suatu rumusan fisika tunggal yang menggabungkan fisika relativitas dan quantum! Sebuah moment fenomenal yang terjadi di dunia. Sejak saat itu teori string mendapat tempat terhormat di dunia ilmu pengetahuan fisika teoretis. Walaupun adanya 10 dimensi ruang-waktu tetap menjadi hal yang sangat mengganjal setiap orang.
Namun Teori string menemukan benturan keras dimana ada 5 cabang di dalam teori string yang ditinjau dari persamaan matematisnya, semuanya benar. Bagaimana bisa ada 5 teori untuk sebuah teori pamungkas?


M-Theory


Barulah setelah seorang fisikawa teoretis bernama Edward Witten menerbitkan makalahnya yang menjawab permasalahan teori string di atas. Ed mengatakan bahwa 5 cabang teori string sebenarnya adalah 5 cara berbeda dalam melihat satu hal yang sama. Ini seperti ada 5 orang meraba seeokor gajah di kegelapan. Ada yang meraba belalainya, ada yang meraba kakinya atau ekornya atau badannya, padahal mereka meraba seekor gajah yang sama. Ed memberikan penerangan ke dalam ruangan. Semua akhirnya bisa melihat apa yang ada di hadapan mereka. Sebuah terobosan revolusioner bagi fisika teoretis. Akhirnya teori string berhasil disatukan. Tercetuslah sebuah teori tunggal yang menggabungkan relativitas dan quantum!

Apa yang dilakukan Ed? adalah dengan menambahkan satu lagi dimensi ruang ke dalam persamaan matematis teori string. Sehingga telah diajukan bahwa alam semesta ini memiliki 11 dimensi ruang-waktu (10 ruang + 1 waktu).
Edward Witten menamakan teori ini "M-Theory".

Lalu apa yang terjadi setelah itu?


Bisa dibayangkan bahwa dulu Einstein sempat diarak keliling kota karena keberhasilannya dalam menelurkan teori yang sangat fenomenal sepanjang masa. Apakah terjadi hal serupa dengan diajukannya M-Theory? Tidak ada perayaan, tidak ada gegap gempita, tidak ada arak-arakan. Semua orang tenggelam dalam usaha memahami implikasi dari teori luar biasa ini.
  • Apakah M-Theory sebuah model yang elegant?

  • Apakah pada persamaan matematis M-Theory tidak ada unsur-unsur yang saling bertentangan atau penyesuaian yang dibuat-buat?

  • Apakah M-Theory sesuai dengan pengamatan?

  • Apakah M-Theory mampu memprediksi dengan baik suatu kejadian atau pengamatan?
Apakah M-Theory adalah Theory of Everything?
Hawking dalam bukunya ini secara tegas menyatakan YA!


"M-Theory is the only candidate for a complete theory of the universe."
"M
-Theory is the unified theory that Einstein was hoping to find."
(statement yang saya kutip langsung dari bukunya, halaman terakhir, 181).

Bagi saya ini sebuah pernyataan yang sangat penting dan fenomenal. Hawking mengakui M-Theory sebagai Theory of Everything!

==========================================

Saya sengaja bubuhkan dua garis di atas untuk memulai tulisan saya yang akan saya perkaya dengan tinjauan dan pendapat. Semoga pembaca berkenan. Mengapa saya lakukan ini? Karena seperti yang saya singgung di awal tulisan ini, buku Hawking The Grand Design tidak secara detail mengulas atau meninjau teori-teori yang disinggungnya sendiri. Tulisan saya di atas pun sudah banyak saya tambahi dengan kutipan-kutipan dari tulisan saya yang lain atau dari buku-buku yang pernah saya baca untuk membantu saya menjelaskan pemahaman saya terhadap buku ini juga membantu anda dalam memahaminya. Terus terang, ada sedikit kekecewaan setelah membaca buku itu karena terlalu singkat dan tidak padat akan penjelasan-penjelasan teori-teori yang disinggung.
Baik, kita mulai.


Mungkin anda sudah juga mendengar, membaca, atau mendengar bahwa buku Hawking 'The Grand Design' ini sangat kontroversial, ini karena Hawking menulis pernyataan-pernyataan yang menentang keyakinan manusia pada umumnya mengenai peranan Tuhan dalam jalannya alam semesta.

Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini;

Why is there something than nothing?
Why do we exist?

Why this particular set of laws and not some others?

Ia menuliskan (dengan kata-katanya sendiri);

"Some would claim the answer to these questions is that there is a God who chose to create the universe that way. It is reasonable to ask who or what created the universe, but if the asnwer is God, then the question has merely been deflected to that of who created God. In this view it is accepted that some entity exists that needs no creator, and that entity is called God. This is known as the first-cause argument for the existence of God. We claim, however, that it is possible to asnwer these questions purely within the realm of science, and without invoking any divine beings."

Ia juga menyimpulkan (dengan kata-katanya sendiri);

"It is not necessary to invoke God to light the blue touch paper and set the universe on going."

Kontradiktif? Pastinya. Tapi sampai sejauh mana anda terusik oleh pernyataannya ini? Atau mungkin anda tidak terusik sama sekali karena iman anda sudah terlalu kukuh atau kuat sehingga tidak ada ruang untuk persoalan seperti ini - bahwa ini bukanlah suatu persoalan penting bagi anda? Seorang Stephen Hawking tidak mengusik anda karena ia tidak penting?

Atau anda adalah orang seperti saya yang merasa tertarik dan sedikit terusik sehingga ingin tau apa yang melatar belakangi cara berpikirnya? -- seorang ilmuwan, fisikawan teoretis dan matematikawan genius, Stephen William Hawking yang pernah menduduki jabatan Lucasian Professor of Mathematics of Cambridge University yang juga pernah dijabat oleh Sir Isaac Newton ini? Seorang yang sempat menelurkan 3 telur emasnya - teori-teorinya yang menguak misteri alam semesta ini?
(Posisi Lucasian Professor of Mathematics sekarang dijabat oleh Michael Green)

Bukanlah posisi saya untuk menghakimi baik atau benar kepada pembaca blog saya ini atau kepada Stephen Hawking. Saya hanya akan mencoba mengangkat hal-hal penting (menurut saya) yang mungkin bermanfaat bagi anda dalam memahami science dan hubungannya dengan Tuhan.


M-Theory


Ada apa dengan M-Theory? Mengapa sampai Stephen Hawking mengakuinya sebagai teori gabungan yang diimpikan Einstein? Sekali lagi saya anjurkan anda sudah membaca tulisan saya 'Braneworlds', dan 'Big Bang VS Cyclic Universe'.

Tidak ada yang tau kepanjangan dari 'M' pada M-Theory. Edward Witten sama sekali tidak punya alasan khusus mengapa ia memilih huruf 'M'. 'M' boleh diartikan 'Master', 'Magic', 'Matrix' atau 'Mother' tergantung selera anda. Begitu ujar beliau. Seperti yang disinggung di atas, M-Theory sangat penting karena M-Theory memenuhi semua syarat model yang baik.

