Sabtu, 12 Januari 2008

Braneworlds





M-Theory berupaya mempertemukan Relativitas Umum dan Mekanika Kuantum dalam satu kerangka berpikir, membuka kemungkinan baru akan alam semesta paralel dan berlapis-lapis.



[Click here to read this article in English]


Pendahuluan

Sebuah buku menarik telah saya baca. “The Fabric of the Cosmos”. Sebuah komentar mengatakan “Another Hawking, only better” untuk sang penulis. Dialah Brian Greene dari Columbia University yang juga penulis “The Elegant Universe” yang menjadi best seller. Tidak hanya buku, sebuah tiga episode film berjudul sama, “The Elegant Universe” diproduski oleh NOVA dan PBS dan bisa di tonton online di internet. Bagi yang lebih menyukai menonton film ketimbang membaca buku, Film ini sangat bagus dan lebih mudah dimengerti. Rasa takjub saya kepada alam semesta bertambah dan membuat saya berpikir panjang.

Sempat saya angkat sedikit tulisan saya ke sebuah mailing list di internet, dan mendapatkan banyak tanggapan. Sungguh sebuah topik yang sangat serius dan menggugah siapa pun untuk ikut serta dalam diskusi panjang dan meluas hingga kepada agama.

Tulisan ini merupakan rangkuman dari beberapa buku fisika yang saya baca namun saya berusaha untuk menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti dan berharap bisa menjadi sebuah referensi sederhana bagi siapa pun.


Fisika Klasik

Perjalanan kita dimulai dari sebuah kecelakaan di masa lampau yang menimpa kepala seorang pemikir terkenal. Sebuah apel jatuh dari pohonnya dan memberi ide kepada Isaac Newton. Ide apel yang jatuh ini merupakan awal popularitas gaya atau forsa (force) gravitasi yang diperkenalkan Newton. Forsa gravitasi-lah yang menyebabkan apel jatuh. Forsa ini pula lah yang menyebabkan planet melintas pada orbitnya mengelilingi matahari. Karya Isaac Newton mengenai forsa gravitasi dalam bukunya yang tekenal “Principia of Mathematica” masih digunakan orang hingga sekarang untuk meluncurkan roket mengelilingi bulan dan mengirimkan rover ke planet Mars.

Newton berhasil merubah pandangan orang. Gaya tarik-menarik yang tak terlihat itu bisa dihitung dan menjadi nyata dalam aplikasinya. Gravitasi adalah sebuah forsa fundamental di alam ini. Walaupun demikian Newton belum bisa menjawab apakah gravitasi tersebut.


Fisika Relativitas Umum

Dr. Albert Einstein
Dari sebuah kantor paten di Swiss, ilmuwan muda, Albert Einstein menyelidiki cahaya. Ia menemukan bahwa cahaya merambat dengan kecepatan sangat tinggi dan tidak ada satu obyek pun yang mampu bergerak melebihi kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya adalah konstan dan sama di mana saja di alam semesta ini. Einstein memperkenalkan kepada dunia sebuah konsep dan cara berpikir baru mengenai ruang-waktu.

Dalam menyelidiki ini, Einstein menemukan bahwa sebuah benda massif di alam semesta seperti bintang atau matahari kita, melengkungkan ruang. Anda bisa membayangkan sebuah bola bowling di atas permukaan trampoline. Karet trampoline melendut atau melengkung ke bawah karena massa bola bowling. Kemudian bila sebuah bola yang lebih kecil dan lebih ringan massanya, misal bola tennis, digelindingkan di samping bola bola bowling menyeberangi permukaan trampoline, maka lintasan bola tennis akan membelok dikarenakan permukaan karet trampoline yang melengkung. Einstein menemukan apa yang disebut forsa gravitasi.

Lintasan planet yang mengelilingi matahari sebenarnya adalah lintasan planet yang bergerak lurus namun terlengkungkan oleh ruang yang melengkung dikarenakan massa matahari di dekatnya.

Lalu apa yang terjadi bila tiba-tiba matahari lenyap? Menurut Newton, planet-planet akan kehilangan forsa gravitasi dari matahari dan seketika itu pula melanjutkan gerak lurusnya menjauh dari matahari. Ilustrasi yang benar namun tidak seluruhnya tepat. Einstein menambahkan bahwa cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi. Jika tiba-tiba matahari lenyap, maka kelengkungan ruang yang disebabkan massa matahari akan kembali ke kondisi ruang yang rata. Dengan kata lain anda bisa membayangkan permukaan trampoline yang menjadi rata kembali ketika bola bowling diangkat, atau permukaan air yang beriak kemudian tenang kembali. Sebuah riak gelombang terjadi dari pusat lokasi matahari. Gelombang forsa gravitasi ini merambat dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya. Sehingga Einstein mengemukakan bahwa planet bumi tidak akan langsung meninggalkan orbitnya sebelum 8 menit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh forsa gravitasi untuk mencapai bumi dari matahari.

Einstein menerbitkan teori Relativitas Umum. Forsa gravitasi berhasil dijelaskan. Hingga kini, Relativitas umum merupakan teori yang mampu dengan baik menjelaskan pergerakan benda-benda massif di alam semesta seperti planet, matahari, dan galaksi. Teori relativitas menjelaskan alam semesta dalam ukuran besar. Einstein meyakini bahwa alam semesta berperilaku teratur seperti yang diamati dikarenakan mematuhui hukum-hukum fisika. “Tuhan tidak bermain dadu”, ucapnya.

Einstein membuka wawasan tentang bagimana orang seharusnya melihat ruang dan waktu. Ruang dan waktu bagaikan sebuah fabric atau lembaran kain yang membentang. Ruang-waktu dapat mengkerut, meregang, terpilin dan terdistorsi oleh medan gravitasi dari benda massif.


Fisika Quantum

Mulai dari sini tulisan saya akan lebih rumit untuk diikuti, saya pun menemukan kesulitan dalam menuliskannya. Kehadiran Einstein yang cemerlang dan teorinya yang memukau membangkitkan semangat seluruh fisikawan teoretis diseluruh dunia. Gagasan-gagasan baru diajukan dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada kesempatan ini saya hanya akan menyinggung yang penting-penting saja.


James Clerk Maxwell

Listrik (electricity) adalah sebuah forsa. Magnet juga febuah forsa. Orang menemukan bahwa listrik dan magnet adalah relevan, keduanya saling berpengaruh. James Clerk Maxwell berhasil menggabungkan kedua forsa tersebut menjadi sebuah forsa fundamental alam lainnya selain forsa gravitasi, yaitu forsa Electromagnetic (EM). Forsa EM dihasilkan oleh alam setiap saat, bahkan setiap partikel membawa muatan listrik yang mempengaruhi secara signifikan interaksi antar pertikel.

Maxwell mengirimkan sebuah paper kepada Einstein untuk dipublikasikan. Maxwell meyakini bahwa selain forsa gravitasi yang merambat pada dan melengkungkan ruang, forsa EM juga demikian, dan forsa EM memerlukan ruang untuk merambat. Tapi dimana? Untuk menjawab ini maka Maxwell mengusulkan sebuah dimensi ruang tambahan agar Forsa EM tersebut dapat merambat. Einstein menerima ide Maxwell ini. Diterimanya sebuah dimensi ruang tambahan adalah sebuah momentum awal manusia dalam mengkoreksi cara pandang terhadap alam. Lalu, dimana letak dimensi tambahan ini? Mengapa kita tidak melihatnya?

Ilmuan lain, Kaluza dan Klein mengusulkan bahwa dimensi extra itu sangat kecil. Bayangkan saja bila anda melihat sebuah kawat listrik dari jauh. Anda melihat kawat tersebut sangat kecil bagaikan sebuah tali yang memiliki panjang saja tanpa lebar. Namun bila kita melihat dari jarak yang sangat dekat, misalkan dari pandangan seekor semut, maka seekor semut itu dapat bergerak maju, mundur serta berputar ke kanan dan ke kiri di badan kawat listrik tersebut. Inilah dimensi extra yang tak tampak tesebut. Kaluza-Klein mengusulkan bahwa dimensi extra berukuran sangat kecil di setiap titik lokasi pada ruang. Karena terlalu kecil maka ia tak terlihat.

Einstein terinspirasi oleh forsa EM ini dan meyakini bahwa untuk mengerti alam ini secara fundamental maka forsa Gravitasi harus bisa disatukan dengan forsa EM. Sebuah penggabungan atau unification. Sejak saat itu seluruh hidupnya dihabiskan untuk menemukan sebuah rumusan tunggal yang mampu menjelaskan forsa gravitasi dan EM.

Sementara itu Neils Bohr memperkenalkan model atomnya yang diterima dengan baik, yaitu bahwa atom terdiri dari inti, inti terbentuk dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral, di sekitar inti mengorbit electron yang bermuatan negatif.

Di sinilah orang mulai berpikir pada semesta yang sangat kecil. Untuk mengerti perilaku alam semesta secara keseluruhan, maka orang harus mengerti interaksi antar partikel. Penelitian ini menghantarkan orang pada alam sub-atomic. Disinilah lahirnya fisika quantum.
Jika Teori Relativitas menjelaskan alam semesta dalam ukuran besar, maka fisika quantum menjelaskan alam semesta dalam ukuran sangat kecil.

Namun terjadi sebuah kontradiksi. Pada ukuran alam yang sangat kecil ini, gravitasi bagaikan tidak punya gigi. Maksudnya, forsa gravitasi tidak memiliki peran sama sekali dalam reaksi antar partikel. Malahan, fisikawan berhasil menemukan forsa fundamental lainnya, yaitu forsa nuklir Kuat (Strong Nuclear Force) yang merekatkan inti atom pada tempatnya, dan forsa nuklir lemah (Weak Nuclear Force) yang menyebabkan peluruhan atom atau radiasi.

Sejauh ini telah ditemukan seluruh forsa fundamental alam. Mereka adalah forsa gravitasi, forsa electromagnetic, forsa nuklir kuat dan forsa nuklir lemah. Ditinjau dari kekuatan energi-nya, maka forsa nuklir kuat adalah yang terkuat. Ini telah dibuktikan dengan dibuatnya bom atom. Peledakan bom atom adalah sebuah pelepasan energi forsa nuklir kuat yang disebabkan oleh pemisahan partikel pada inti atom. Pemecahan inti atom ini membuat luruhnya (radiasi) atom yang energi-nya (energi forsa nuklir lemah) masih dapat dideteksi hingga sekarang.

Forsa gravitasi adalah yang terlemah di antara ketiganya. Bila dibandingkan dengan forsa EM saja, maka forsa EM trilyunan kali lebih kuat. Forsa Gravitasi hanya dapat dirasakan pada benda-benda ber-massa sangat besar seperti planet dan bintang. Pada alam quantum, forsa gravitasi tidak memiliki pengaruh, karena kekuatan forsa ini terlalu kecil untuk diperhitungkan.

Sebuah dilema dan masalah serius bagi fisikawan. Unification mengalami kendala.

Pada kesempatan lain, Roger Penrose dan Stephen Hawking mendalami sebuah fenomena alam, yaitu keruntuhan bintang. Sebuah bintang dapat runtuh bila setiap partikel yang membentuknya kehilangan energi. Electron yang kehabisan energi akan jatuh ke inti atom. Ukuran atom mengkerut sangat signifikan sehingga ukuran bintang itu pun mengkerut ke ukuran yang sangat kecil. Namun demikian, forsa gravitasi tidak berubah. Singkatnya, pada ukuran yang sangat kecil ini, forsa gravitasi sangat kuat. Ruang terlengkungkan ke ukuran tak hingga.

Demikian kuatnya forsa gravitasi hingga cahaya pun tidak dapat lolos. Bila cahaya tidak dapat lolos, maka kita tidak mungkin bisa melihat bintang runtuh tersebut. Keberadaan bintang runtuh ini hanya dapat dilihat dengan memperhatikan daerah hitam gelap di langit yang memiliki gravitasi kuat. Oleh kerenanya bintang runtuh lebih sering disebut lubang hitam (black hole).

Cahaya, atau partikel cahaya yang disebut photon yang jatuh ke dalam lubang hitam tidak akan dapat lolos. Namun pada jarak tertentu dari inti lubang hitam dimana forsa gravitasi tidak terlalu kuat sehingga cahaya masih dapat bertahan untuk tidak jatuh namun terlalu lemah untuk bisa lolos, maka cahaya tersebut hanya dapat melayang-layang di situ. Jarak ini disebut horizon peristiwa (event horizon). Dinamakan demikian karena dipercayai jika cahaya berhenti bergerak, maka waktu setempat ikut berhenti.


Singularitas dan Penciptaan Alam Semesta

Saya rasa perlu untuk meninjau bahasan ini. Tujuan akhir fisika adalah untuk mengerti perilaku alam semesta, bagaimana terciptanya dan untuk apa diciptakan. Pertanyaan terakhir terdengar seperti keinginan manusia untuk mengerti pikiran Tuhan. Namun apabila memang Tuhan menciptakan alam ini dengan alasan khusus, maka jawabannya tentu saja dengan harus menjawab terlebih dahulu pertanyaan bagaiman alam semesta ini diciptakan.

Penrose memberi ide kepada Hawking mengenai asal-usul alam semesta. Ditambah dengan Sebuah pengamatan mengenai alam semesta yang mengembang, menyimpulkan bahwa suatu saat di masa lampau, alam semesta ini berukuran sangat kecil. Hawking menegaskan bahwa alam semesta ini berawal dari sebuah titik tunggal sangat kecil. Sebuah singularitas.

Singularitas berasal dari kata singular atau sebuah kondisi “tunggal”. Di titik awal terbentuknya ruang-waktu ini, seluruh forsa fundamental alam seharusnya masih berupa satu forsa tunggal. Kemudian seperti halnya ledakan bom nuklir, pecahnya sebuah forsa tunggal ini menjadi empat forsa alam menghasilkan ledakan yang Maha dahsyat, yang disebut “Big Bang”.

Big Bang adalah peristiwa penciptaan alam semesta ini. Sebuah peristiwa terpecahnya sebuah forsa tunggal menjadi 4 forsa fundamental.

Alam mengembang hingga sekarang dan membentuk bintang dan planet.

Penemuan lubang hitam bagaikan melihat Big Bang dari arah terbalik. Lubang hitam adalah singularitas. Maka untuk mengerti bagaimana alam semesta ini diciptakan, adalah dengan menggabungkan keempat forsa yang ada. Sampai hingga fase ini, manusia sudah berhasil menggabungkan forsa EM dengan forsa nuklir lemah menjadi forsa elektrolemah (Electroweak Force). Juga elektrolemah digabungkan dengan forsa nuklir kuat menghasilkan sebuah framework yang diyakini sebagai “model standard” (Standard Model) dari sebuah teori pamungkas yang mampu menjelaskan asal usul alam semesta dalam sebuah teori tunggal; “Teori Segala Hal”, atau ”Theory of Everything (TOE)”


Relativitas VS Quantum

Lubang hitam adalah sebuah momok bagi fisika saat itu. Dikala mereka melupakan forsa gravitasi karena dinilai terlalu lemah, di depan mata mereka terpampang peristiwa nyata mengenai penyatuan forsa-forsa tersebut ke dalam sebuah singularitas. Bagaimana sebuah obyek berukuran tak-hingga kecilnya menghasilkan gravitasi begitu besarnya? Bagaimana menjelaskan mekanika lubang hitam ini?

Teori Relativitas tidak berlaku di alam berukuran quantum karena pada teori ini forsa gravitasi sangat berperan dan hanya melibatkan benda-benda besar. Teori fisika quantum mampu menjelaskan alam sangat kecil ini namun ia tidak bisa melibatkan forsa gravitasi.

Kesimpulannya, fisika runtuh di lubang hitam. Benar-benar sebuah lubang hitam yang sangat gelap karena tidak ada satu pun perangkat ilmu yang mampu menjelaskannya.


Strings Theory

Agak kembali sedikit ke masa lampau, saat hampir semua fisikawan berbondong-bondong menyelidiki fisika quantum, ada sebagian kecil, mungkin boleh dikatakan, satu atau dua orang saja yang tersisa dari seluruh ilmuwan yang ada di dunia ini yang tidak mengikuti jejak rekan-rekan yang lainnya.

Saat semua orang beranggapan bahwa wujud atom dan partikel berbentuk menyerupai titik atau bola, maka sebagian kecil ilmuwan ini menemukan kemungkinan lain dari persamaan matematis yang membawa mereka pada ide liar bahwa kesalahan fisika selama ini terletak pada ‘bentuk’. Kita telah keliru memandang partikel berbentuk bola. Mereka menemukan bahwa pertikel berbentuk tali atau string.

Lalu apa implikasinya jika pertikel fundamental berbentuk string?

String berukuran sangat kecil, yaitu berjuta-juta kali lebih kecil dari quark. Untuk membayangkan ukuran string yang sangat kecil ini, bayangkanlah bila sebuah atom adalah tata surya kita, maka sebuah string berukuran sebuah pohon di bumi. String super kecil ini yang saking kecilnya dianggap hanya memiliki panjang saja (satu dimensi-ruang) bergetar dan variasi getarannya itulah yang menghasilkan apa yang kita amati sebagai partikel-partikel. Para pengusung teori string ini mengatakan bahwa string adalah satu-satu nya bahan dasar pembentuk ruang dan waktu. Yang kita amati sebagai beraneka ragam partikel itu sebenarnya adalah hasil variasi getar string-string yang sama.

Dengan demikian maka perhitungan atau persamaan matematikanya menjadi berubah sama sekali. Alam fisika quantum yang tadinya mengabaikan forsa gravitasi sekarang dapat menerima forsa gravitasi tersebut sebagai bagian dari persamaan matematisnya. Atau boleh dikatakan telah ditemukan forsa gravitasi di alam quantum. Fisika relativitas dan fisika quantum berhasil disatukan. Teori string diduga kuat sebagai teori pamungkas yang dicari, sebuah teori tunggal yang mampu menjelaskan perilaku alam semesta ini; sebuah teori segala hal.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana forsa gravitasi ditemukan dalam persamaan matematika fisika quantum? Untuk menyinggung ini, perlu kita kilas balik sedikit sekelumit sejarah panjang perkembangan teori string.

Teori string tidak terjadi dalam semalam saja. Diawali di tahun 1968, oleh seorang fisikawan muda asal Italy, Gabriele Veneziano, sekarang bekerja untuk CERN, yang mempelajari persamaan matematis yang menjelaskan forsa nuklir kuat. Ditemukannya persamaan ini membuka jalan pada penelitian forsa tersembunyi di inti atom. Kemudian penelitian menggugah ilmuwan lainnya, Leonard Suskind dari Stanford University yang melihat bahwa persamaan tersebut mengindikasikan sesuatu yang tersembunyi, sebuah partikel yang memiliki struktur internal yang bisa melendut dan meregang. Partikel ini bukan berbentuk titik atau bola, namun berbentuk string yang secara alami bergerak lentur. Temuannya ini sempat tidak mendapat tanggapan dari fisikawan lainnya.


John H. Schwarz dan Michael B. Green (Pictures from NOVA)


Adalah seorang fisikawan yang melanjutkan penelitian mengenai string ini, di tahun 1973, yaitu John H. Schwarz dari California Institute of Technology, mengemukakan bahwa jika string ini benar, maka string akan mampu menjelaskan banyak misteri alam ini. Schwarz berhasil menarik perhatian para ilmuwan dunia dan orang mulai banyak bergabung mendalami teori radikal ini.

Namun teori string mengalami kendala besar. Yaitu terdapat beberapa anomali pada perhitungan atau persamaan matematisnya. Pertama, teori string melibatkan sebuah partikel bermassa nol dan partikel tachyon, yaitu partikel yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Telah disinggung sebelumnya bahwa Teori Relativitas tidak membenarkan adanya obyek yang bergerak melebihi kecepatan cahaya. Teori string sekali lagi nyaris turun pamor.

Michael B. Green dari Cambridge University bergabung dengan Schwarz untuk mengkaji dan membedah persamaan matematis teori string ini lebih dalam. Di tahun 1984 Mereka berhasil meniadakan anomali tersebut. Mereka menemukan bahwa partikel aneh yang menjadi momok teori ini sebenarnya adalah “graviton” yaitu partikel untuk forsa gravitasi. Peristiwa sangat bersejarah ini dikenal sebagai salah satu yang menggemparkan dunia. Schwarz dan Green menemukan forsa gravitasi dalam persamaan mereka. Mereka berhasil ge
milang meniadakan anomali.

Lebih banyak lagi orang ikut bergabung melanjutkan perjuangan Schwarz dan Green hingga kemudian sebuah kendala besar dihadapi mereka kembali, yaitu:
  1. Teori string melibatkan dimensi extra.
    Seperti yang kita kenali bersama bahwa kita hidup di alam dengan 3 dimensi-ruang yaitu panjang, lebar, dan tinggi ditambah 1 dimensi waktu menjadikan total = 4 dimensi ruang-waktu. Namun string harus bergerak di lebih dari 3 dimensi ruang itu. String harus bergerak di 9 dimensi ruang. Sehingga menurut teori string, alam yang kita tempati ini sebenarnya memiliki 10 dimensi ruang waktu.


    Lalu dimana ke-enam dimensi ruang lainnya? Mengapa kita tidak bisa melihat atau merasakannya? Sekali lagi Kaluza dan Klein mengajukan bahwa 6 dimensi ruang ini berukuran sangat kecil sehingga tidak bisa teramati.


    Namun kemudian orang mulai menerima kehadiran dimensi ektra ini karena memang HARUS ada dimensi extra di alam ini bagi string untuk wujud. Dimensi extra adalah sebuah temuan fenomenal.
     
  2. Terdapat 5 teori string.
    Ini merupakan masalah besar. Bagaimana sebuah teori segala hal hadir dalam 5 variasi? Setiap teori sama-sama benar namun memiliki perbedaan mendasar pada persamaan matematisnya.

Strings / M-Theory

Edward Witten (Picture from NOVA)
Barulah Pada tahun 1995, pada konvensi fisika sedunia, seorang fisikawan yang kemudian menjadi sangat terkenal, yaitu Edward Witten, dari Institute for Advance Study, mempublikasikan papernya. Edward Witten dijuluki sebagai orang tercerdas di planet bumi ini dan mendapat julukan “the true successor of Einstein”, ia berhasil menggabungkan ke-lima teori string menjadi sebuah teori tunggal yaitu M-Theory.

Witten mengemukakan bahwa kelima teori string itu sebenarnya hanyalah ragam cara melihat suatu hal yang sama. Kita bagaikan berada dalam ruangan gelap gulita dan saling meraba seekor gajah yang sama di depan kita. Sebagian meraba kepalanya, sebagian meraba kakinya, sebagian meraba belalainya dan sebagian meraba badannya, begitu Edward Witten memberikan penerangan di dalam ruangan, barulah orang menyadari bahwa sebenarnya mereka semua meraba seekor gajah yang sama.

Penerangan yang dibawa oleh Witten dalam M-Theory nya ini adalah dengan menghadirkan sebuah dimensi ruang tambahan ke dalam hitungan matematis teori string. Seluruh persamaan menjadi klop dan semuanya mejadi masuk akal. Kini alam kita diyakini oleh string/M-theory memiliki 10 dimensi ruang menjadikannya total 11 dimensi ruang-waktu.

Edward Witten tidak menyebutkan kepanjangan dari “M” itu.


Braneworlds

M-theory mengemukakan bahwa:

  1. String merupakan tali super kecil yang memiliki panjang saja (1 dimensi) dengan kedua ujungnya terbuka (open loop).
  2. Terdapat string yang melar hinga memiliki panjang dan lebar (2-dimensi), membentuk membrane (disingkat, “brane”) atau sebuah lembaran super tipis. Kita sebut ini sebagai 2-brane. Sedangkan string 1 dimensi disebut dengan 1-brane.
  3. Kedua ujung string 1-brane harus melekat / bertumpu pada 2-brane.
Perbedaan signifikan terjadi setelah hadirnya M-Theory adalah bahwa orang mulai meninggalkan gambaran dimensi extra yang terpilin sangat kecil itu. M-Theory memberi gambaran pada kemungkinan yang berlawanan, yaitu bahwa dimensi-ruang extra itu berukuran sangat besar. Kita mungkin hidup di alam semesta 3 diemensi-ruang yang berada di dalam sebuah dimensi-ruang yang lebih besar lagi. Bahwa alam semesta kita berupa membrane 3 dimensi ruang atau 3-brane, dan alam 3-brane kita berada di dalam alam berdimensi lebih tinggi – yaitu alam 4 dimensi-ruang atau 4-brane.

Agar lebih mudah mengerti konsep membrane ini, bayangkanlah bahwa layar televisi anda adalah sebuah dunia dua dimensi. Pemain film di dalam televisi hidup di alam dengan 2 dimensi-ruang saja (hanya memiliki dimensi panjang dan lebar) mereka tidak memiliki dimensi ruang ke-tiga. Mereka tidak tau dan tidak menyadarinya. Jarak antara mata anda ke layar televisi adalah sebuah dimensi-ruang ke-tiga yang tidak dimiliki alam dalam televisi itu. Atau boleh saya dikatakan bahwa untuk menemukan dimensi extra, maka makhluk yang hidup di dimensi layar televisi harus keluar dari layar televisi tersebut.

Sampai tahap ini apakah anda sudah bisa membayangkannya? Sekarang coba bayangkan alam semesta kita adalah layar televisi tersebut. Televisi dengan 3 dimensi ruang. Maka jarak antara pengamat lain di luar televisi ke layar televisi itu adalah dimensi ruang ke-empat yang tidak dimiliki oleh alam kita. Alam di luar alam kita adalah sebuah alam semesta yang memiliki 4 dimensi-ruang.

Sekarang bayangkan bila alam semesta dengan 4 dimensi-ruang itu adalah sebuah layar televisi. Maka jarak antara pengamat lain di luar televisi ke layar televisi itu adalah dimensi ruang ke-lima yang tidak dimiliki oleh alam 4 dimensi-ruang.

Demikian seterusnya.

Marilah kita lanjutkan membayangkan dengan cara yang sama ke alam semesta kita.

Alam semesta kita yaitu 3-brane berada di membrane yang lebih tinggi; 4 brane. Atau boleh saya katakan alam 3-brane kita dibungkus oleh alam 4-brane. M-Theory mengatakan bahwa alam 3-brane kita memiliki kemungkinan exist berdampingan dengan alam 3-brane lainnya (parallel universe). Ada berapa banyak parallel universe? Tidak ada yang tau.

Lalu dimana dimensi 5, 6, 7, 8, 9, dan 10?
Mari kita lanjutkan lagi membayangkannya. Bila alam 3-brane dibungkus alam 4-brane, maka:
Alam 3-brane dibungkus oleh alam 4-brane (lapis 1)
Alam 4-brane dibungkus oleh alam 5-brane (lapis 2)
Alam 5-brane dibungkus oleh alam 6-brane (lapis 3)
Alam 6-brane dibungkus oleh alam 7-brane (lapis 4)
Alam 7-brane dibungkus oleh alam 8-brane (lapis 5)
Alam 8-brane dibungkus oleh alam 9-brane (lapis 6)
Alam 9-brane dibungkus oleh alam 10-brane (lapis 7)

Alam semesta kita dibungkus oleh alam lainnya yang berdimensi-ruang lebih tinggi. Dan di setiap membrane terdapat parallel universe.


String terbuka (opened-loop string) yang kedua ujungnya tertambat pada membrane. (Picture from NOVA)



Graviton

M-Theory diterima luas sebagai teori elegan dengan keindahan matematika tingkat tinggi. Inilah sebuah wujud pencapaian peradaban manusia terkini.

Untuk melengkapi pemaparan saya, saya akan singgung sedikit lagi kelanjutan atau perkembangan dari teori ini.

String tertutup (closed-loop string) (Picture from NOVA)
String dipercaya memiliki bentuk open-loop atau kedua ujungnya terbuka dan menumpu pada membrane lain. Namun diyakini ada pula string dengan ujungya saling bertautan (besambung) sehingga membentuk closed-loop. Dengan ujung yang tidak bebas ini maka string jenis ini tidak bisa bertumpu pada membrane. Jenis string seperti ini bebas melayang ke ruang mana saja dan menyebrang ke membrane lain. String dengan closed-loop ini adalah Graviton.

Masih ingat forsa gravitasi yang dianggap paling lemah diantara forsa yang lainnya? Dengan sifat graviton yang bebas itu maka forsa gravitasi sesungguhnya sangat kuat, bahkan mungkin sama kuatnya dengan forsa Electromagnetic. Ia tampak lemah karena sebagian kekuatan forsa gravitasi mampu menyebrang ke brane lainnya dengan bebas.