String adalah wujud partikel fundamental. Fundamental artinya tidak dapat dibagi lagi. String adalah bahan dasar semua materi dan energi yang ada di alam ini. String terbuat dari energi yang selalu bergetar. Setiap variasi getarannya mewakili partikel yang kita amati, seperti proton, electron, photon, neutron, quark, dan lain sebagainya. Pada umumnya string memiliki ujung bebas (dapat dibayangkan seperti karet gelang yang terputus). Ada pula string dengan ujung saling bertautan (seperti kalet gelang utuh). String hanya memiliki panjang saja atau hanya memiliki 1 dimensi ruang saja.

Di M-Theory, ada pula string yang memiliki lebih dari 1 dimensi ruang. String berdimensi 2 berwujud seperti lembaran tipis tanpa ketebalan. String ini disebut 'membrane' atau disingkat menjadi brane saja. String 1 dimensi (disebut 1-brane) yang kedua ujungnya bebas tertambat pada brane lainnya yang berdimensi-ruang lebih, misal pada membrane berdimensi-ruang 2 (atau 2-brane).

Maka akan ada 3-brane, 4-brane hingga 9-brane (p-brane, dengan p = 1 sampai 9). Sesuai dengan M-Theory yang menyebutkan ada 10 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu di alam ini. Membrane dapat berukuran sangat kecil, yaitu string itu sendiri, juga berukuran sangat besar, sebesar alam semesta. Setiap membrane yang besar mampu menampung alam semesta di dalamnya. Alam semesta yang kita tinggali ini adalah membrane dengan 3 dimensi-ruang, atau 3-brane, karena memang kita hanya mengenal 3 dimensi ruang. Alam semesta 3-brane kita ini eksis di dalam ruang yang lebih besar lagi, yang bisa jadi adalah alam berdimensi lebih tinggi, misalkan 4-brane (alam berdimensi-ruang 4). Dan 4-brane juga bisa jadi berada di membrane berdimensi ruang lebih, misalkan 5-brane. dan begitu seterusnya satu membrane membungkus membrane lainnya.

Dan tidak hanya itu, akan ada kemungkinan 100^500 (seratus pangkat 500) jumlah alam semesta seperti alam semesta kita, 3-brane, yang eksis berdampingan (atau yang disebut parallel universe). Dan begitulah seterusnya terjadi pada setiap p-brane, sehingga ada tak hingga jumlah membrane-world atau braneworld yang eksis. Setiap universe bisa memiliki hukumnya sendiri-sendiri yang mungkin berbeda dengan hukum alam di alam semesta (universe) kita.

M-Theory juga mempertimbangkan satu hal penting; string bukanlah bahan dasar pembentuk ruang-waktu. Mengapa? karena string butuh ruang-waktu untuk bergetar dan bergerak, jadi tidak mungkin string yang membutuhkan ruang-waktu untuk eskis adalah bahan dasar pembentuk ruang-waktu. Oleh karena itu M-Theory juga menyebutkan adanya string tanpa dimensi, yang bisa dibayangkan berbentuk titik, obyek tanpa dimensi atau Zero-brane (atau bila anda pernah mendengar istilah 'zero-point'). Zero-brane tidak memerlukan ruang-waktu untuk eksis. Ialah bahan dasar pembentuk ruang waktu. Zero-brane menempati setiap posisi di alam ini yang menjadikannya tempat bergantung seluruh membrane yang ada. Bagaikan grid yang membentang membentuk fabric of the cosmos tempat eksis-nya alam penuh membrane ini.

Sampai di sini anda sudah mulai mengerti alasan mengapa M-Theory dikatakan sebagai sebuah teori pamungkas yang mampu menjelaskan seluruh alam ini? Mari kita teruskan.


Bagaimana Dengan Gravitasi?

Di atas telah saya singgung ada string yang memiliki ujung bebas (open-loop string). String dengan jenis ini kedua ujungnya harus tertambat pada membrane berdimensi lebih tinggi. Tertambatnya string berarti bahwa string tersebut tidak bisa lepas dari membrane yang menjadi tambatannya. Contoh partikel ini adalah photon atau cahaya. Cahaya adalah partikel yang hanya eksis di dalam / pada membrane. Cahaya pada alam semesta kita hanya eksis di alam semesta kita.

Ada pula string yang ujungnya bertautan (close-loop string) sehingga string jenis ini tidak memiliki ujung bebas untuk tertambat di membrane manapun. String ini bebas berada di membrane manapun. Contoh partikel dengan string tertutup adalah graviton. Graviton adalah partikel pembawa forsa gravitasi. Gravitasi adalah satu-satunya partikel yang tidak terikat pada satu alam semesta. Graviton bebas keluar-masuk satu braneworld ke branworld lainnya (berapapun dimensinya).

Kita sampai pada bagian terpenting.
Sifat partikel graviton yang khusus inilah yang menyebabkan gravitasi tampak sebagai forsa lemah diantara ketiga forsa fundamental alam lainnya. Hal ini disebabkan graviton tidak hanya eksis di alam semesta kita. Ia dapat eksis di semesta manapun, gaya gravitasi dari sebuah benda di alam ini, contoh matahari, juga diraskan di alam semesta lain. Juga dirasakan di membrane lain!

Jika ada lubang hitam di alam ini, maka di tempat yang sama di alam semesta lain atau di membrane lain terdapat pula lubang hitam yang sama. Lubang hitam bagaikan sebuah lubang yang dipadati graviton yang keluar-masuk alam semesta ini. Partikel cahaya tidak mungkin bisa melewatinya karena partikel cahaya yaitu photon memiliki string terbuka yang selalu tertambat di alam semesta ini.

Gravitasi adalah sebuah partikel yang sangat spesial. Dalam sebuah buku yang terbit di tahun 2008 (saya lupa judulnya, yang ditulis oleh seorang fisikawan teoretis) mengatakan bahwa graviton adalah Partikel Tuhan (The God Particle). Sangat bisa dimengerti dan dibayangkan bahwa graviton adalah satu-satunya media bagi any divine being dalam menghantarkan pengaruhnya ke alam ini.


M-Theory dan Big Bang

Lalu apa yang dirumuskan M-Theory mengenai Big Bang yang selama ini diyakini sebagai peristiwa penciptaaan alam semesta? Jika anda sudah membaca tulisan saya yang berjudul 'Big Bang VS Cyclic Universe', maka anda mengerti arah pembicaraan saya ini.

Membrane kita, yaitu 3-brane adalah seperti lembaran yang melayang-layang. Membrane kita ini berdampingan dengan membrane lainnya. Ketika sebuah membrane sudah mengembang ukurannya hingga kondisi tertentu, dengan adanya pengaruh gravitasi, maka satu membrane dapat mendekati membran lainnya. Apa yang terjadi ketika dua buah membrane bersinggungan? Akan terjadi ledakan energi. Kemana energi ini pergi, atau apa manifestasi dari ledakan energi ini? Yaitu yang kita sebut sebagai Big Bang.

Ledakan energi akan berubah menjadi materi dan mengisi alam semesta dengan materi-materi baru yang kemudian membentuk bintang dan planet.
Maka menurut M-Theory, big bang bukanlah peristiwa tunggal yang terjadi untuk alam ini. big bang bukanlah sebuah peristiwa khusus, bukan sebuah peristiwa penciptaan alam. Big Bang bisa sudah pernah terjadi tak hingga kali di masa lalu dan akan terjadi tak hingga kali di masa depan.