Graviton adalah satu-satunya partikel saat ini yang diyakini bebas bergerak menyebrang ke membrane lainnya. Forsa lainnya tidak bisa meninggalkan suatu membrane. Sehingga tidak mungkin kita bisa melihat alam brane lain atau parallel universe karena cahaya tidak dapat keluar dari membrane. Forsa nuklir kuat, forsa nuklir lemah, Electromagnetic dan cahaya terperangkap di dalam sebuah membrane.

Satu hal yang menjadi perhatian dunia adalah membuktikan keberadaan string melalui percobaan laboratorium. String adalah teori elegan yang belum terbukti melalui experimen. Namun dengan syarat yang ditentukan oleh teori ini sendiri, terbuka peluang untuk membuktikannya dan upaya pembuktian ini menjadi prioritas utama. Antara lain adalah sedang berjalannya usaha bersama antara Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan California Intitute of Technology (CIT) dan didanai oleh The National Science Foundation membangun sebuah Observatory raksasa yang bukan berbasis cahaya maupun radio, melainkan berbasis forsa gravitasi. Harapannya adalah terdeteksinya graviton yang muncul semerta-merta membawa signature dari alam semesta membrane lain. Wahana ini dinamakan Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO). Juga direncanakan untuk dibangun Versi luar angaksa dari LIGO, adalah Laser Interferometer Space Antenna (LISA).


Ilustrasi Graviton bergerak meninggalkan membrane (picture source: NOVA)

Usaha lainnya sedang dilakukan Fermilab, sebuah laboratorium di Illinois yang memiliki atom smasher, yaitu sebuah Akselerator Partikel yang berfungsi untuk mempercepat inti atom hydrogen dalam suatu lintasan sepanjang 4 mil untuk kemudian ditabrakkan dengan inti atom Hydrogen lain ujung lintasan. Inti atom yang ditabrakkan akan terpecah dan menghasilkan siraman partikel-partikel yang lebih kecil. Sebelum M-Theory, ilmuwan hanya berusaha mengindentifikasi siraman partikel-partikel baru tersebut, namun kali ini mereka berusaha mendeteksi partikel graviton yang muncul saat terjadi tabrakan. Namun graviton akan muncul hanya sekejap karena graviton yang berdiri sendiri akan langsung menyeberang ke membrane lain. Graviton yang muncul dan hilang hanya dalam sekejap ini tidak akan memberi kesempatan pengamat untuk mendeteksinya. Untuk mengatasi ini maka pendeteksian graviton ditandai dengan absen-nya partikel tersebut sesaat setelah tabrakan.


Fermilab (Picture source: NOVA)

Hal serupa akan disusul oleh sebuah atom smasher raksasa yang sedang dalam tahap pembangunan yang memiliki kekuatan 7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki Fermilab. Atom smasher dan Akselerator Partikel raksasa ini adalah milik CERN, Swiss.


Large Hadron Collider (LHC) milik CERN, akselerator partikel terbesar di dunia
(Picture source: NOVA)


Jutaan dollar telah dikeluarkan untuk pembangunan alat-alat raksasa tersebut dan mereka saling berlomba sebagai yang pertama kali menemukan graviton. Jika graviton ditemukan, maka teori string kukuh dan benar dengan seluruh impllikasinya; braneworlds yang meggambarkan alam semesta kita ini berlapis dengan 11 dimensi ruang-waktu adalah benar. Dan alam semesta ini bisa terjelaskan dengan sebuah teori tunggal, “Theory of Everything”.


Membranes (Picture from NOVA)


Zero-Brane

Perkembangan lain dari String/M-Theory adalah munculnya sekelompok ilmuwan yang menemukan kejanggalan atas statement bahwa string adalah satu-satunya ingredient atau bahan dasar pembentuk ruang dan waktu. Pertanyaan mereka adalah, jika string perlu ruang dan waktu untuk bergetar dan bergerak, bagaiman bisa mereka dinobati sebagai bahan dasar pembentuk ruang-waktu?

Jikapun harus ada bahan dasar yang paling fundamental yang membentuk ruang-waktu, maka entity ini haruslah tidak terikat oleh ruang-waktu, atau space-less and time-less entity . Entity semacam ini tidak mungkin berbentuk string, melainkan sebuah titik tanpa dimensi atau berdimensi nol; Zero-Brane Entity. Usulan ini patut mendapat perhatian karena usulan ini meng-klaim bahwa string bukanlah bahan fundamental pembentuk ruang waktu.

Zero-Brane yang berbentuk titik tanpa dimensi ini haruslah teratur menandai setiap titik pada ruang namun tidak terikat oleh ruang. Titik-titik teratur bagai grid. Teori ini dikenal sebagai Matrix Theory. “M” sebagai “Matrix” dari M-theory.


Kesimpulan

Sampailah saya pada bab kesimpulan yang saya persiapkan untuk menyimpulkan serta memberi pendapat atau usulan kepada pembaca sebagai bahan pemikiran dan diskusi.

Dulu Stephen Hawking pernah bertanya, jika ruang dan waktu akan hancur suatu saat nanti dalam sebuah kehancuran besar atau Big Crunch maka dimana letak Tuhan? Hawking mendapat julukan atheis (tidak percaya Tuhan). Namun saya pun pernah menanyakan hal serupa. Seorang teman memperingatkan saya agar berhati-hati dan menghindari diri dari kekafiran. Tapi saya yakin kita adalah manusia ciptaan Tuhan yang diberi karunia otak yang berkemampuan mempertanyakan pertanyaan tersebut. Lalu kenapa harus jadi kafir karenanya?

Keyakinan dan rasa ingin tau saya, saya salurkan dengan mempelajari ilmu-ilmu kebatinan, fisika, serta melakukan wawancara kepada beberapa pemuka agama. Kesimpulan yang saya dapat adalah yang tertuang di dalam tulisan saya ini.

Orang mengatakan bahwa Tuhan itu lebih besar dari alam semesta ini. Ia tidak mungkin hancur oleh ciptaanNya sendiri. Benar! Saya setuju, lalu tentunya ada penjelasan logis yang menempatkan Tuhan di posisi yang Maha Besar itu.

Di alam semesta yang kita tempati ini, kita hidup di sebuah planet bernama bumi. Bumi dan planet-planet lannya mengorbit mengelilingi matahari. Ini sebuah tata-surya. Tata surya kita ini adalah satu dari milyaran tata surya lain dalam sebuah galaksi yang bernama bima sakti. Galaksi Bima sakti adalah satu dari milyaran galaksi lain dalam sebuah cluster galaksi. Dan cluster galaksi tersebut merupakan satu dari milyaran cluster galaksi lainnya. Seluas itulah alam semesta kita. Dan Bumi bagai sebuah debu yang sangat kecil. Perjalanan ilmu pengetahuan manusia telah melawati tapal batas alam semesta ini dan sekarang sedang berusaha menyeberang ke alam semesta lainnya yang berdimensi lebih.

Mampukah manusia menembus hingga 10-braneworlds (alam semesta paling tertinggi)? Apakah kita akan menemukan Tuhan di sana?

Ada ketentuan yang telah saya singgung di atas; Tuhan tidak mungkin terbelenggu oleh ciptaanNya sendiri. Tuhan tidak mungkin berada di dalam salah satu-pun ruang membrane/braneworlds. Tuhan tentunya juga tidak mungkin terikat oleh “waktu” yang diciptakannya sendiri. Tuhan adalah sebuah entity yang terbebas dari ruang dan waktu. Tuhan pastilah menguasai sebuah realm dimana ruang dan waktu tidak relevant; The Zero-Brane Entity.


Lain-lain

Ide untuk kajian-kajian lain memenuhi kepala saya saat itu, seperti; Bagaimana manusia bisa menyeberang ke alam brane lain sedangkan cahaya saja tidak mampu menembusnya? Bagaimana Malaikat hilir mudik dengan mudahnya dari satu brane ke brane yang lainnya Seberapa kuasanyakah manusia untuk bisa menguasai itu semua?

Dibawah ini adalah hasil diskusi saya bersama rekan-rekan saya;

Tidak ada partikel yang mampu pergi ke alam brane lain selain graviton. Bilapun mungkin ada partikel lain yang memiliki string tertutup (closed-loop), saat ini kita tidak mengetahuinya. Tapi katakanlah demikian, maka untuk bisa menyeberang ke alam brane lain adalah dengan cara membungkus diri kita dengan graviton. Teman saya memberi ide mungkin kita harus berubah wujud dulu menjadi suatu zat dengan string tertutup, barulah kita bisa pergi ke brane lain. Atau mungkin zat inilah yang disebut sebagai ruh? Ruh adalah sebuah zat dengan string tertutup? Ini berarti bahwa untuk pergi ke brane lain kita harus mati dulu?

Yang terbayangkan, entity dengan dimensi lebih sedikit (misalkan alam 3 dimensi-ruang kita), bila pergi ke alam yang berdimensi lebih banyak (misal alam berdimensi-ruang 4) akan kekurangan substance dan tidak akan berwujud di alam tersebut. Seperti cara membayangkan alam di dalam televisi yang orang di dalamnya keluar ke alam 3 dimensi, maka bagaimana bentuk orang yang hanya memiliki 2 dimensi itu berada di alam 3 dimensi ini?. Kita bisa bayangkan ia hanya akan berwujud lembaran sangat tipis dan tidak mungkin bisa exist di alam ini.

Begitu pula kita apabila ingin pergi ke alam brane lain yang lebih tinggi, maka tidak mungkin kita pergi utuh dengan jasad kita seperti apa adanya. Maka usulan yang terdengar paling tepat adalah dengan berubah wujud terlebih dulu menjadi zat yang mampu exist di alam brane manapun.

Dan katakanlah kita mampu berubah wujud menjadi zat netral tersebut, apakah kita masih bisa pergi ke Zero-Brane? Tidak. Mengapa? Karena zat kita itu akan masih memerlukan ruang dan waktu untuk exist.

Saya meyakini bila manusia menguasai braneworlds, maka manusia menguasai dan menyatu dengan alam. Pada tingkat kedewasaan seperti ini, seharusnya tingkat kebijaksanaan manusia sudah mencapai kesempurnaan yang diperlukan untuk bersatu dengan alam ini di semua tingkat brane. Tidak ada lagi dinding pemisah antara yang fisik dan yang metafisik. Manusia akan mampu mendengar tawa bintang, tangisan pohon, serta percakapan semut termasuk keluhan batu-batuan. Manusia akan memimpin alam ini secara total.

Saya tutup tulisan saya sampai disini. Semoga bisa terbangkitkan rasa ingin tau anda dan ikut mencari penjelasan atas kebenaran-kebenaran itu menurut cara anda sendiri.



Sources:
  • Book: "The Fabric of the Cosmos" by Brian Greene
  • Book: "The Elegant Universe" by Brian Greene
  • Movie: "The Elegant Universe" by NOVA
  • Other sources from religious books
  • Interviews
  • Personal/self Deduction

114 komentar:

Anonim mengatakan...

Pertamax gan... Bravo buat tulisannya..!!!
Saya jadi teringat akan sebuah softcopy makalah kajian matematika Islam (sayang saya sudah tidak memilikinya lagi karena kena virus) yang mencoba membahas perjalanan Isra' Mi'raj Rasulullah s.a.w melalui Teori Guci (kalau saya tidak salah ingat) dimana dalam teori tersebut dikatakan bahwa ke-7 langit di alam semesta yg dikatakan dalam Al-Qur'an itu diibaratkan sebagai 7 buah guci. Kemudian perjalanan Isra' Mi'raj Rasulullah & malaikat Jibril menuju langit ke-7 digambarkan sbg perjalanan menaiki anak tangga (mendatar & naik) menuju masing2 bibir guci untuk menuju guci di sebelah luarnya.. dst. Perjalanan mendatar merupakan perjalanan menuju titik pinggir guci (bibir guci) & perjalanan naik merupakan perjalanan menuju pusat guci yg lebih tinggi. Dikatakan pula bahwa saat perjalanan naik, saat itulah terjadi perjalanan lintas dimensi melalui Lubang Cacing (Worm Hole Theory). Perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha merupakan perjalanan anak tangga mendatar pertama, kemudian dari Masjidil Aqsha naik menuju ke suatu titik di matahari (sbg pusat tata surya) merupakan perjalanan anak tangga naik pertama.. dst.
Kira2 apakah M-Theory ini bisa sejalan dengan teori yg pernah saya baca ya..? Sungguh luar biasa ciptaan Allah s.w.t.. Subhanallah!

Erianto Rachman mengatakan...

Terima Kasih atas komentarnya. Semoga tulisan saya bisa membawa manfaat bagi yang membacanya, menambah pengetahuan dan bersama-sama menelusuri dan menyelidiki misteri alam semesta ini.
M-Theory memang sungguh luar biasa. Namun sayang semua theory yang ada terutama M-Theory sangat sulit untuk dibuktikan. Kita hanya bisa mencoba menganalisanya dengan nalar dan logika.
Analogi Guci itu menarik juga. Memang begitulah seharusnya kita membayangkan bentuk alam semesta berlapis. Manusia yang terbelenggu di alam 3-dimensi ini hampir tidak mungkin bisa membayangkan alam berdimensi lebih.
Silahkan baca tulisan saya yang lain. Semuanya berhubungan.

Anonim mengatakan...

Bravo, tulisan ini sangat ilmiah sekali dan masuk akal. Namun perlu diingat bahwa ilmunya Allah tidak akan bisa kita logika kan dengan ilmu manusia yang sangat terbatas, artinya kita manusia tidak akan mampu berfikir lebih tinggi dari apa yang difikirkan Allah.
Manusia juga mungkin akan memasuki suatu keadaan dimana kita tidak terpengaruh oleh waktu dan hanya berada didalam suatu ruang, mungkin inilah yang disebut dengan kehidupan kekal di akhirat setelah kiamat atau hari pembangkitan yang kedua untuk manusia.
Yang jelas, dengan adanya pengetahuan ini kita sebagai manusia harus semakin mempertebal iman kita, dan meyakini bahwa Allah maha besar dan maha pintar.
Nice post sobat, senang berkunjung dan akan saya jelajahi blogmu ini...
www.searchthetruth.com

Erianto Rachman mengatakan...

Pertama, saya ucapkan banyak terima kasih kepada anda, searchthetruth telah membaca tulisan saya dan memberikan komentarnya.

Ilmunya Allah yang ada di alam semesta ini seharusnya boleh masuk ke logika ilmunya manusia karena 'alam semesta' dan manusia eksis di membrane yang sama. Ilmu di luar alam semesta inilah yang tidak bisa kita ketahuhi karena memang tidak eksis di membrane yg sama dengan kita.

Nah, dimana letak/posisi Allah?
Bila Ia berada di Zero-Brane, tentunya saja Ia jauh dari membrane manapun. Dan tentu saja tidak akan bisa kita jamah. Inilah penjelasan ilmiah sebatas apa pengetahuan manusia itu dibanding Allah.

Silahkan baca juga tulisan saya yang lain. Senang berkenalan dengan anda.

yudha ini mengatakan...

dimana letak/posisi Allah?

Maha Suci Allah tempat bergantungnya segala sesuatu, bisa dikatakan "letak/posisi" adalah mahluk dan adanya "di dalam" Allah jangan dibalik..sesungguhnya alam semesta yg tak terbatas ini sama sekali tidak mampu menampung Dzatnya yang Maha Besar, mungkin ia hanya sekedar debu yg melekat di jubah kekuasaanNya Rohman dan Rohim-Nya..Allahu Akbar!
btw Blog ini benar2 bisa memberi manfaat, teruskan kawan semoga dirimu selalu berada di jalan yang lurus, yaitu jalannya orang2 yang di beri nikmat oleh Allah dimana mereka tidak sesat tidak pula di murkai oleh Nya..Amiiin :)

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih atas komentarnya, Bung Yudha.
Anda mencuplik ayat ke-2 dari Quran surat Al-Ikhlas yang artinya, "Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu."
Ini sesuai dengan tulisan saya. Tuhan tentunya tidak mungkin terikat oleh ciptaanNya sendiri. Namun ciptaanNya tidak mungkin bisa eksis tanpa Tuhan.
Silahkan lanjut baca tulisan saya yang lain, "The Property of Things" yang mendefinisikan apakah itu realita yang hakiki. Serta "God Theory" yang sedikit membuka tabir realita yang hakiki mengenai manusia, alam, dan hubungannya dengan Tuhan.
Selamat menikmati dan saya tunggu komentar-komentar lainnya.

Anonim mengatakan...

Subhanallah.
saya sangat sangat tertarik dengan tulisan ini. tulisan ini adalah yang perama menjelaskan saya keterikatan antara Al quran dengan hukum2 fisika. saya adalah siswa SMA kelas 12 jurusan IPA. jujur, ini semua membuat saya terinsipasi untuk mendalami kajian ini.
satu pertanyaan dari saya, jika cahaya saja dipengaruhi oleh keberadaan black hole (yang setau saya black hole memiliki medan magnet yang sangat kuat). mengapa dalam hukum fisika yang telah saya pelajari cahaya tidak dipengaruhi oleh medan magnet?
thanks.

Anonim mengatakan...

bacaan yang sangat menarik...
dalam kepercayaan kami, yang kita perhatikan baru hanya satu alam semesta yang berlapis. sedangkan masih ada banyak alam semesta lain yang juga sama.
dimanakah letak tuhan?
beliau ada dimana saja apakah dark mether yang tidak tampak maupun yang tampak. beliau merupakan awal, pertengahan dan juga akhir. beliau berada diluar apa yang bisa kita pikirkan, tidak di sorga juga tidak di neraka jauh dari akal pikiran.
so artikel ini sangat menarik dari segi sains...
2 hal yang melatari pemikiran enstine 1. melihat segalanya seolah-olah hal tersebut merupakan hal yang biasa tidak ada keajaiban. 2. melihat segala sesuatu merupakan keajaiban.
saya mohon maaf jika ada salah ketik dan salah kata. keep on the good work.... from surya.

Erianto Rachman mengatakan...

@ Siswa SMA kelas 12 IPA:
Terima kasih telah membaca tulisan saya. Semoga ketertarikan anda terhadap ilmu alam ini terus didalami. Ingat, fisika juga adalah firman Allah. ia adalah firman yang tidak tertulis di Alquran. Jadi tingkat kebijakan seorang manusi akan dinilai dari sejauh mana ia mempelajari dan memahami seluruh ilmu-Nya Allah, baik yang tertulisa maupun tidak tertulis, baik dunia maupun akhirat.

Untuk menjawab pertanyaan anda:
Lintasan cahaya dipengaruhi oleh gravitasi, bukan medan magnet. Gravitasi berhubungan lurus dengan massa. Sehingga, semakin besar massa suatu benda, maka semakin besar gaya gravitasinya. Semakin bengkok-lah lintasan cahaya yang melintas di dekatnya.

Erianto Rachman mengatakan...

@ Surya:
Terima kasih telah membaca tulisan saya dan membubuhkan komentar anda di sini.

Allah ada di mana-mana; Silahkan baca tulisan saya yang berjudul, "The God Theory".

Misteri alam masih banyak yang belum terkuak oleh akal manusia. Namun pelan-pelan manusia terus mencoba membukanya. Seperti membuka kotak pandora yang kalau dibuka membawa konsekuensi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Yang tidak paham pastinya akan menolaknya. Sebuah kebenaran hakiki. Sebuah ilmu sains yang tempak seperti bukan sains. Sebuah Kenyataan yang lain. Kenyataan yang hakiki.
Silah baca juga tulisan saya yang berjudul, "The Property of Things"

Salam, Erianto

Anonim mengatakan...

Salam kenal, saya sampai ke blog ini ketika melihat kenalan saya di FB di-tagged tulisan ttg "Grand Design yg membuat saya membaca lebih jauh artikel lainnya.

Tulisan yang luar biasa, sungguh memuaskan dahaga spiritual saya. Saya tak mampu menjelaskannya tapi saya bisa merasakan keagungan 'sesuatu' di balik tumpukan teori fisika ini.

Di dalam kesimpulan, anda mengatakan "Alam semesta yang luas dan berlapis ini diciptakan semata-mata untuk menusia. Lebih tepatnya untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan manusia yang suatu saat akan mampu mempertanyakan hal tersebut seperti yang saya lakukan sekarang. Perjalanan ilmu pengetahuan manusia telah melawati tapal batas alam semesta ini dan sekarang sedang berusaha menyeberang ke alam semesta lainnya yang berdimensi lebih".

Menurut saya - berdasarkan materi spiritual yg pernah saya pelajari, keberadaan/eksistensi manusia sendiri, meliputi brane 1 - 10, tetapi kesadaran manusia umumnya berada di 3-branes. Ini menjelaskan bahwa secara spiritual banyak yg berpendapat bahwa perjalanan Isra Mi'raj tidak terjadi secara fisik (yg dibatasi oleh hukum alam), melainkan perjalanan kesadaran yg mampu berpindah ke dimensi 'lebih' tsb.
Dalam praktek2 meditasi, perpindahan kesadaran ini juga di-klaim terjadi, apakah ke parallel universe atau ke 4/5-branes

Jika mengacu ke teori di atas, kalau 'kesadaran' bisa melintas berbagai dimensi tsb, maka pertanyaannya apakah materi penyusun kesadaran adalah graviton?

Erianto Rachman mengatakan...

Hi, sayang anda tidak menyebutkan nama anda. Terima kasih udah membaca blog saya ini. Saya bersyukur ada orang lain yang tertarik dengan materi Science-Tuhan seperti saya.

Saya tidak bisa memberikan jawaban pasti. Kemampuan saya terbatas. Tapi kalo mau berandai-andai brdasarkan logika, Harus ada suatu partikel yang menghantarkan atau menyambungkan kesadaran kita ke Sang Pencipta. Sifat dari partikel ini 'boleh jadi' adalah graviton. Atau mungkin ada partikel lain yang mirip.

Menurut Science, semua yang eksis di alam ini harus mematuhi suatu hukum baku. Hukum yang ilmiah. Termasuk "kesadaran" juga harus mematuhi hukum itu. Karena jika di alam ini tidak ada hukum atau hukum selalu berubah-ubah maka science tidak ada gunanya sama sekali. Dan ini tidak cocok dengan pengamatan. Pengamatan kita selama ratusan tahun ini mengkonfirmasi bahwa alam semesta memang mematuhi satu set hukum alam yang baku.

Jadi, bagaiman Science menjelaskan 'kesadaran'? roh? malaika?, jin? dan lainnya? Pernah tau "Noetic Science"? Ini adalah science yang mempelajari hal-hal yang cukup berani. Mereka mengatakan bahwa "Mind" punya massa! Silahkan baca tulisan saya berjudul "The God Theory" nanti akan jelas di sana apa yang ingin saya sampaikan di sini.

Kalau mind punya massa maka tentunya ia patuh kepada hukum alam. Dan tentunya sangat erat hubunngannnya dengan graviton. Di dalam mind ada kesadaran kita. So, bisa dilihat hubungannya?

Maaf, saya tidak berani memberikan argumentasi tertutup. Ini adalah sebuah penjelasan terbuka. bisa salah, bisa benar, atau bisa sesuatu yang lain. "Observer" adalah istilah yang lebih cocok buat saya.

Salam, ER

inoone mengatakan...

Sy msh kesulitan "membayangkan" lapisan2 brane world.
sy prnh membaca utk memahami konsep dasar dr suantum, string theory, dan brane world, kita harus mengubah pemahaman kita tentang konsep ruang dan waktu. Saat ini sy boleh dikatakan sdh memiliki sudut pandang yg lain thd "waktu", namun, saya justru mulai mencari konsep ruang yg lbh komprehensif. mungkin TS bisa kasi penceerahan?


* membaca kesimpulan TS, sy berpendapat bhw TS (mungkin tnp sadar) mulai cenderung ke arah panentheisme.
Jika, TS "menganggap" tuhan sbg "zero brane entity", maka itu menjadi bertentangan dg konsep samawi, di mana tuhan itu personal (berpribadi). which means, tentu saja, kafir. Maafkan istilah saya yg terlalu vulgar :)


** saya bukan seorang muslim, melainkan agnostik.

Erianto Rachman mengatakan...

Halo Inoone,
Terima kasih telah singgah dan membaca blog saya.
Sesungguhnya saya tidak berniat menggolongkan termasuk yang manakah apa yang saya yakini. Saya dan mungkin termasuk orang-orang lain hanya ingin mengetahui kebenaran yang hakiki. Dan menurut saya, dari ALAM kita juga bisa menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita, paling tidak menguak sedikit tabir misteri alam dan Sang Pencipta. Menurut saya, Bila Tuhan adalah Maha ESA, maka hanya ada satu penjelasan yang berupa kebenaran Hakiki mengenai TUHAN. Penggolongan agama, penggolongan keyakinan, dll adalah ciptaan manusia saja dengan segala keterbatasan kita. Mencari kebenaran yang hakiki seharusnya seseorang harus membebaskan diri dari semua yang membatasinya. "Baca" adalah sebuah perintah yang tegas dan lugas dari TUHAN. Dan manusia diberi kemampuan untuk itu. Dan sebaiknya kemampuan itu dimanfaatkan bukan untuk membatasi namun untuk semata-mata mencari penjelasan kebenaran yang hakiki.

Erianto Rachman mengatakan...

Tambahan untuk Sdr. Inoone:

Sejak Einstein menelurkan Teori Relativitas Umum-nya, maka ruang dan waktu tidak lagi terpisahkan. Einstein menyebutnya, "ruang-waktu" sebagai 4 dimensi yang saling mengikat dan mempengaruhi.

Ruang dan waktu tidak absolut. Melainkan reelatif bagi setiap pengamat. Hal ini suda dibuktikan. Ingat, Ruang-Waktu TIDAK ABSOLUT. Ruang-waktu bisa melengkung yang dipengarui oleh gravitasi. Ruang dan waktu akan melengkung di dekat benda ber-gravitasi besar. Waktu berjalan lebih lamban di dekat benda ber-gravitasi besar ketimbang jauh darinya.

Contoh: Waktu lebih lamban di dekat matahari ketimbang di bumi. Cahaya yang melintas di dekat matahari akan membelok mengikuti ruang yang melengkung akibat gravitasi matahari.

Sampai di sini, apakah konsep ruang-waktu bisa dipahami?

inoone mengatakan...

konsep tentang waktu yg "melamban" bisa saya pahami, namun lengkungan ruang-lah yg saya masih samar.

jika cahayanya yg melengkung, mungkin saya masih bisa pahami. Tp jk sxgus bersama ruangnya?
selama ini sy menganggap ruang itu sbg "wadah", mungkin di sini letak miss konsepsi saya?

Erianto Rachman mengatakan...

Kalau anda bisa memahami cahaya melengkung maka tentunya juga mudah untuk memahami ruang yang melengkung. Cahaya merambat pada ruang. Dan cahaya hanya bergerak lurus. Namun jika ruang tempat rambatnya melengkung, maka lintasannya pun ikut melengkung.

Untuk mudahnya memahami ruang yang melengkung akibat gravitasi, bayangkan sebuah bola bowling diletakkan di atas trampolin. Permukaan tampolin yang terbuat dari karet itu akan melendut ke bawah karena beratnya bolw bowling itu. Inilah analogi yang baik. Permukaan trampolin mewakili ruang dan bola bowling mewakili matahari. Bila anda ambil sebuah bola pingpong, dan di gelindingkan pada permukaan trampolin, maka lintasannya akan belok (melengkung). Bola pingpong mewakili bumi kita.

jadi, Revolusi Bumi dan planet2 lainnya terhadap matahari adalah peristiwa planet2 yang terjebak di ruang yang melengkung akibat massa matahari (ingat, semakin besar massa benda, semakin besar gaya gravitasinya).

Misalnya matahari dihilangkan dari tempatnya, maka lintasan planet2 akan berupa garis lurus. Ini dikarenakan ruang tidak lagi terlengkungkan oleh matahari.

Bisa dipahami? Jadi, Ruang TIDAK Absolut. sehingga anda tidak bisa membayangkan ruang sebagai "wadah" yang tetap (absolut).

inoone mengatakan...

Hmm.. masih susah Bang, kl trampolin kn bs dianggap sbg bidang 2 dimensi, nah ruang itu kn 3 dimensi, jd melengkungnya k arah mana?



1 lg, mengenai revolusi planet2 thd matahari, itu bukannya krn gravitasi mtahari ya? maksudnya begini, bukankah aslinya planet2 itu melaju lurus, namun di saat bersamaan planet tsb (krn gravitasi matahari)"jatuh" k arah matahari, namun krn jarak dan kecepatannya dr matahari yg somehow "pas", maka gerak melengkung yg terjadi akibat laju planet dan gerak "jatuh" (ke arah matahari)selalu bersesuaian dg lengkung bulat matahari, sehingga bumi tidak (belum?)pernah jatuh (dlm arti sesungguhnya)ke matahari?