Kalau begitu, kapan pada awalnya seluruh alam ini terbentuk? Menurut saya, inilah pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Karena M-Theory memungkinkan kita untuk menduga bahwa seluruh alam ini sudah ada. Tidak ada awal, tidak ada penciptaan dan tidak ada akhir. Gaya gravitasi mengatur siklus alam semesta secara alamiah, mengatur pergerakan membrane hingga peremajaan partikel melalui big bang.


Bagaimana 'The Grand Design' Menurut Anda?


Saya menduga kuat inilah yang memotivasi Hawking dalam menyebutkan bahwa dengan adanya gaya seperti gravitasi, campur tangan Tuhan tidak diperlukan dalam mengatur alam ini. Inilah hukum yang diangkat Hawking dalam bukunya. Alam ini mematuhi suatu hukum baku yang berlaku dimana pun.

Saya rasa anda terlalu cepat memutuskan untuk menghentikan membaca blog ini, mematikan komputer dan memaki Stephen Hawking atau memaki saya yang seolan-olah mendukung pernyataan Hawking bahwa Tuhan tidak perlu. Mari kita renungkan bersama sebelum anda melakukannya.


Renungan 1


Saya mengakui bahwa science mampu menjelaskan perilaku alam semesta ini. Science telah begitu jauh dan sampai pada pencapaiannya yang tertinggi. Saya juga meyakini bahwa science adalah bahasa alam. Ia adalah sebuah hukum yang mengatur dan dipatuhi alam ini tanpa ada pengecualian. Semua materi dan energi di alam ini patuh pada hukum alam yang baku.

Jika anda percaya Tuhan, maka "Science adalah hukum Tuhan".
Dan jika anda percaya bahwa Tuhan menciptakan alam ini, maka Tuhan menciptakan alam ini dengan science. Science yang baku dan pasti. Science adalah firman Tuhan yang anda bisa 'baca' di alam.


Bila anda percaya bahwa Tuhan ada, kapan Tuhan menciptakan alam ini? Kapan Tuhan menciptakan science? Apakah ada titik awal yang hakiki? Kapan awal itu? Jika kata 'awal' adalah moment dalam 'waktu' yang dipahami fisika, maka 'awal' itu tidak eksis. Science telah mengatakan bahwa alam ini tidak memiliki 'awal'.

Tapi apakah mungkin moment penciptaan terjadi tanpa 'awal'?
Bagaimana Tuhan menentukan kapan terjadinya penciptaan?

Jika Tuhan adalah zat pencipta ruang-waktu termasuk pencipta zero-brane itu sendiri, maka Tuhan tidak mungkin eksis di dalam ciptaanNya sendiri. Pencipta tidak mungkin bergantung pada ciptaanNya. Oleh karena itu, konsep 'awal' yang menjadi moment penciptaan BUKAN-lah sama dengan pengertian 'waktu' dalam science. Awal yang hakiki adalah Tuhan itu sendiri!



Renungan 2


Setelah Tuhan menciptakan alam, apakah Tuhan terus menerus 'campur-tangan' di dalamnya? Atau apakah Tuhan hanya mengawali namun kemudian dibiarkan jalan sendiri?
Ini adalah pertanyaan sulit untuk dijawab. Bila jawabannya adalah 'Ya', maka bagaimana hal itu dilakukan tanpa mengusik hukum science yang telah berjalan sekarang? Bila 'Tidak', berarti firman Tuhan di dalam kitab suci yang sangat sering menyinggung keterlibatan-Nya di alam ini adalah salah. Wow! beranikah saya menyalahi kitab suci?
Atau apakah kita telah salah memahami firman-Nya?


Hawking sangat meyakini bahwa 'Tidak'. Tuhan tidak perlu campur tangan dalam berjalannya alam ini. Mungkinkah pernyataan Hawking ini tidak bertentangan dengan keyakinan kita terhadap Tuhan? Apakah memang seluruh kejadian di alam ini tidak ada tempat untuk kejadian yang disebabkan campur tangan Tuhan secara langsung?

Anda dapat mengambil contoh yang juga saya singgung di dalam tulisan saya, "The God Theory". Bahwa ada penjelasan ilmiah mengapa doa manusia bisa terkabul. Terkabulnya doa manusia dapat dijawab dengan science. Sekali lagi, gravitasi-lah yang berperan. 

Mungkin memang tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa gravitasi adalah partikel Tuhan, karena gravitasi mampu mempengaruhi alam tanpa mengusik hukum alam itu sendiri. Gravitasi mampu merobek, merubah bentuk alam sampai menghancurkan seluruh alam tanpa mengusik hukum alam itu sendiri. Karena gravitasi adalah hukum alam itu.

Dan seperti yang saya katakan di atas, jika science adalah Hukum Tuhan, maka science adalah manifestasi dari Tuhan itu sendiri. Seluruh alam ini adalah manifestasi dari Tuhan. Anda tidak perlu bertanya apakah Tuhan campur tangan dalam berjalannya alam ini, karena alam semesta dan seluruh isinya ini adalah manifestasi dari zat yang sama, yaitu Tuhan.
Lalu, kapan Tuhan campur tangan? Saya rasa saya cukup menjawabnya dengan mengatakan, "Tuhan Maha Berkehendak".
"Tuhan, kepadaNya lah segala sesuatu bergantung."


Renungan 3


Jadi, apa "The Grand Design" itu?
Apakah saya dan anda memiliki pemahaman yang berbeda mengenai Tuhan? dan Mengapa harus ada pemahaman yang berbeda mengenai Tuhan jika anda percaya bahwa Tuhan itu Maha Satu?


-------------------------------------------------

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Professor Stephen W. Hawking yang telah menelurkan buku terakhirnya. Buku yang singkat namun berani. Sarat akan pesan penting. Sangat baik untuk direnungkan.

Jika semua ini benar, maka saya juga bersyukur bahwa saya masih hidup untuk mengetahui telah ditemukannya teori pamungkas alam ini. Jika tidak benar, saya pun tetap bersyukur bahwa science telah membawa kita lebih dekat dengan Tuhan.

Ucapan terima kasih juga kepada pembaca blog saya ini. Semoga anda juga menemukan manfaat di sini.

Tulisan ini mungkin masih banyak kekurangan. Untuk itu saya mohon maaf. Akan ada perbaikan di sana-sini sejalannya waktu.


[ER]


59 komentar:

Unknown mengatakan...

Ulasan dan bahan renungan yang sangat menarik.

Bravo Bung.....

Salam,

Sunaryadi - Yogyakarta

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih bung Sunaryadi. Selamat merenung :-)

Bowo T. Kirk mengatakan...

alam semesta yang berdenyut dan hidup.. bergerak, bertumbuh, berkembang dan terus berevolusi.. itulah kesan yang saya lihat ketika melihat bintang-bintang di angkasa,..dan bertanya-tanya mungkinkah manusia suatu saat dapat membuktikan semua teori-teori fisika agung ini dengan mengunjungi bintang-bintang di angkasa sana.., semoga,.. sebelum ras manusia punah oleh perang yang saling memusnahkan

iful mengatakan...