Erianto Rachman mengatakan...

Perlu sedikit imajinasi supaya bisa membayangkan ruang yang melengkung. bayangkan sebuah balok padat terbuat dari agar-agar. tekan agar-agar menggunakan telunjuk, dari bawah dan dengan telunnjuk lain dari atas. balok agar2 itu akan mengkerut di tempat kita menekannya dengan telunjuk. Bentuk balok agar2-pun berubah menyempit di bagian tengahnya. jarak antara satu titik dengan titik lain di dalam agar-agar pun berubah. Kira-kira seperti itulah.

Mengenai revolusi planet:
Jaman dulu, kita diajarkan oleh guru bahwa gravitasi adalah gaya tarik benda terhadap benda lainnya. Hal ini benar. NAMUN salah kalau sampai di situ saja. Penjelasan tsb tidak memberikan definisi yang lengkap dan sesungguhnya mengenai bagaimana gravitasi itu bekerja.

Gravitasi berhubungan langsung oleh massa benda. semakin besar massanya, maka semakin besar pula gaya gravitasinya. yang sebenarnya terjadi di sini adalah; massa yang besar itu melengkungkan ruang di sekitarnya. ruang seperti mengkerut ke arah pusat benda. Bisa dibayangkan seperti trampolin tadi. INILAH GRAVITASI. Lintasan planet senantiasa lurus namun ia terpaksa berbelok di dekat matahari karena memang "ruang"-nya melengkung. sekali lagi, bayangkan bola dan trampolin. Oleh karena gravitasi yang besar = kelengkungan ruang yang besar di sekitar matahari, maka bumi terus menerus melintas dalam kelengkungan itu. yang kita sebut dengan revolusi planet.

Jadi, space-time di alam semesta ini seperti fabric (kain) 3 dimensi yang membentang. Fabric of the cosmos ini mengkerut di sana-sini tak keruan bentuknya yang disebabkan adanya benda2 langit.

Di dalam ruang yang penuh lengkungan ini, jarak antara 2 titik tidak sama di sini dengan di tempat lain. Space and time is not absolute.

Augi mengatakan...

Bagus mas ......
sangat membuka wawasan dan kesadaran multi dimensi..
tengkiu ..

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih Bung Augi.

Seremonia mengatakan...

Terima kasih atas penjelasan ilmiah tentang materi. Membantu saya menambah wawasan

Salam http://seremonia.net

Seremonia mengatakan...

Seremonia:

Terima kasih atas penjelasannya. Menambah wawasan saya.

Salam

http://seremonia.net

Daus mengatakan...

Memasukkan Tuhan kedalam equation yang diciptakannya sama seperti memasukkan pengarang kedalam novel yang dikarangnya.

Pencipta tentu saja terbebas dari ciptaannya namun ciptaannya menggambarkan karakteristik yang menciptakan

REANIMATIUM mengatakan...

Artikel yang bagus, bung Erianto...
Saya suka sekali dengan artikelnya...

Tapi, pernahkah anda melihat statement dibawah ini ?

Teori ini berbunyi:
"Tuhan TIDAK ADA secara LOGIKA. Karena secara LOGIKA, Tuhan hanyalah sebuah konsep buatan MANUSIA untuk menjelaskan segala sesuatu yang UNEXPLAINABLE oleh ilmu pengetahuan / logika manusia."

Saya orang beragama, dan saya percaya Tuhan, tapi saya juga percaya dengan ilmu pengetahuan atau SCIENCE.
Saya percaya Tuhan itu benar2 ADA dan Saya juga percaya bahwa Tuhan lah yang menciptakan dunia ini dan segala isinya.
Tetapi yang mau saya tekankan disini adalah
Manusia, secara logika, tidak bisa mendeteksi "keikutsertaan" atau "Partisipasi" atau "campur tangan" Tuhan dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya ini...
Masih bingung ?

Untuk semua yang bisa dan suka berpikir dengan logika:

Kita semua tahu, bahwa kita, sebagai manusia ciptaan TUHAN yang paling mendekati sempurna, mempunyai LOGIKA dan PERASAAN.
Logika adalah fungsi utama otak kiri
Perasaan / Intuisi adalah fungsi utama otak kanan

Ada 1 Hal yang hanya bisa dipikir dengan PERASAAN tapi tidak dengan LOGIKA yaitu TUHAN
Ada 1 Hal yang hanya bisa dipikir dengan LOGIKA tapi tidak dengan PERASAAN yaitu SCIENCE

Tuhan itu ADA, tetapi tidak bisa dipikir dengan LOGIKA, Tuhan hanya bisa dipikir dengan PERASAAN.
Mengapa?
Karena kalau di-LOGIKA-kan secara paksa, konsep dan keberadaan Tuhan menjadi gamblang atau tidak jelas.

Secara LOGIKA disini maksudnya adalah..
Mengambil KESIMPULAN dari ANALISA dan PENGAMATAN yang sudah ada...
LOGIKA adalah sebuah ALUR BERPIKIR, dari sebuah AKIBAT menuju ke suatu SEBAB.
Anda dapat menyimpulkan suatu AKIBAT karena suatu SEBAB yang mendahuluinya bila berpikir dengan LOGIKA.

Saya percaya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha adalah agama yang benar.
Tetapi saya hanya membenarkan sedikit pola pikir anda semua dalam menelaah Tuhan.

Bukti bahwa Tuhan tidak ada secara logika:
kalau anda tahu cara penarikan kesimpulan berdasarkan logika.... contoh:
premis 1 :
Semua yang Hidup membutuhkan makan & minum
premis 2 :
Tuhan tidak membutuhkan makan & minum
kesimpulan:
Tuhan tidak hidup

Apa yang salah?
Tidak ada yang salah dengan premis logikanya.
tapi berarti kita semua menyembah Tuhan yang tidak hidup dong ??
nah itulah yang salah....
yang benar, Tuhan tidak bisa dipikir dengan logika atau cara seperti itu.

contoh satu lagi
premis1:
Tidak ada yang ABADI di dunia ini.
premis2:
Tuhan adalah ABADI / KEKAL.
kesimpulan:
Tuhan tidak ada atau God is NOTHING

premis3:
Nothing is Impossible
conclusion:
Tuhan itu IMPOSSIBLE untuk ada.... sekali lagi... bila dipikir dengan LOGIKA.

Perihal tertulis dalam Al-Quran atau Alkitab atau kitab suci agama manapun, itu hanyalah SAKSI TERTULIS.
Siapapun tidak akan punya BUKTI OTENTIK bahwa TUHAN itu EXIST, bila dipikir secara LOGIKA.
tapi kita sebagai manusia ciptaan nya tetap saja PERCAYA....
mengapa...??
ya karena itu tadi...
Tuhan hanya bisa dipikir dengan PERASAAN, kepercayaan atau iman itu pada dasarnya terletak pada PERASAAN kita masing2....
Jadi, kalau ada pernyataan "Tuhan ADA secara ILMIAH", itu berarti yang menulis adalah orang AWAM yang belum mengerti apa itu SECARA ILMIAH...

REANIMATIUM mengatakan...

Para penganut agama pasti percaya bahwa Tuhanlah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya hanya karena mereka percaya dengan Kitab Suci mereka masing2...
Kitab suci bukanlah sebuah BUKTI / EVIDENCE bahwa Tuhan yang menciptakan dunia, tetapi sebuah SAKSI / WITNESS tertulis.

Kitab Suci SEHARUSNYA dipelajari dengan PERASAAN sang pembaca !!
Karena kitab suci bukanlah buku2 ajar seperti buku Matematika, Fisika, dsb yang diperlukan LOGIKA manusia untuk bisa mempelajarinya.

Nah, sama halnya dengan Tuhan.
Secara LOGIKA, belum ada yang bisa mem-BUKTI-kan "campur tangan" atau anggap saja "invisible hands" dari Tuhan dalam menciptakan dunia ini.
Masalahnya adalah, agar Tuhan bisa diterima atau dipikir secara LOGIS oleh LOGIKA manusia, dibutuhkan sebuah BUKTI OTENTIK dari "keikutsertaan" Tuhan dalam menciptakan dunia ini....

Oleh sebab itu kalau Tuhan dihubung-hubungkan dengan SCIENCE itu sebenarnya kurang relevan ya...
karena memang belum ada relevansi / hubungannya sih..
atau mungkin sebenarnya ADA tapi Logika manusia belum bisa dipakai untuk mencapai Dia saat ini...

Memang Allah / Tuhan itu ada, tapi kita tidak bisa membuktikan keberadaanya secara ILMIAH.
tapi, sekali lagi dengan PERASAAN atau HATI masing2 penganut agama....

Makanya dalam tulisan2 sains seperti Teori relativitas, Hukum Persamaan Energi-Entropi, Teori Quantum Electrodynamics dan semua teori2 science, tidak akan pernah ditemukan kata2 TUHAN, karena memang secara logika atau secara Ilmu Pengetahuan, Tuhan itu tidak ada...

Jadi singkatnya, kita tidak bisa menangkap "PROSES" atau "CARA" Tuhan dalam menciptakan Alam dan segala isinya dengan LOGIKA kita, karena memang proses atau cara Tuhan tersebut hingga kini belum dapat dideteksi atau di-BUKTI-kan secara LOGIKA manusia.
Tetapi mengapa umat beragama tetap percaya bahwa Tuhan ikut "berpartisipasi" dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya??
Kembali lagi pada pernyataan saya yang sebelumnya, bahwa Tuhan hanya bisa ditangkap oleh PERASAAN kita masing2.

REANIMATIUM mengatakan...

Perihal kePERCAYAan, keYAKINan atau AGAMA itu terletak pada PERASAAN masing2...

Kenapa Tuhan hanya bisa ditangkap oleh PERASAAN masing2?
Karena Figur/Imej Tuhan si A dengan Figur/Imej Tuhan si B berbeda, memang Tuhan hanya ada 1, tetapi "penggambaran Tuhan" bagi setiap orang itu berbeda-beda.
Tuhan menurut orang Islam adalah Allah.
Tuhan menurut orang Katolik adalah Tritunggal / Trinitas.
Tuhan menurut orang Budha adalah sang Buddha.
Yesus (Nabi Isa bagi orang Islam) adalah Tuhan menurut orang Kristen, dll...
Perasaan mereka lebih nyaman menganggap TUHAN sebagai jawaban dari "siapa yang telah menciptakan semua ini?"

Oleh karena itu, untuk kedepannya, semoga semua umat beragama baik yang muslim maupun non-muslim, diharapkan bisa MENERIMA perbedaan dengan perasaan masing2.
Karena yang namanya KEYAKINAN atau KEPERCAYAAN itu, bila diperdebatkan, maka tidak akan pernah selesai...
Yang bikin saya heran, saya masih melihat banyak topic2 yang para pembuatnya masih berpikir dengan LOGIKA saat berbicara tentang Tuhan.
Itu adalah orang2 yang belum bisa membedakan kapan harus berpikir dengan LOGIKA dan kapan harus berpikir dengan PERASAAN.

Sukses bung Erianto !! :)

Erianto Rachman mengatakan...

@ REANIMATIUM:
Terima kasih atas komentar anda. Dan terlebih lagi terima kasih telah sudi membaca tulisan saya.

Menanggapi komentar anda, saya cuma bisa sharing (bukan ingin mengajari tapi cuma sharing) bahwa saya justru menemukan ketentraman pikikran dan hati melalui science dalam usaha mendekatkan diri dengan Tuhan.

Prinsip saya, Jika Tuhan menciptakan alam ini, maka alam ini patuh pada hukum tertentu. Hukum itu adalah Hukan Tuhan yaitu Science. Science tidak mungkin bisa membuka pintu dan melihat Tuhan karena science adalah ciptaanNya. Tapi science mampu menunjukkan jalan dan kebenaran akan adanya Tuhan.

Saya tidak menerima doktrin atau dogma atau lainnya. Saya hanya percaya bila saya menemukan.

Saya juga tidak menyalahkan atau menetang mereka yang mendekatkan diri kepada Tuhan dengan doktrin atau ajaran atau kitab suci. Cara itu benar saja. Tapi saya memilih untuk melengkapi itu semua dengan Science/Fisika. Science juga termasuk firman Tuhan yang kita bisa baca di alam. Saya sedang "membaca" alam. Dan justru dengan science saya terpuaskan.

Satu hal lagi, saya hanya ingin menhimbau anda karena anda sering menggunakan kata LOGIKA, saya menyarankan untuk menelaah kembali definisi logika ini. Karena di dalam fisika dan proyeksinya ke alam ini (ciptaan Tuhan) Logika yang berupa doktrin sering salah. yang saya maksudkan di sini; Ada REALITA yang didasari Doktrin. Ada REALITA yang hakiki.

Dalam usaha saya melakukan pencarian realita yang hakiki, untuk beberapa temuan, ternyata bertolak belakang dengan realita yang selama ini kita anggap benar.
Ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang logis dan saya rasa setiap orang harus mengalaminya sendiri.

Salam,
ER

"God is Real. Anything else is irrelevant"

Anonim mengatakan...

halo.. ini blog yang sangat bagus. bahasa anda bisa di mengerti oleh org awam seperti saya.

saya harap anda mau add facebook saya di "sector.seventh@yahoo.com"
karena Fb anda tidak bisa di add.

tapi ada yang belum saya mengerti..
jika gravitasi di akibatkan oleh berat benda, maka apa yang terjadi pada benda yang berada diantara itu.. jika lekukan ruang itu bertemu?

contoh: lekukan matahari bertemu dengan lekukan bumi.
apa yang terjadi pada orbit Bulan, pada saat Bulan berada diantara pertemuan dua force lekukan (gravitasi)..?
kenapa orbit Bulan tetap stabil..?

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih telah membaca blog saya. Saya sudah add anda di facebook.
Mengenai gravitasi bulan, ia lebih dekat ke bumi ketimbang matahari.

Kalau misalnya ada dua benda (A & B) bermassa sama dan ada benda lain (C) berada tepat ditengah jarak keduanya, mungkin benda C akan terjebak di lengkungan kombinasi kedua benda A+B. Maka C akan berotasi terhadap A+B.

Note: gravitasi lebih tepatnya bukan dipengaruhi "berat" benda, tapi "massa" benda".

Anonim mengatakan...

pertanyaan saya mungkin gak ada hubungan nya dengan Brainworlds.

tapi mgkn anda bisa membantu saya.

pertanyaan nya : posisi kita berdiri (Indonesia).. ada di sisi miring bumi.. lalu apa yang membuat kita 'merasa' berdiri dengan tegak..?

apa ada ilusi dari gravitasi..? atau.. jgn2 Bumi itu sbnrnya datar? :-)

Erianto Rachman mengatakan...

Hi,
Rasa "Tegak" itu relative. Yaitu hanya terjadi antara obyek yang kebetulan berposisi pada benda lainnya di alam semesta ini. Dalam contoh ini, manusia berdiri tegak terhadap inti bumi. Jadi manusia akan selalu berdiri tegak di manapun di bumi ini.
Anda boleh bilang ini "ilusi" yang diakibatkan gaya gravitasi.

Bumi ini bulat. :-)

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah Sungguh ini adalah suatu keberuntungan bagi saya bisa terlempar ke dimensi pada blog anda ini.. Yang bisa menjawab dan membuka Cakrawala berpikir saya selama ini.. Kalau menurut pandangan saya Tujuan Akhir dari Ilmu Pengetahuan (Sains) bukanlah pada bidang Fisika atau Kimia dan teknologi tetapi berakhir dan berujung pada bidang Spiritualitas.. Tujuan Sains semata2 adalah alat untuk meneropong dan mencari dimana keberadaan Tuhan melalui Alam Penciptaan yang berada di Bawah Singgasana-NYA.. Seperti yang kita ketahui Keberadaan dan Ketiadaan adalah Ciptaan-NYA sedangkan keberadaan masih dibagi lagi menjadi Materi dan Non Materi.. SUBHANALLAH

Bambang Wijanarko mengatakan...

Alam 3 brane = lapis 1
Alam 9 brane = lapis 7
Alam 10 brane = lapis 8 ???

atau pengertiannya alam 3 brane adalah inti dari lapisan (ibaratnya seperti biji dalam buah2an) ?? sehingga bisa dikatakan 10 brane = lapis 7 ???

Nah, surga dan neraka adanya di lapis 7. Dimana di sini 'waktu' masih berlaku. Lalu apakah surga dan neraka beserta yg didalamnya itu tidak kekal ?

Bagaimana dengan konsep KIAMAT pak ? apakah itu hanya terjadi di Alam 3 brane atau seluruhnya ?

karena bila semua lapisan langit runtuh maka surga dan neraka pun ikut hancur. Nah lalu pengadilan tuhan setelah kiamat dimana dong ya ?.....(maaf banyak tanya, saya masih awam pak)

Erianto Rachman mengatakan...

Apakah pengetahuan manusia mampu menyeberang ke Sang Pencipta dan menanyakan hal mengenai kiamat?
Apakah dengan menyadari adanya braneworlds, maka kita memutuskan bahwa Tuhan ada di lapis terakhir?
Di God Theory dan ilmu Sufi, juga ajaran Hindu, dikatakan bahwa alam ini tidak nyata. dan Tidak ada Apapun selain Tuhan. Jika Tuhan memutuskan berhenti wujud dalam alam ini, maka yang tinggal hanya Tuhan sendiri. Kembali ke Maha Satu. Sang Singular. Tidak ada polarity, tidak ada baik, buruk, tidak ada surga ataupun neraka. Yang ada hanya Tuhan.
Kalaupun ada surga dan neraka maka surga dan neraka hanya ada di alam ini.

Ini adalah sebuah pertanyaan besar. Jika kita adalah manifestasi dari Tuhan, maka mengapa menghukum ciptaanNya sendiri?
Menurut saya, mungkin ada surga dan neraka, tapi itu tidak kekal dan bukanlah sebuah akhir. Karena surga neraka hanya bisa wujud di alam. Setelah itu semua ciptaan akan bersatu dengan Sang Maha Satu. Tidak ada apapun selain Tuhan.

Kurniawan mengatakan...

Saya sangat tertarik sekali dengan blog Bapak, saya juga senang ilmu tentang alam, ada beberapa pertanyaan yg ingin saya sampaikan :
1. Dalam M-Theory disebutkan bahwa 1-brane adalah string, 2-brane juga string, nah 3-brane sampai 10-brane apakah termasuk string, ataukah gabungan dari string ?
2. 1-brane adalah string yg super kecil, 2-brane adalah string yg melebar, sebesar apakah 2-brane ini ? lalu sebesar apa pula 3-brane, 4-brane, 5-brane, 6-brane, 7-brane, 8-brane, 9-brane dan 10-brane ? apakah sebesar atom, bumi, planet, ataukah alam semesta ?
3. Kedua ujung string 1-brane harus melekat / bertumpu pada 2-brane. Apakah 2-brane juga melekat/menumpu pada 3-brane, dan 3-brane melekat/menumpu juga pada 4-brane ?
4. Kalau string/1-brane dipastikan mereka bergetar, apakah 2-brane, 3-brane, 4-brane, 5-brane hingga 10-brane juga bergetar ? Apakah 0-brane juga bergetar ?
Terima kasih...

Kurniawan mengatakan...

Saya sangat tertarik sekali dengan blog Bapak, saya juga senang ilmu tentang alam, ada beberapa pertanyaan yg ingin saya sampaikan :
1. Dalam M-Theory disebutkan bahwa 1-brane adalah string, 2-brane juga string, nah 3-brane sampai 10-brane apakah termasuk string, ataukah gabungan dari string ?
2. 1-brane adalah string yg super kecil, 2-brane adalah string yg melebar, sebesar apakah 2-brane ini ? lalu sebesar apa pula 3-brane, 4-brane, 5-brane, 6-brane, 7-brane, 8-brane, 9-brane dan 10-brane ? apakah sebesar atom, bumi, planet, ataukah alam semesta ?
3. Kedua ujung string 1-brane harus melekat / bertumpu pada 2-brane. Apakah 2-brane juga melekat/menumpu pada 3-brane, dan 3-brane melekat/menumpu juga pada 4-brane ?
4. Kalau string/1-brane dipastikan mereka bergetar, apakah 2-brane, 3-brane, 4-brane, 5-brane hingga 10-brane juga bergetar ? Apakah 0-brane juga bergetar ?
Terima kasih...

Kurniawan mengatakan...

Masalah dunia paralel, ada alam semesta lain selain alam semesta ini, bahwa ada diri kita yg lain di alam semesta yg lain, karena banyaknya peluang dalam hidup, kalau seandainya ada, dalam Al-quran banyak menceritakan kisah para nabi, bisa jadi dialam semesta lain kisah nabinya berbeda, mungkin nabinya sama tetapi alur ceritanya berbeda, kalau begitu apakah al-quran berbeda tiap dimensi ?

Erianto Rachman mengatakan...

Halo mas Kurniawan,
Terima kasih telah membaca blog saya.

1. Begini, ini terkait dengan perkembangan teori ini sendiri. Pada awalnya teori string tidak mengenal adanya membrane. Teori string mendobrak paradigma bahwa partikel eksis dalam bentuk titik/bulat, melainkan dengan menggambarkan bentuk partikel adalah serupa tali atau dawai. Namun ada kelemahan pada teori ini, bahwa ada 5 jenis teori varian darinya yang sama-sama benar. Ini tidak boleh terjadi. harus ada satu teori untuk meng-govern alam semesta ini.

Ditengah-tengah kegalauan itu, Edward Witten menggabungkan kelima teori itu dalam satu teori yaitu M-Theory. Caranya adalah dengan menambah 1 dimensi ruang di dalam perhitungan/persamaan matematis teori string. Dengan penambahan ini, Teori string berhasil sepakat pada satu persamaan/perhitungan - teori string berhasil disatukan.

Namun ada harganya. Yaitu string tidak lagi berbentuk hanya helaian tali atau dawai satu dimensi tapi ada juga yang melebar (2 dimensi), ada yang lebih, hingga 10 dimensi-ruang.
1-brane tertambat pada 2-brane, 3-brane juga tertambat pada 4-brane, dst.
String bergetar, sedangkan membrane lain yang berdimensi lebih, melayang2 di dalam dimensi yang lebih besar. 2 di dalam 3, 3 di dalam 4, 4 di dalam 5, dst.

2. Ukuran string jauh lebih kecil dari quark. silahkan lihat di sini: http://www.pbs.org/wgbh/nova/physics/sense-of-scale-string-theory.html
Tidak ada yang tau pasti sebesar apa membrane-membrane ini. Tapi membrane bisa sebesar alam semesta ini. contohnya ya alam semesta kita ini.

3. sudan dijawab di no.1

4. sudan dijawab di no.1.
Zero brain bukan string. ia adalah entity tidak berdimensi. tidak bergetar.

Semoga terjawab semuanya.
Salam,
Erianto

Erianto Rachman mengatakan...

Mas Kurniawan,

Menjawab pertanyaan anda yang kedua:

Semesta paralel model seperti yang digambarkan oleh anda, adalah yang dihasilkan oleh teori quantum awal yang disebut "Sum over History". Tapi setelah ditemukannya teori String dan M-Theory, sum-over-history tidak perlu seperti itu lagi. Menurut saya tidak demikian.
Semesta paralel ada, tapi isinya bukan alam yang mirip dengan kita karena adanya kemungkinan sejarah. Semesta paralel mungkin berisi kehidupan dan mungkin juga tidak. tidak ada yang tau.

Apakah hal ini disinggung di Al-Quran? Saya tidak yakin. Lalu jika tidak disinggung di Alquran apakah ini artinya tidak mungkin ada?
Janganlah membelenggu diri anda dengan yang tertulis. Karena Alam juga ayat Tuhan. carilah jawaban di alam.

Kurniawan mengatakan...

Terima kasih atas tanggapan Bapak, jawabannya sangat jelas sekali, saya jadi paham.
Tetapi ada lg yg ingin saya tanyakan,
1. apakah dg adanya teori string ini teori dualisme partikel dan gelombang akan gugur ? karena sudah jelas bahwa foton, elektron, dan partikel lain ternyata adalah string yg bergetar.
2. Apakah benar zero brane yg membentuk brane-brane (1-brane, 2-brane, 3-brane dst) ? ataukah zero brane hanyalah entity yg membentuk ruang ?
3. Seperti kata Bapak bahwa semesta paralel ada, tapi isinya bukan alam yang mirip dengan kita karena adanya kemungkinan sejarah. Jadi diri kita cuma ada satu ya Pak ? tidak ada di alam semesta lain.
4. Apakah benar dimensi 10 adalah jalan pintas menuju alam semesta lain ?
Terima kasih...

Erianto Rachman mengatakan...

Mas Kurniawan,

1. Tidak gugur, karena logikanya masih bisa digunakan. Hanya saja secara fisik, partikel itu adalah string.
2. membentuk ruang.
3. Menurut saya begitu.
4. Saya tidak pernah berpikir seperti itu.

Kurniawan mengatakan...

apakah yg membuat keyakinan dari teori M bahwa ada alam semesta lain ? kalau dari persamaan matematikanya (kalau gak salah persamaan Nambo Goto Action) menyatakan bahwa harus ada 10 dimensi. Kalau masalah ada alam semesta lain apa persamaan matematikanya ? Ada berapa alam semesta menurut teori M ?
Sorry pak kalau terlalu banyak bertanya, abis gmn lg susah cari sumbernya, saya bersyukur sekali menemukan blog bapak ini.

Erianto Rachman mengatakan...

Halo mas Kurniawan,

Fisika teoretis berangkat dari perhitungan matematis di atas kertas, kemudian dicari kebenarannya dengan pengamatan. Ada perhitungan dari suatu teori yang sesuai dengan pengamatan, ada pula yang belum bisa dibuktikan melalui pengamatan. Teori yang seperti ini tentu saja hanya bisa terliat di atas kertas.

M-Theory memperhitungkan ada 10^500 jumlah alam semesta. Apakah benar-benar ada? hal ini belum bisa dibuktikan. Namun perhitungannya mengharuskan demikian.
Persamaan matematisnya saya tidak bisa menuliskannya. Anda bisa cari di internet - journal-journal fisika. contoh, coba ke sini: www.http://www.superstringtheory.com.

Anda tertarik dengan semesta paralel? Apakah yang anda cari sebenarnya?
Saya membeli buku Brian Greene yang terbaru (2011) Judulnya "The Hidden Reality". Tapi belum sempat saya baca habis. Di sana di bahas mengenai semesta paralel.

Memang sungguh disayangkan sumber pengetahuan fisika teoretis modern berupa buku-buku, di Indonesia bisa dibilang TIDAK ADA sama sekali.
Saya harus selalu membeli buku-buku di Internet - AMAZON.com.
Jika anda tertarik, sama seperti saya, ya harus mau berkorban untuk mendapatkan buku-buku bermutu.

Kurniawan mengatakan...

Ada rasa ingin tau, dan ingin menjelajahi walaupun lewat teori, kalau ada buku berbahasa indonesia saya ingin sekali pak, jangankan bahasa inggris bahasa indonesia saja kadang sulit utk dicerna. Kadang translate google ini bahasa indonesianya juga rancu.

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan;

Hanya pernah ada 2 buku berbahasa Indonesia , karangan ilmuwan fisika teoretis Indonesia, Sandy Setiawan, cukup bagus dan saya sangat beruntung bisa mendapatkan keduanya, yaitu "Theory of Everything" dan "Gegap Gempita Tarian Kosmos".

Buku lainnya, karangan ilmuwan liar yang sempat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah "A Brief History of Time" oleh Stephen Hawking, dan "The Grand Design" juga oleh Stephen Hawking. yang lainnya saya kurang tau. Dan saya juga tidak begitu mengharap bahwa akan ada buku-buku bermutu lainnya di bidang fisika teoretis yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Minat baca masyarakat kita akan buku-buku tersebut sangatlah kecil.
Jadi saya pun memang harus selalu membeli buku dari luar negeri. Tidak adal pilihan lain.

Kurniawan mengatakan...

Terima kasih pak atas informasi buku2nya, nanti saya akan coba cari.

Kurniawan mengatakan...

makhluk di 4-brane sudah pasti eksis di 3-brane, dia bisa keluar masuk di 3-brane dan 4 brane, hanya saja dia tidak bisa ke 5-brane atau yg lebih tinggi lg. Benarkah seperti itu pak ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:
Saya hanya bisa mengatakan, mungkin saja.
Mohon maaf, saya tidak menemukan jawabannya.