Benar ..Bersyukur, karena saya masih hidup ketika ilmu fisika masih memiliki lompatan perkembangan yg baru.

Terus terang,...Saya sih sudah ngga' "mudeng" untuk mengikuti utak-ngatik rumus fisika, sebagai seorang engineer kayaknya lebih asyik jika teori fisika yang baru untuk bisa diterapkan (walaupun mesti menunggu lama) :)

Namun apapun perkembangan penting dari teori fisika (atau ilmu2 lain untuk menguak pemahaman baru ttg hukum alam semesta); yang menarik adalah peradaban manusia ikut terseret untuk berubah dan selanjutnya pandangan tentang Tuhan-pun mau tidak mau ikut berkembang juga.

Dimulai dari manusia masih mem'benda'kan Tuhan, hingga mem'personifikasi'kan sifat Tuhan agar dapat membayangkan eksistensi-Nya (baik yg Gods ataupun yg God: monotheism).

Pada waktu lensa dan cermin mampu mengamati alam lebih akurat, dan ternyata menyimpulkan bahwa bumi bukan pusat semesta, maka orang yg berkutat dng pesan harfiah di kitab suci menjadi syok dan penolakan.

Kemudian Darwin, ..kemudian E=mc2, dan kini The Grand Design.--> menunjukkan bahwa menjelaskan alam dan isinya tidak segampang dan se'instant'apa yg tertulis di kitab-kitab suci reliji.

Sekali lagi saya besyukur dng The Grand Design pemahaman tentang-Nya tidak stagnan seperti zaman sebelum buah apel jatuh ke kepala si Newton dan berkembang menjadi tidak meng'orang'kan (personifikasi) Tuhan (yg semuanya dng kata kerja&sifat manusia: kasih, ampun, marah, kuasa dll)

Apakah ini teori (ini) terakhir? Nope!, jika manusia dapat membuat perangkat yg mampu membuktikan teori ini, selanjut, fenomena alam yang lain akan terkuak untuk dieksplorasi... dan "The Next Grand Design" akan terbit...he he kayak The Next Generation-nya film Star Trek

[oups! sorry Eri koq jadi panjang ya]

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih bung Bowo dan Iful sudah berkenan mengunjungi dan membaca blog saya. Saya setuju bahwa manusia dan science masih bisa berbuat banyak dalam aplikasinya yang bisa dirasakan, dari mulai menemukan alat baru untuk kehidupan sehari-hari hingga kapal yang bisa membawa kita ke tata surya lain di galaksi ini.

"Doktrin" untuk zaman sekaran gini memang tidak harus kaku lagi atau bahkan disertai 'hukuman' bagi yang tidak mempercayainya. Seperti pada anthropic principal , bahwa kita di sini (diciptakan) dengan kemampuan bertanya kritis. Tentunya adalah sangat wajar kalau kita terus bertanya dan mengkaji, mencari kebenaran yang hakiki. termasuk menguji kebenaran doktrin itu sendiri. [ER]

Anonim mengatakan...

keren banget mas Erianto

Anonim mengatakan...

Its great mas Ery ... you are genius ...

uwie mengatakan...

wah, terimakasih. anda sudah menuliskan isi pikiran saya dengan sangat tepat..^_^ maksudnya, saya juga berpendapat mirip dg pendapat anda.

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih, Uwie.

Kakek Wijen mengatakan...

Saya masih gak mudeng dengan cerita 3 Brane yang bersinggungan menghasilkan bigbang ? Apakah itu berarti melahirkan 3 brane baru ?
ataukah menambahkan materi/energi ke dalam 3 brane masing2 yg bersingungan ? Lha ini kan jadinya seperti menciptakan energi, apa iya begitu ? 3 brane dan 4 brane apakah tidak pernah bersinggugan ?

Erianto Rachman mengatakan...

Setiap brane bisa bersinggungan. Dan ketika terjadi akan terjadi bigbang di dalam masing2 brane yang bersinggungan tadi.
Bigbang itu adalah energi yang menghasilkan materi baru.
Untuk membayangkannya, coba anda tepukkan kedua telapak tangan anda, anda akan merasa sakit atau panas di permukaan masing-masing telapak tangan. Itulah energi yang dihasilkan. Kira-kira seperti itulah kejadian tabrakan antar membrane.
Apakah menhasilkan membrane baru. Saya tidak tau, karena tidak disinggung di buku manapun yang pernah saya baca.

Kakek wijen mengatakan...

percikan energi baru berupa bigbang yang berasal dari membrane yang bersinggungan seolah-olah menyalahi hukum kekekalan energi jika dipandang dari dalam membrane yg timbul bigbangnya. Karena tiba2 muncul energi dan partikel2 baru. Apakah ini tidak mengganggu kestabilan membrane itu sendiri ? bukankah ada yg pernah menyatakan bahwa total energi di alam semesta ini sebenarnya adalah nol ?

Lalu gema bigbang yang pernah di tangkap oleh penzias sehingga meraih nobel menjadi meaningless dong ya ?...karena bigbang bisa terjadi berulang kali.

Erianto Rachman mengatakan...

Dulu ketika orang baru menerima teori big bang, mematahkan teori steady state, yagng sejak itu orang mulai menerima proses penciptaan atau awal alam semesta melalui big bang. Namun Pertanyaan paling tak terjawab adalah apa itu big bang? Ada apa sebelum big bang?
Sebagian fisikawan banyak pula yang mengatakan bahwa apa pun yang terjadi sebelum big bang tidak relevan.
Sebagian fisikawan lain menyatakan keagannya dengan bertanya, "bagaimana mungkin 'something' comes out of 'nothing'?"

Baru kemudian di zaman string dan M-theory, orang memiliki cara berpikir baru. Tifak hanya hanya mengarah pada 'ada apa sebelum big bang' tapi juga cyclic universe, dimana dimungkinkan bahwa big bang bukanlah peristiwa special, penciptaan alam dan awal dari waktu. Kita sekarang menghadapi kemungkinan alam tak berawal dan tak berakhir.

Radiasi latar belakang itu adalah bukti adanya big bang. Hanya saja big bang bukanlah peristiwa penciptaan. Bigbang bisa sudah terjadi tak-hingga kali di masa lalu dan akan terjadi tak-hingga kali di masa depan.

Seperti pada big bang, terjadi ledakan energi yang kemudian melahirkan partikel materi (apakah alam ini dimulai dari sesuatu yang sejanggal ini?). Sekarang orang boleh menduga bahwa ledakan energi itu adalah energi yang dihasilkan dari tumbukan membrane ini dengan membrane lain. Mengenai kekekalan energi? Mungkin justru inilah yang sebenarnya terjadi, bahwa di luar sana, sebutlah 'super universe' energi total tak berubah.

The Grand Design: Jika anda percaya bahwa alam ini adalah proyeksi dari 'Sang Pemimpi', tentunya ia tidak mungkin memiliki awal atau akhir.

Bambang Wijanarko mengatakan...