LanggengSaikaJ. mengatakan...

Mas Erianto Rachman,
terimakasih telah memberikan inspirasi buat saya untuk memahami ayat-ayatNya..
Untuk Zero Brain yang tak berdimensi, mohon diberikan gambaran atau analog untuk memahaminya.
Masih terasa susah menerima sesuatu yang zero dimension entity,
does it exist ???

Erianto Rachman mengatakan...

Kepada LanggengSaikaJ,

Terima kasih banyak sudah membaca blog saya.
Zero brane sulit dibayangkan oleh kita. Zero Brane is "NOTHINGNESS" namun Nothing is Everything.
Nothing is ONE and we are ONE with it.
We, our universe, are the projection of the ONE from the realm of NOTHING but Everything.
From the ZERO who is MANY.

My journey has embarked from cuddling the Physics to the creation of what is essential. of what the ultimate Reality is.

Mohon maaf jika jawaban saya tidak memuaskan. Tapi tidak ada yang bisa menggambarkan Zero-Brane.

Please keep reading. Please keep exploring this blog. I hope you will find your answers here, as I did.
Terima kasih.

Kurniawan mengatakan...

Salam Pak Erianto,

Saya benar2 penasaran masalah 2-brane, sebesar apakah 2-brane ini ? soalnya saya sudah cari2 informasinya tetap tetap tidak ketemu, kalaulah 2-brane ini sebesar alam semesta sementara tubuh kita terdiri dari string2 yg melekat pada 2-brane ketika diri kita bergerak otomatis 2-brane tsb bergerak juga dan mengikuti kemana kita pergi, kalau 2-brane itu sebesar alam semesta tentu saja ini akan membawa efek besar pada alam semesta. Mohon pencerahannya mungkin ada persepsi saya yg salah dalam mencerna teori M khususnya masalah braneworld ini.
-----------------------------------
Saya ada membaca katanya ada partikel yg lebih cepat dari cahaya yaitu tachyon, partikel ini tak bermassa, partikel apakah sebenarnya tachyon itu ? cahaya kah, materi kah ? atau apa ?

Terima kasih

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan
Mohon maaf sebelumnya, bukannya saya tidak berkenan menjawab, tapi sepertinya akan sangat lebih berarti bagi anda untuk membaca sumber-sumber yang menjadi sumber pengetahuan saya juga.

Jika anda benar-benar tertarik membedah M-Theory, saya sangat sarankan anda menyempatkan diri membaca bukunya Brian Greene, "The Fabric of The Cosmos" untuk paham theory-nya dan juga menonton filmnya, "The Elegant Universe" untuk paham penggambarannya.

Tachyon adalah partikel rekaan yang dihasilkan oleh theory String, jauh sebelum M-Theory. Sekarang Tachyon tidak populer untuk dibahas lebih lanjut.

Anda harus memulai perjalanan pembelajaran anda dari sejarah teori string ter-awal, hingga terkini. Ingat, teori diajukan dan dijatuhkan. Jadi anda harus merunut sejarahnya sesuai urutannya.

Salam.
ER

Unknown mengatakan...

Terima kasih mas, tulisan ini membantu saya memahami lebih dalam terhadap pengetahuan-pengetahuan yg selama ini saya pelajari yaitu tentang alam semesta. Sekedar mengomentari pertanyaan Saudara LanggengSaikaJ tentang bagaimana memahami zero-brane. DUGAAN saya sbb: "kita tidak mungkin mengamati partikel cahaya dengan bantuan alat modern apapun karena ketika akan mengamati dibutuhkan cahaya untuk melihat. Ketika cahaya disorongkan ke partikel cahaya maka partikel tsb akan buyar seperti bola bilyar yang ditabrak dengan bola putih. Mengapa? karena massa-nya sama. Sebelum mata mampu menangkap partikel itu sudah lari buyar. Sebagaimana Zero-brane, jika itu diasumsikan sebagai entitas, maka tidak akan bisa diamati kecuali kita berada di keadaan zero-brane itu sendiri. Matematika mungkin bisa memperhitungkannya di atas kertas tapi tidak bisa mengetahui substansinya. Manusia harus berani melucuti dirinya sendiri tidak menjadi "pengamat" namun "yang diamati". Menjelajah ke kedalaman diri sendiri. Asumsinya, bukankan tubuh dan otak kita adalah string itu sendiri? Sambil menunggu penemuan-penemuan baru fisika,tak ada salahnya mencob dengan teknik dan pendekatan apapun yg kita tahu. Toh..String itu ada di sini, di diri kita masing-masing.

Erianto Rachman mengatakan...

@golden nusantara:
Terima kasih atas postingan anda. Anda mengetahui sesuatu yang bersifat fundamental. Saya seperti sudah mengenal anda.
Saya mengajak anda untuk mengikuti terus tulisan saya yang terbaru nanti, yang mungkin akan saya beri judul; "Science of the Heart".

Anonim mengatakan...

Satu buah elektron terdiri dari berapa string ?

Anonim mengatakan...

1 brane bergerak atau diam ?
2 brane bergerak atau diam ?
3 brane bergerak atau diam ?
dst

Anonim mengatakan...

tubuh kita terdiri dari string2 (1 brane), sementara string (1brane) lengket di 2brane, lalu kalau kita bergerak bagaimana ini ?

Erianto Rachman mengatakan...

Satu Electron terbentuk dari satu string.

Brane bergerak.

Saya kurang mengerti pertanyaan "bagaimana kita bergerak"?
Jika anda berenang / menyelam di dalam air, anda bisa bergerak di dalam air. Bagaimana anda bisa bergerak di dalam air?

Anonim mengatakan...

elektron berputar pada inti atom, sementara string lengket pada 2-brane, lalau kenapa string tadi bisa berputar ?

Tubuh kita terdiri dari string-string, dan string2 tadi lengket pada 2brane, pada saat kita bergerak harusnya string-string tadi lepas dari 2-brane.

terus terang saya masih bingung menganalisa kalau string-string itu lengket pada 2-brane, elektron itu bergerak dg kecepatan cahaya, bagaimana dia bisa bergerak sementara dia lengket pada 2-brane ?

Erianto Rachman mengatakan...

Anda bisa membayangkan seperti ini:
Mengapa anda bisa bergerak di dalam air?
Mengapa anda bisa bergerak di udara?
Bukankah anda selama ini bisa bergerak bebas walaupun anda harus bersentuhan dengan udara di sekeliling anda?

Erianto Rachman mengatakan...

Tambahan:
Di level subatomic, saat saya menropong partikel fundamental yang membentuk tubuh anda, apakah saya bisa tau bahwa partikel tersebut milik tubuh anda?
Di level subatomic, tidak ada yang membedakan apakah partikel "ini" atau "itu" adalah milik tubuh anda atau bukan. Semuanya sama dan tidak ada batasan.

Makanya saya selalu mengatakan bahwa jika anda melucuti tubuh anda sampai tingkat partikel, maka "anda" atau siapa saja atau apapun menjadi tidak relevan.

Dari sini anda bisa bertanya, "Lalu, saya ini apa?"
Itulah misteri alam yang terdalam.

Anonim mengatakan...

ok saya paham, jadi string-string itu lepas dari 2-brane pada saat kita bergerak, string-string tadi pindah dari 2-brane ke 2-brane yg lain, benarkah seperti itu ?

Anonim mengatakan...

2-brane itu lho yang belum tahu besarnya sebesar apa

Erianto Rachman mengatakan...

Tidak ada yang tau dengan pasti.
String ada karena perhitungan matematis. Belum melalui pengamatan.

Kurniawan mengatakan...

Apakah makhluk yg hidup pada dimensi 4 atau 5 berpijak pada bumi juga ? lalu apakah materi yg mereka lihat dibumi ini sama persis seperti yg kita lihat ? misalnya rumah yg kita lihat apakah sama dengan rumah yg kita lihat.
Apakah pada dimensi 4 atau 5 ada materi yg berbeda dengan dimensi 3 ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan
Alam (nature) pada dimensi lebih tidak ada yang tau, namun bisa dimengerti bahwa alam ini memiliki ruang yang lebih banyak. Di Fisika disebut "Degree of Freedom" yaitu kebebasan sebuah obyek untuk bergerak lebih banyak dibanding obyek yang hanya berada/mengenal dimensi ruang lebih sedikit.

Partikel-nya sama. Dan mungkin obyek itu menempati ruang yang sama, melihat yang sama, namun juga mampu bergerak lebih banyak dan melihat lebih banyak.

Sulit bagi kita yang hanya mengenal 3 dimensi-ruang untuk membayangkan bagaimana keadaan alam yang memiliki lebih dari 3 dimensi ruang itu. Membayangkannya saja sangat sulit karena otak kita hanya mampu memproses 3 dimensi ruang.

Kita hanya bisa berimajinasi. Dan seperti di ataslah penjelasan yang terbaik yang bisa saya berikan.

Obyek yang hanya mengenai 3 dimensi ruang tidka bisa melihat/merasakan/mengalami ruang yang lebih itu.

Jika anda naik anak tangga, semakin tinggi anda menapak di anak tangga, semakin banyak yang anda mampu lihat. Bahkan "waktu" pun akan lebih banyak/jauh/luas yang bisa dilihat.

Apakah kita bisa naik? mungkin (bahkan saya menurut saya sangat mungkin) :-)

Salam,
ER

Kurniawan mengatakan...

Apakah makhluk yg berada pada dimensi 4 atau 5 berbenturan dengan dimensi 3 ? maksudnya apakah mereka terganggu dengan bangunan2 rmh, gedung2, pohon2 yg ada di dimensi 3 ?

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:
Coba anda cari di youtube film berjudul"Flat Land". Anda akan mengerti.

Jika anda menggambar sebuah rumah di atas kertas. apakah keberadaan anda terganggu oleh rumah di atas kertas itu?

Kurniawan mengatakan...

Saya sudah nonton filmnya, ada titik terang juga,
apakah makhluk dimensi 4 atau 5 berpijak dibumi ?
Yg pasti mereka terpengaruh oleh gravitasi.
kita berjalan bawa mobil ngebut trus bersenggolan dengan mereka, trus mereka sakit dan marah, hehehehe..
Tetapi kenyataannya mereka tidak pernah berbenturan dengan kita walaupun kita bergerak sebebas-bebasnya, merekapun bisa menembus dinding.

Jika kita berada didalam ruangan yg gelap, trus kita menyalakan lampu maka ruangan tadi menjadi terang, setelah itu kita padamkan lampu tadi, otomatis ruangan menjadi gelap kembali, kemana cahaya yg terang tadi ? bukankah foton itu tidak akan musnah ?

Kurniawan mengatakan...

kalau saya perhatikan filmnya (Flat Land), seandainya makhluk 2d tadi berjalan melewati kaki kita, kita pasti merasakan juga pak, berarti keberadaan mereka mengganggu juga, tentu saja apalagi sama2 dibumi, seperti semut melewati kaki kita, mereka hanya bisa kekiri kekanan depan belakang tetapi tidak bisa keatas kebawah. Ketika mereka bergerak mengenaik tubuh kita kita pasti merasakannya, dan kita bisa menendang atau menginjaknya, apakah demikian pak, koreksi jika salah

Kurniawan mengatakan...

String itu melekat pada 2-brane, sementara elektron berputar mengelilingi inti atom, bukankah elektron juga termasuk string, jadi sebenarnya string itu melekat atau bergerak ? kalau string itu melekat dia akan diam, kalau dia bergerak dia tidak akan melekat, bisakah dijelaskan

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:
Saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda megenai apa yang harus dirasakan oleh makhluk di 4-dimensi ruang terhadap makhluk di 3-dimensi ruang atau sebaliknya. Yang tinggi bisa merasakan yang bawah. Tapi tidak sebaliknya. Namun sebenarnya bisa saja.
Bagaimana kalau anda mencobanya sendiri?

Photon adalah boson dari Electromagnetic force. Photon pada senter dihasilkan oleh energi. Saat energi energi hilang maka photon pun tidak lagi dihasilkan.

Bayangkan anda adalah string. Anda harus berpijak pada bumi. Lalu bisakah dibayangkan kelanjutannya?

Kurniawan mengatakan...

jika saya string dan saya berpijak di bumi, maka saya akan berlari-lari dan tetap berpijak pada bumi, mungkin itu maksudnya, ok saya paham..

Dari komentar sebelumnya,
Apakah kita bisa naik? mungkin (bahkan saya menurut saya sangat mungkin) :-)
Caranya bagaimana pak ?

Komentar berikutnya
Saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda megenai apa yang harus dirasakan oleh makhluk di 4-dimensi ruang terhadap makhluk di 3-dimensi ruang atau sebaliknya. Yang tinggi bisa merasakan yang bawah. Tapi tidak sebaliknya. Namun sebenarnya bisa saja.
Bagaimana kalau anda mencobanya sendiri?
Bagaimana cara mencobanya ?

Erianto Rachman mengatakan...

Knowing the ultimate truth.
Then embark into spiritual journey.

Kurniawan mengatakan...

Maksudnya apa Pak Erianto ?

Erianto Rachman mengatakan...

Bacalah tulisan-tulisan saya yang lain. Nanti akan ketemu apakah itu Ultimate Truth dan bagaimana science yang berlaku.

Kurniawan mengatakan...

Foton itu bergerak dengan kecepatan cahaya, apakah foton itu tetap foton sampai kiamat ataukah foton meluruh menjadi partikel lain ?
Trus apakah foton itu tetap bergerak dg kecepatan cahaya tanpa berhenti sama sekali ?
Thanks...

Kurniawan mengatakan...

Sebenarnya pertanyaan diatas memang spele tp dari hal seperti itu saya bisa menalar jauh, hanya saja dasar-dasarnya saya belum tau semua, maka itu saya perlu tau hal-hal yg seperti itu, mungkin anda belum bisa menjawab, atau tidak mau menjawabnya, mungkin ini ada pertanyaan lg,
ini masalah dilatasi waktu, seandainya jika ada benda bermassa bergerak dg kecepatan cahaya maka benda tsb akan mengalami dilatasi waktu, contoh jika ada pesawat angkasa bergerak dg kec cahaya maka utk menempuh bintang yg jaraknya 100 thn cahaya maka dibutuhkan waktu 100 tahun tetapi ternyata tidak ia hanya butuh 4,5 tahun dg perhitungan rumus einstein, nah bagaimana dg elektron yg bergerak dg kecepatan cahaya baik itu didalam kabel maupun didalam edarannya mengelilingi inti atom ? bukankah elektron itu benda yg bermassa

Unknown mengatakan...

salam.
senang sekali bisa mampir ke blog ini. menurut tulisan diatas berarti bisa menjelaskan teroti Twin paradox ya om.