Bung eri, Kalau gak salah ada orang yg menghitung rentang alam semesta kita dibandingkan dengan rentang seharusnya bila alam semesta mengembang dg kecepatan cahaya. Ternyata hasilnya sangat jauuuuhh, yaitu alam semesta kita lebih luas dibanding seharusnya bila mengembang dg kecepatan Cahaya. Mungkin ini bisa dijadikan bukti bahwa memang Big bang bukanlah awal alam semesta....Atau apakah mungkin pemuaian alam semesta pernah melebihi kecepatan cahaya ???

Erianto Rachman mengatakan...

Halo Mobilan Koleksiku,
Anda benar dan seorang fisikawan teoretis Alan Guth telah mengajukan teorinya yaitu, "Inflasi Alam Semesta".
Teori ini menggagaskan bahwa sesaat setelah Big Bang terjadi INFLASI, yaitu lonjakan laju pemuaian alam semesta yang sangat cepat - melebihi kecepatan cahaya.

Teori ini digunakan untuk menjelaskan mengapa alam semesta berukuran seperti sekarang ini. Tanpa inflasi di masa lalu, ukuran alam semesta tidak mungkin sebesar sekarang dengan laju kritis.

Apakah teori ini benar? kemugkinan sih salah. tapi Teori ini diterima banyak pihak dan belum disalahkan hingga kini.

Bambang Wijanarko mengatakan...

Maksud saya begini bung Eri, saya berpegang kepada kecepatan maksimum adalah kecepatan cahaya. Maka tidak mungkin kecepatan mengembang alam semesta pernah melebihi kecepatan cahaya. Menurut saya yang mungkin adalah bigbang yg pernah terjadi itu --yg gemanya diketemukan wilson dan penzias-- adalah peristiwa bergeseknya brane-3 kita dengan brane-3 universe lain. sesuai teori braneworld.

Erianto Rachman mengatakan...

Ya. menurut M/String theory Big Bang adalah peristiwa singgungan antar dua membrane.
Dan Inflasi alam semesta tidak pernah terjadi.

Kurniawan mengatakan...

Bila kondisi awal alam semesta adalah sebuah singularitas, maka pada kondisi ini, ke-4 forsa alam tersebut masih menjadi 1 forsa tunggal, dan big bang adalah peristiwa pecahnya forsa tunggal itu menjadi 4 forsa fundamental.
Forsa tunggal yg dimaksud ?

Kurniawan mengatakan...

Alam semesta kita ini terjadi karena tabrakan 2 membrane alam semesta lain sehingga terjadilah big bang, kita ketahui bahwa alam semesta kita memiliki membrane, berarti tabrakan 2 membrane akan mengakibatkan terbentuknya membrane baru seperti alam semesta kita.

Kurniawan mengatakan...

Kalau tidak ada big crunch lalu terjadinya kiamat seperti apa ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:

Menjawab pertanyaan yang pertama:
Saat ini manusia baru bisa merumuskan penggabungan 3 forsa alam, yaitu Forsa Electromagnetik, Forsa Nuklir Lemah, dan Forsa Nuklir Lemah. Forsa Gravitasi belum bisa -- Menurut teori Mekanika Quantum. Dan pendukung Mekanika Quantum ini sangat banyak (dan semakin kuat sejak ditemukannya Higgs boson).
Jadi kalau ditanyakan kepada mereka, mereka tidak tau jawabannya. Dan sepertinya mereka tidak terlalu ambil pusing mengenai bagaimana Forsa gravitasi bisa digabungkan. Mungkin mereka akan berhasil suatu hari nanti? kita lihat saja. Tapi menurut saya, Tidak.

Sedangkan menurut teori String dan M-Theory, Keempat forsa tersebut bisa disatukan dengan merubah cara pandang bentuk partikel itu sendiri. Dengan merumuskan partikel yang memiliki struktur internal seperti string, yang bisa bergetar, melendut, meregang, Dan ukurannya yang jauh lebih kecil cari dugaan orang semula, maka mereka menemukan sebuah partikel tak ber-massa, yang mereka namakan Graviton.

Graviton inilah partikel pembawa forsa gravitasi. Jadi mereka menemukan Gravitasi di dalam rumusan mereka! Jadi ambilah satu partikel fundamental, maka didalamnya ada keempat forsa itu dalam satu paket. walaupun graviton ini terlalu kecil untuk bisa berpengaruh terhadap pertikel tesebut. terlalu lemah.

Jadi kalau pertanyaan anda ditanyakan kepada mereka pengusung teori String, maka anda akan mendapatkan jawaban seperti di atas. Forsa tunggal itu ada dengan harus menerima keberadaan dimensi ekstra, dimana keempat forsa itu beroperasi di 10 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu. Yaitu Graviton dengan string tertutup sebagai satu-satunya partikel yang bisa keluar-masuk membrane manapun.

Graviton dan gravitasi terasa sangat lemah karena forsa ini ada di mana membrane mana saja yang dilaluinya.

Kalau begitu anda kemudian bertanya, maka Forsa tunggal itu tidak seutuhnya ada dong? karena gravitasi ternyata berperilaku berbeda dari ketiga forsa lainnya?!

Benar. Seperti kata Hawking di dalam bukunya, "The Grand Design", bahwa, Gravitasi adalah forsa yang meng-govern alam ini.

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:

Menjawab yang kedua dan ketiga;

Sepertinya anda sedikit keliru memahami konsep ini. Tidak apa-apa. Cobalah renungkan lagi. Dan baca sekali lagi tulisan saya di "The Grand Design" ini.

Big Bang bukan peristiwa penciptaan. Alam ini tidak ada awal dan tidak ada akhir (begitu kata M-Theory). Lalu seperti apakah itu moment penciptaan yang sesungguhnya?
Jika inilah pertanyaan anda, maka saya senang karena ini pulalah yang pernah saya tanyakan kepada diri sendiri.

Fisika sudah sampai pada pencapaiannya yang tertinggi, dimana fisika tidak atau belum mampu merambah sesuatu lebih jauh lagi. Dulunya kita cukup puas akan adanya momen penciptaan di Big Bang, namun sekarang ternyata definisi awal dan akhir alam semesta menjadi misteri lagi.

Coba lanjutkan lagi membaca tuisan saya hingga ke "Cosmic Religion", saya harap anda menemukan apa yang saya temukan di sana. Bahwa Awal dan Akhir adalah konsep yagn seharusnya di luar ranah partikel yang masih terbelenggu oleh ruang dan waktu.
Bertanya mengenai awal artinya bertanya mengenai awal ruang dan awal waktu.

Jika anda paham konsep Tuhan sebagai medium, maka pertanyaan ini sudah terjawab. Bahwa Awal dan Akhir adalah Tuhan itu sendiri.
Sebelum anda berkutat di kebingungan, silahkan baca lagi The Grand Design dan lanjutkan dengan Cosmic Religion. Di sana ada jawabannya.

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:

Maaf, saya belum menyinggung secara tertulis pertanyaan anda yang ketiga, mengenai kiamat. Walaupun sebenarnya hal ini pun sudah bisa terjawab dari keterangan saya sebelumnya.

Jika DIA adalah Medium dimana kita eksis, maka Dia tidak akan berakhir. Lalu kiamat itu seperti apa? Kiamat terjadi di alam ini. Pada medium. Tapi bukan berarti medium harus berakhir.

Kurniawan mengatakan...

Luar biasa pencerahan dari Bapak, masuk akal sekali.
Mengenai forsa tunggal tadi, apakah bisa diambil kesimpulan bahwa forsa tunggal tsb adalah gravitasi ?

Kurniawan mengatakan...

Kalau tidak ada big crunch berarti alam ini akan terus mengembang sampai tak hingga ? Kalau mengembang terus bisa lenyap ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:

Mengenai forsa tunggal. Bukan. Bukan Gravitasi. Gravitasi adalah forsa ke-empat.
Jadi apa forsa tunggal itu?
Jawabannya ada sangat jelas di tulisan saya. :-)
Maaf kalau saya seperti bertaka-teki. Tidak maksud saya untuk menggoda anda.
Saya sangat menghargai apa yang anda lakukan untuk membaca tulisa saya.

There is no united force. only a single being. singularity of being.

Mengenai big crunch,
Kiamat adalah proses kehancuran. Setidaknya itulah definisi umum.
Apakah harus ada big crunch? saya tidak terlalu ambil pusing mengenai itu.
Tapi menurut saya kiamat yang sesungguhnya adalah jika Tuhan sudah memutuskan untuk menghentikan alam ini. Sudah waktunya semua yang 'ada' di dalam maya ini kembali ke realita yang hakiki.

Kurniawan mengatakan...

tapi dalam tulisan Anda tidak menyebutkan nama forsa tunggal itu, Anda hanya menyebutkan forsa tunggal..:-)
Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa alam ini akan mengembang terus ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:

Kalau saya memberikan jawaban apakah forsa tunggal itu, maka itu semata-mata adalah jawaban saaya sendiri. Karena hingga kini tidak ada yang bisa memberikan jawaban itu.
Namun dengan memahami konsep / fisika yang ada, maka Saya bisa mengajukan kesimpulan saya sendiri yang mungkin benar, bahwa Forsa tunggal itu tidak ada. Yang ada adalah sebuah system.

Erianto Rachman mengatakan...

@kurniawan:

Ya. mengembang terus. Begitu kata Paul dan Neil.

Kurniawan mengatakan...

Bahwa Forsa tunggal itu tidak ada. Yang ada adalah sebuah system.
System apa yg bpk maksud ? bisakah bapak jelaskan ? ini gebrakan luar biasa dari bapak...

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan,

Renungkan dan bayangkanlah;

Gravitasi yang dibawa oleh graviton yang adalah partikel dengan string tertutup, ia bebas keluar masuk membrane manapun. Alih-alih bersatu dengan ketiga forsa lainnya, ia malahan tetap terpisah sendiri dan justru bebas.

Inilah yang menjadikannya istimewa, bahwa graviton itu bebas ke membrane manapun. Tidak ada partikel lain yang bisa seperti ini. Bahkan cahaya pun tidak bisa keluar membrane karena cahaya (photon) memiliki string terbuka dengan kedua ujungnya harus tertambat pada membrane.

Jika seluruh alam ini dengan 10^500 semesta, 10 dimensi-ruang harus teratur, bagaimana cara mengaturnya? alat apa yang bisa digunakan untuk mengatur alam Maha Luas ini?

Saya kutip apa yang saya tulis di artikel ini (The Grand Design);
-------///
"Mungkin memang tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa gravitasi adalah partikel Tuhan, karena gravitasi mampu mempengaruhi alam tanpa mengusik hukum alam itu sendiri. Gravitasi mampu merobek, merubah bentuk alam sampai menghancurkan seluruh alam tanpa mengusik hukum alam itu sendiri. Karena gravitasi adalah hukum alam itu."
///-------

Jadi, System apakah yang saya maksud?
Bisakah anda menarik kesimpulan sendiri?
Ayo, saya ingin tau apa yang anda pikirkan.

Kurniawan mengatakan...

Jika seluruh alam ini dengan 10^500 semesta, 10 dimensi-ruang harus teratur, bagaimana cara mengaturnya? alat apa yang bisa digunakan untuk mengatur alam Maha Luas ini?
Kalau menurut saya ada gravitasi yg mengatur membrane2 tsb.
Jadi selain gravitasi benda, ada juga gravitasi membrane.
Benarkah demikian pak ?

Jadi, System apakah yang saya maksud?
System yg bapak maksud adalah system gravitasi alam semesta. Mohon maaf kalau salah...

Kesimpulannya : Memang harus ada system buat mengatur alam semesta ini, system tsb sangat tergantung kepada gravitasi. Gravitasi inilah induk dari keteraturan tsb.
Benarkah pak ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan,

Kira-kira begitulah.

Kurniawan mengatakan...

Wah ternyata pemikiran bapak brilian, luar biasa...
Semuanya masuk akal ...semua berdasarkan hukum2 fisika..saya sangat tertarik sekali..
Gravitasi dari brane-brane ini lho pak yg saya masih bingung, bgmn system gravitasi dari brane-brane (membrane) tsb menurut bapak ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan,

Gravitasi ada di mana saja. sehingga ialah penghubung antar alam. Perubahan di satu alam akan dirasakan di alam lain.
Bagaimana interaksi antar membrane yang diakibatkan gravitasi? Menurut M-Theory, Brane yang satu akan menarik brane yang lain hingga terjadilah singgungan/tabrakan itu.

Bagaiamana gravitsi secara keseluruhan "mengatur" alam ini?
Jawabannya ada di tulisan saya. Tidak tersurat, tapi anda harus memahami konsepnya untuk melihat yang tersirat.
Pahami betul-betul.

Anda juga sebaiknya mencari tau mengenai partikel higgs dan massa.
Pembuka wacana ini ada di tulisan saya yang berjudul "The Property of Things".

Bahwa massa adalah sesuatu yang misterius. Ia harus ada untuk memberikan substance kepada eksistensi alam. Tapi tidak ada yang tau darimana massa itu berasal dan bagaimana bisa sebuah materi memiliki massa.

Kurniawan mengatakan...

Bahwa massa adalah sesuatu yang misterius. Ia harus ada untuk memberikan substance kepada eksistensi alam. Tapi tidak ada yang tau darimana massa itu berasal dan bagaimana bisa sebuah materi memiliki massa.

Bgmn dengan partikel Higgs yg konon katanya partikel pembentuk massa.
Dari partikel bapak The Property of Things juga disebut partikel higgs pembentuk massa.
Artikel lain sih namanya partikel Higgs-Boson atau populer dg sebutan partikel tuhan.

Kurniawan mengatakan...

Menurut M-Theory, Brane yang satu akan menarik brane yang lain hingga terjadilah singgungan/tabrakan itu.

Menurut Bapak jika 2 buah 3-brane saling bertabrakan apakah mereka menyatu seperti halnya black hole ?

Apakah Brane-brane beredar mengelilingi brane yg lebih besar seperti halnya bumi mengelilingi matahari ?

Apakah menurut Bapak graviton bisa tembus sampai ke brane terluar (10-brane) ?
Apakah graviton bisa berada diluar membran ?
Apakah menurut Bapak pergerakan graviton tanpa batas ?
Apakah graviton ada didalam materi dan dia diam disana seperti halnya string open loop yg diam bertumpu pada 2-brane ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:

Saya tidak mengerti pertanyaa anda mengenai Higgs.

jika dua brane saling bersinggungan maka ia akan menghasilkan Big Bang. Tidak menyatu.
Brane beredar terhadap brane yang lebih besar? Apakah pertanyaan anda didasari pengertian bahwa Gaya gravitasi juga mengatur perilaku membrane? ya mungkin saja. Tapi belum ada pernyatan seperti itu.

Graviton bisa kemana saja termasuk ke 10-brane.

Apa maksud anda "di luar membrane"? Selama ini graviton memang keluar-masuk membrane.
Apa maksudnya ke luar membrane yang tertinggi (10-brane)? ya seharusnya bisa.

Sekali lagi Graviton adalah string tertutup (closed-loop). Keberadaannya terhitung oleh teori, di alam subatomic. Ambil sebuah atom, tumbukkan, maka akan ada jejak graviton di sana yang menyatakan bahwa graviton pernah eksis. memang LHC belum berhasil medeteksi graviton. Tapi menurut teori, dan jika alatnya cukup sensitif, mungkin graviton benar-benar bisa terdeteksi ketika tumbukan terjadi.

Saya sarankan and a menonton film, "The Elegant Universe" oleh Brian Greene. yang diambil dari bukunya "The Elegant Universe".

Kurniawan mengatakan...

Bapak menyatakan bahwa,
Bahwa massa adalah sesuatu yang misterius. Ia harus ada untuk memberikan substance kepada eksistensi alam. Tapi tidak ada yang tau darimana massa itu berasal dan bagaimana bisa sebuah materi memiliki massa.

Bukankah partikel higgs boson atau terkenal dg nama partikel tuhan adalah partikel yg membentuk massa materi ?

Diluar membrane maksudnya alam yg tanpa membrane, kalau 10-brane itu adalah membran terluar maka diluar 10-brane adalah alam yg tanpa membrane.

Ya..maksud saya begitu pak, gravitasi mengatur perilaku membrane. Apakah bapak setuju ? kalau saya baca dari blog bapak ini kayaknya menyiratkan seperti itu.

Wah bagus juga nih kalau ada filmnya, nantilah pak saya cari.

Apa hubungannya antara ruang yg melengkung sama graviton ? katanya
gravitasi timbul karena ruang yg melengkung. Apakah graviton yg melengkungkang ruang tsb ? ruang=membrane.
Gravitonkah yg menyebabkan membrane ini melengkung ?

Saya masih bingung siklus pergerakan graviton ini, apakah dia bolak balik antara materi yg satu dg materi yg lain ?

Kurniawan mengatakan...

Apa yg menyebabkan string bertumpu pada brane ? Mungkinkah graviton penyebabnya ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan

Penjelasannya akan panjang. Semoga anda anda pernah baca atau tau sedikit mengenai fisika teoretis, terutama Mekanika Quantum (MQ)

Singkat saja.
Menurut MQ, semuanya (forsa dan materi) diwakili oleh partikel.
Boson = Partkel perantara. Yang menghantarkan "pesan" ke partikel lainnya.
Photon adalah boson. yaitu menghantarkan forsa elektromegnetik ke partikel lainnya. Menurut MQ, boson itu banyak sekali.

Ada boson penghantar Gaya Nuklir Kuat, ada boson penghantar gaya nuklir lemah, dll, dll… (agak aneh kalo menurut saya sih).

Graviton adalah boson. yaitu partikel penghantar gaya gravitasi.
Higgs adalah boson. yaitu partikel penghantar massa.
Kenapa harus ada Higgs? karena mass itu perlu.
Kenapa massa perlu? karena massa adalah substance dari materi.
Tanpa massa, maka tidak ada gravitasi.
Tidak ada gravitasi maka seluruh perhitungan akan percuma.

Lalu bagaimana Higgs memberikan massa pada partikel materi? Contoh Electron.
Orang awam akan menjawab, ya gampang, bayangkan saja Higgs nempel pada electron.
Tidak segampang itu.

Electron adalah partikel fundamental. Tidak dapat dibagi lagi. Tapi ia memiliki massa.
Loh?? Jika Electron adalah partikel fundamental, bagaimana dia harus ditempeli boson Higgs?
(Fundamental = tidak dapat dibagi lagi)

Baca "The Property of Things"

Baiklah, perhatikan.
Electron adalah partikel penghantar muatan listrik negatif. muatan ini adalah property dari si partikel. Naun electron juga punya massa. Jika suatu property 'mass' HARUS dibawa oleh partikel lain (Higgs boson), maka dimana letak higgs untuk electron?
jika electron adalah partikel fundamental, dan jika electron harus membawa Higgs, maka ia bukan lagi paftikel fundamental. Tapi nyatanya ia adalah fundamental dan ber-massa. Lalu, bagaimana caranya Higgs memberikan massa untuk Electron?

Ternyata Higgs itu BUKAN partikel seperti partikel lain. HIGGS adalah sebuah medan (field, - Higgs Field). HIGGS ada dimana saja memenuhi ruang alam semesta. seperti ether.

Bayangkan lautan luas. Bayangkan sebuah gabus diletakkan di atas air laut. karena ringannya, maka ia mengapung. Ia pun relatif bebas bergerak karena gesekan permukaan gabus dan air kecil.

Bayangkan sebongkah kayu jati. Letakkan di laut. ia akan tenggelam. permukaan kayu banyak yang masuk ke dalam air. Kayu tidak mudah bergerak di air karena terhambat oleh air.

Begitulah cara HIGGS memberikan massa pada partikel.
Jadi, massa adalah banyaknya interaksi antara partikel materi dengan medan Higgs.
Semakin banyak, maka materi itu semakin besar massa-nya.

------------------------------------------------

Mengapa anda beranggapan bahwa di luar membrane ke 10, masih ada ruang lain?
Jika membrane 10 harus menempati ruang, maka ruang itu adalah dimensi ke 11 dong…
M-Theory hanya merumuskan adanya 10 dimensi ruang.

-------------------------------------------------

Menurut Einstein's General Theory of Relativity;
Jika terjadi pemusatan pertikel materi, (contoh bumi), maka terdapat massa yang besar. Massa yang besar akan melengkungkan ruang. Inilah General Theory of Relativity. Einstein menggambarkan alam dalam bentuk geometri Space-Time.

Sedangkan MQ mencoba melibatkan boson, yaitu graviton sebagai perantara yang menghubungkan antara obyek yang satu dan yang lainnya. Menarik ke arah yang lebih kuat.

--------------------------------------------------

Di Teori String, semua (forsa dan materi) diwakili oleh string. muatan, massa, semua diwakili oleh string. Dan Alam ini harus memiliki 10 dimensi-ruang agar string bisa eksis dan perhitungan matematisnya make sense.

Menurut saya, Higgs field itu berkaitan erat dengan membrane. atau mungkin Higgs adalah membrane.

Erianto Rachman mengatakan...

String bertumpu pada membrane karena memang sifatnya begitu.

Kurniawan mengatakan...

Wah luar biasa sekali pencerahan dari Bapak.
Saya jadi paham.

Mengapa anda beranggapan bahwa di luar membrane ke 10, masih ada ruang lain?
Jika membrane 10 harus menempati ruang, maka ruang itu adalah dimensi ke 11 dong…
M-Theory hanya merumuskan adanya 10 dimensi ruang.

Maksud saya bukan ada ruang lg setelah 10-brane. Justru saya itu ingin bertanya ada apa setelah 10-brane ?
-----------------------------

Masalah graviton, sebagai contoh kita ambil saja matahari dan bumi, pasti ada graviton yg bergerak dari matahari ke bumi begitu juga sebaliknya dari bumi ke matahari, graviton yg bergerak dari matahari ke bumi setelah graviton tsb sampai ke bumi apakah akan kembali lg ke matahari ?

-----------------------------

Saya sependapat dengan bapak kalau higgs itu adalah medan atau mungkin membrane.
Kalau higgs itu membrane berarti higgs bukan string dan bukan juga partikel. Benarkah menurut bpk ?
---------------------------------

Erianto Rachman mengatakan...

Di luar 10-brane seharusnya tidak ada apa2 lagi.
Paling tidak cuma sampai segitu kemampuan teori manusia untuk menggambarkan alam semesta ini.

-------------------
Menurut MQ, ya begitulah. graviton mondar-mandir antara bumi dan matahari.
Menurut saya sih ini agak aneh.

Kurniawan mengatakan...

Agak aneh kenapa pak ? kalau menurut saya sih masuk akal.
Semakin besar massa materi maka semakin byk berinteraksi dg membrane (higgs), maka semakin melengkung membrane tsb.
------------------------------------
Apa yg menyebabkan string bergetar ?

Kurniawan mengatakan...

Mungkin getaran string itulah yg menentukan banyak atau sedikitnya berinteraksi dengan membrane.
Semakin byk getarnya (besar frekuensinya)maka semakin banyak berinteraksi dg membrane.
Jika semakin byk berinteraksi dg membrane maka semakin besar massanya.
apa benar demikian pak ?

Kurniawan mengatakan...

Di luar 10-brane seharusnya tidak ada apa2 lagi.
Apakah tidak ada apa2 lg itu maksudnya 0-brane ?
-------------------------------------
Dulu bapak mengatakan kalau 10-brane itu diperkirakan banyak, kalau banyak bagaimana system gravitasinya ? sementara graviton tidak bisa menembus diluar 10-brane.

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan,
Saya sepertinya tidak mengatakan bahwa 10-brane itu banyak. Tapi tidak ada yang tau ada apa setelah 10-brane. Apakah ada banyak? mungkin. tidak ada yang tau.

Menurut M-Theory, graviton tidak bisa mempengaruhi 0-brane. 0-brane adalah entity yang tidak perlu ruang dan tidak perlu waktu untuk eksis.

Kurniawan mengatakan...

Apakah atom yg paling besar massanya adalah atom yg paling byk elektron dan protonnya ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan;
Proton+Neutron+Electron

Kurniawan mengatakan...

0-brane adalah entity yang tidak perlu ruang dan tidak perlu waktu untuk eksis.

Bisakah dikatakan bahwa 0-brane itu Zat-Nya Tuhan ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:
Saya mengarah ke situ.
Pikirkan, jika 0-Brane adalah the true ingredient of space and time, dan semua membrane harus bergantung padanya, maka ialah Zat Tuhan.
Pernahkah anda menemukan statement serupa ini di dalam kitah suci?

Kurniawan mengatakan...

Pernahkah anda menemukan statement serupa ini di dalam kitah suci?

Banyak sekali Pak, dalam al-quran banyak sekali pak, tetapi tidak menyebutkan brane2, hanya secara tersirat saja. Intinya dalam ayat2 al-quran selalu menyebutkan bumi langit dan seluruh isinya tergantung kepada Allah.

---------------------------------

Tp sebenarnya 1-brane, 2-brane dst semuanya juga manifestasi dari Tuhan. Mungkin 0-brane ini Zat aslinya ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:
Saya berusaha tidak berangkat dari ajaran atau agama, atau keyakinan apapun. Saya baru menyinggung agama di tulisan saya "Cosmic Religion".
Jadi, jika anda menemukan adanya persamaan pernyataan di kitab suci dengan pernyataan para ilmuwan toeri string, baguslah buat anda.
Kedua sisi; agama dan science, bukanlah dari saya. saya hanya menyampaikan saja dan 'sedikit' deduksi.

Saya yakin sekali bahwa kita Kita semua manifestasi dari Tuhan.
Apakah 0-brane adalah zat-nya Tuhan. kok sepertinya iya (menurut saya).

Kurniawan mengatakan...

Dalam teori M disebutkan bahwa Big Bang terjadi karena singgungan/tabrakan dari membrane-membrane. Akibat dari Big Bang tsb maka terbentuklah materi-materi.
Lalu bagaimana proses terbentuknya membrane-membrane ini ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan
Saya tidak tau. Dan tidak ada yang tau.

Anonim mengatakan...

Saya bukan ahli fisika, bukan pula orang jenius. Sayapun tidak begitu paham dengan uraian anda di atas. Dan saya juga belum membaca uraian (terkait) anda yang lain. Tapi jika boleh berpendapat tentang Tuhan dan 'semesta' (dengan IQ saya yang pas-pasan), saya sependapat dengan Stephen H bahwa Tuhan tidak ikut campur dalam 'menjalankan' semesta. Tapi saya juga menolak kalau Hawking menyatakan bahwa Tuhan tidak ada. Dengan pemikiran yang sangat sederhana, saya berpendapat bahwa Tuhan dan cuma Tuhan yang menciptakan semesta (untuk kali pertama). Dan teori Hawking bahwa semesta bisa dan akan menciptakan/mengatur dirinya sendiri, itu baru berlaku setelah kiamat (bukan untuk awal penciptaan). Bagi saya, ada sebuah sistem yang sempurna dan kompleks yang diciptakan Tuhan, dimana sistem itu akan mengatur 'apapun' yang ada/termasuk di dalamnya. Setelah kiamat, semesta akan terbentuk dengan sendirinya dan mengatur dirinya sendiri sesuai desain awal yang telah ditetapkan Tuhan. Tentang doa, saya setuju bahwa doa bisa dijelaskan secara ilmiah. Sekian, terima kasih.

Anonim mengatakan...

setelah membaca beberapa artikel bapak, saya menjadi sangat tertarik dengan fisika kuantum...saya ada berapa pertanyaan...
1. apakah string itu walaupun bergetar tetapi selalu di "tempat"nya?
2. saat partikel bergerak apakah partikel itu "melompat" antar string atau bagaimana?
tolong dijelaskan karena saya masih kurang paham dengan teori string....
@HANIF dimohon penjelasanya terima kasih..

Erianto Rachman mengatakan...

@Hanif:

Terima kasih sudah membaca tulisan saya.

1. String bisa bergerak. tidak harus selalu di tempat.
2. Sepertinya pemahaman anda keliru mengenai partikel vs String.
Partikel adalah string, string adalah partikel. Partikel yang dulunya dikira berbentuk bulat sekarang berbentuk tali (string).