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniwan:
Photon adalah boson. Photon Juga adalah cahaya. Photon tidak diam dan akan terus bergerak dengan kecepatan cahaya. kecuali ada gravitasi yang mempengaruhinya.

Time Dilation adalah hasil pengamatan DUA pengamat terhadap waktu pengamat yang berlawanan. Ada 2 jenis Time Dilation. Yaitu
1. Relative velocity time dilation
2. Gravitational time dilation
Silahkan teruskan membaca mengenai hal di atas di banyak artikel di internet.

kembali ke pertanyaan anda, saya ingin mengkoreksi dan meluruskan pengertian anda menvenai Dilatasi Waktu (Time Dilation);
Jika jarak bintang adalah 100 tahun cahaya, maka astronot A dengan melaju secepat c, ia akan sampai ke bintang tsb dalam waktu 100 tahun sesuai penunjuk waktu yang dibawa di kapalnya.

Namun menurut pengamat B yang berada di bumi, astronot A tiba di bintang dalam waktu lebih cepat. Inilah yang disebut dengan Time Dilation. lebih specific "Relative Velocity Time Dilation" (tanpa melibatkan pengaruh gravitasi).

Sekarang kepada electron yang bermassa, electron tidak akan bergerak dengan kecepatan = c.
maksimal kecepatan electron adalah 2,200 km/jam. atau 1% lebih lambar dari cahaya. Jadi eletron tidak bisa bergerak sama dengan cahaya.
Untuk menambah kecepatan electron perlu energi yang sangat besar.
Hasil experiment diketahui bahwa dibutuhkan energi sebesar 4 miliar electron Volt (4 billion eV) untuk mempercepat electron untuk mencapai kecepatan 99.9999992% kecepatan cahaya.

Dari mana anda mendapatkan ide bahwa electron melaju dalam kecepatan c di dalam fiber optic?

Erianto Rachman mengatakan...

@seiza kireina Hanafiah
Terima kasih telah membaca tulisan saya.
Mengenai Twin Paradox silahkan baca keterangan yang saya tulis di atas, dalam jawaban saya untuk pertanyaan oleh Bung Kurniawan.

Kurniawan mengatakan...

Apakah foton bisa meluruh menjadi partikel lain ?

Foton kalau dipengaruhi gravitasi bumi apakah dia tertarik oleh bumi dan masuk kedalam tanah ?

Masalah dilatasi waktu, dari artikel2 diinternet saya memahaminya bahwa org yg didalam pesawat itulah yg merasa waktu menjadi cepat, bukankah org yg didalam pesawat yg bergerak dg kecepatan cahaya menjadi muda, karena dia hanya mengalami 4.5 tahun (anggap saja segitu) dan pengamat dibumi 100 tahun.
Apa pengaruh gravitasi thd time dilation ?

Masalah elektron bergerak dengan kecepatan cahaya saya dapat dari buku listrik, begini isinya arus listrik bergerak dg kecepatan cahaya sehingga begitu menekan saklar lampu langsung hidup dalam hitungan tdk sampai 1 detik, mungkin saja pengarang buku belum memahami detail2 partikel.
Begitu dalam image saya selama ini elektron itu bergerak dg kecepatan cahaya, bukankah bom atom itu adalah pelepasan inti atom dengan elektronnya, sehingga elektronnya lepas dan bergerak dg kec cahaya lalu menghasilkan energi sebesar E=MC2.
Tp setelah saya membaca jawaban Bapak saya semakin terbuka kalau elektron tdk bergerak dg kec cahaya. Nah masalah bom atom itu bgmn pak ?
Bisa gak pak dijelasin masalah twin paradoks ?
Tolong dikoreksi kalau ada yg salah lg,sehingga image saya tdk salah lg.

Erianto Rachman mengatakan...

@kurniawan:

Photon adalah partikel fundamental. ia tidak dapat dibagi lagi, atau menjadi pertikel lain.
Peluruhan terjadi pada atom. Karena atom memiliki electron dan proton yang dapat lepas - hal inilah yang disebut dengan peluruhan (radiasi) sehingga atom dapat berubah jadi atom lain yang lebih kecil.

Dilatasi Waktu:
Mohon dimengerti dengan sangat hati-hati.
Si A yang berada dalam kapal, melihat penunjuk waktunya bergerak normal. semua normal baginya.
Si B yang berada di bumi melihat ke dalam kapal A dan melihat penunjuk waktu di situ berjalan lambat.
Ketika si A kembali ke bumi, maka si A lebih muda, karena bagi B waktu si A bergerak lebih lambat ketika A berada di dalam kapalnya. Ini ugalah yang dikenal dengan TWIN PARADOX.
Jika si A dan B adalah kembar (twin), maka saat kembali ke Bumi, A akan lebih muda ketimbang B
Sampai di sini sudah lebih paham?

Pengaruh Gravtasi untuk dilatasi waktu, adalah semakin dekat dengan pusat gravitasi, sebuah obyek akan mengalami waktu lebih lambat.
Velocity Time Dilation: Semakin cepat bergerak, waktu berjalan lebih lambat.
Gravitational Time Dilation: Semakin dekat dengan pusat gravitasi, atau semakin besar gravitasi yang dialami suatu obyek, waktu akan berjalan lebih lambat.

“Lebih lambat” - adalah jika diamati/dibandingkan dengan pengamat lain.
Ingat, Time Dilation terjadi karena ada 2 obyek/pengamat.

LISTRIK menghasilkan forsa electromagnetik. electromagnetik bergerak dengan kecepatan cahaya.
Boson-nya adalah Photon.
Electron bukan photon. electron bermassa sedangkan photon tidak. Electron tidak mungkin bergerak dengan kecepatan cahaya.

Bom atom adalah peristiwa pecahnya inti atom (proton dan neutron) yang melepaskan Energi atau Forsa Nuklir Kuat (Strong Nuclear Force).

Kurniawan mengatakan...

Apakah foton bisa menembus dinding ?

Kurniawan mengatakan...

Masalah dilatasi waktu:
Apakah si A yg didalam pesawat akan lebih muda dalam hal fisik ?
Kalau menurut saya sih si A dan Si B sama2 seumur (jika mereka kembar), dalam hal fisik mereka juga keliatan sama, hanya saja si A lebih lama menjalani hidup, jika A dan B berumur 20 thn, begitu si A sampai di bumi maka umur si A menjadi 120 thn sedangkan si B 24,5 thn, benarkah seperti itu ? tolong dikoreksi lg kalau salah.

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:

Silahkan lakukan research untuk mendapatkan jawaban yang logis untuk pertanyaan 'apakah photon bisa menembus dinding'.

Salah. A yang meninggalkan bumi akan lebih muda dari B yang ada di Bumi. B akan tampak lebih tua baik angka usia maupun fisik.

Kurniawan mengatakan...

Saya berada dalam ruang 4x4 m, ruangan itu ditutupi oleh dinding batu bata yg diplester, bawahnya pondasi beton dan atasnya adalah beton juga, tidak ada jendela, tidak ada lubang, yg ada cuma sebuah lampu neon, ketika saklar on, ruangan menjadi terang, begitu saklar saya off ruangan menjadi gelap, kemana foton tadi ? kok dia menghilang, kemana dia ? apakah dia menembus dinding ?

Kurniawan mengatakan...

Bisakah anda jelaskan sedikit kenapa si A lebih muda ? thanks

Erianto Rachman mengatakan...

@Kurniawan:
Perlu diingat, dalam Quantum Physics, Photon dan partikel fundamental lainnya memiliki dualitas sifat, yaitu sebagai partikel juga sebagai gelombang. Photon adalah partikel dengan massa-diam nol dan stabil. Photon juga bertindak sebagai boson untuk forsa elektromagnet.

Dari dasar pengertian di atas, maka jika sebuah sumber pemancar cahaya (light emitter), contoh lampu, menyala, maka ia akan menghasilkan sebentuk radiasi, dan ia memanfaatkan photon (sebagai boson) untuk memancarkan radiasinya yang secara kasat mata manusia melihatnya sebagai cahaya. Jadi selama Lampu terus menyala, maka photon pun akan terus menjalankan tugasnya sebagai penghantar radiasi tersebut.

Kemana cahaya/radiasi itu? ia akan diserap oleh obyek yang dilaluinya (Light Absorber) misalnya dinding.

Jika lampu dimatikan, maka tidak ada lagi radiasi yang berwujud cahaya itu. Maka Photon pun tidak lagi terlihat sebagai cahaya. Kemana perginya? photon masih ada di dalam ruangan. sebagian ada yang diserap oleh dinding.

Kira-kira sampai di sini sudah cukup paham?
Jadi photon dalam kondisi diam stabil ia akan sebagai photon. tidak harus bercahaya. Cahaya akan di-bawa oleh photon dari sumber energi yang merupakan membentuk paket-paket quanta atas photon.

Photon juga sebagai gelombang, artinya ia akan menhantarkan radiasi/cahaya.

Photon juga sebagai boson untuk forsa elektromagnetik, artinya ia juga akan berwujud sebagai gelombang elektromagnet.

Mengenai apakah photon bisa menembus obyek, ini tergantung obyeknya. kalau dinding tebal, tentunya tidak bisa ditembus. kala selembar kain tipis bisa saja ditembus. Contoh, tirai jendela rumah anda. saat malam, nyalakan lampu, maka daari luar akan masih bisa terlihat dalam rumah anda dalam keadaan terang walaupun tertutup kain/tirai.


Mengenai A vs B:
Si A akan lebih muda karena waktu berjalan lebih lambat ketika A melesat mendekati kecepatan cahaya. Sedangkan B yang ada di bumi waktu berjalan lebih cepat. Jadi sudah tentu B akan lebih cepat tua ketimbang A.
Anda mengerti sekarang?

Kurniawan mengatakan...

Ok luar biasa sekali, saya sangat paham, thanks

Kurniawan mengatakan...

Ternyata foton bisa diam juga ya ?

Erianto Rachman mengatakan...

Tidak. Photon tidak punya massa diam, jadi dia akan terus bergerak.

Anonim mengatakan...

Kalau makhluk di dimensi 4 bisa melihat makhluk di dimensi 3, kenapa kita tidak bisa melihat makhluk di dimensi 2 ?

Terima Kasih

Erianto Rachman mengatakan...

Cahaya atau photon tidak bisa keluar membrance karena photon adalah partikel dengan string terbuka. Maka tidak mungkin bisa melihat lintas membrane.

Anonim mengatakan...

kalau begitu malaikat atau jin tidak bisa melihat manusia ?

Erianto Rachman mengatakan...

Mengapa anda menyimpulkan bahwa malaikat eksis di dimensi-ruang lain?
Apakah definisi "dimensi" menurut anda?

Dan, "Melihat" yang anda bayangkan itu seperti apa?

Anonim mengatakan...

Karena kita tidak bisa melihat malaikat, maka kemungkinan malaikat berada di dimensi/ruang lain.

Dimensi itu susah utk dibayangkan, yg sy tau dimensi 3 tempat kita berada...
Mohon pencerahannya ...
Terima Kasih

Anonim mengatakan...

apa ada makhluk tiap2 dimensi ?

Erianto Rachman mengatakan...

Tanya:
Karena kita tidak bisa melihat malaikat, maka kemungkinan malaikat berada di dimensi/ruang lain.

Jawab:
Mungkin saja. Tapi malaikat tidak perlu ada di dimensi lain untuk "tak terlihat" karena banyak "wujud" dan "zat" yang ada di alam dimensi kita yang tidak terlihat.

Tanya:
Dimensi itu susah utk dibayangkan, yg sy tau dimensi 3 tempat kita berada...
Mohon pencerahannya ...

Jawab:
Memang tidak mudah. Otak kita hanya mampu memproses informasi 3 dimensi-ruang. 4 dimensi ruang dan lebih sangat susah untuk dibayangkan.

Tanya:
apa ada makhluk tiap2 dimensi?

Jawab:
Mungkin saja.

Anonim mengatakan...

Tulisan & Diskusi yang menarik, hanya ada sesuatu yang mebuat saya penasaran yaitu ; jika yang disebut INTI adlaha bermakna pusat maka pertanyaannya apa akibatnya jika INTI itu berpindah dari tempatnya ?

Erianto Rachman mengatakan...

Maaf, saya tidak mengerti pertanyaannya.

Ngupil Itu indah mengatakan...

kalau boleh saya mencoba menyambungkan pemahaman saya dengan tulisan anda

karena berdasarkan

1)teori alam semesta hologram disebutkan bahwa alam ini adalah semu termasuk kita dan hanya tuhan satu-satunya yang nyata yang sejalan dengan salah satu nama allah sendiri AZ ZHAHIR atau yang maha nyata yang berarti konsep maha adalah tidak ada satupun yang paling nyata selain Allah

2)pada dasarnya Allah sendiri tidak terikat ruang dan waktu maka kesimpulannya keberadaan ruang dan waktu itu sendiri yang bergantung pada ke maha beradaan Allah.

3)teori otak hologram manusia yang menyimpulkan kalau sebenarnya seluruh alam semesta pada dasarnya bukan mesin maha besar tapi otak maha besar.

4)dan tentang keselarasan teori singularity dan tingkatan alam semesta, yang mengatakan bahwa tujuan tertinggi manusia suci adalah menembus seluruh dimensi alam semesta sampai dimesi alam semesta tertinggi untuk lebih dekat dengan keberadaan tertinggi alam semesta, atau Allah, sehingga mereka dianugerahi segala kemampuan2 yang kita sebut mukjizat (walaupun mungkin para orang suci ini tidak pernah memintanya).

maka bisakah kira2 saya mengatakan, bahwa apabila ditanyakan dimana Allah, maka pertanyaan sebenarnya seharusnya dimanakah kita.

seperti halnya kita yang sedang bermimpi, maka diri kita yang kita lihat di dalam mimpi adalah semu dan diri kita yang sedang tidur itulah yang nyata,

sehingga kesimpulannya
saya yang di dalam mimpi adlaah SEMU dan ADA DI DALAM BENAK saya yang NYATA yang sedang memimpikan hal itu,

dan KEBERADAAN saya yang semu di dalam mimpi BERGANTUNG dari keinginan saya yang nyata yang sedang memimpikan hal itu,

dimana apabila saya yang nyata yang sedang memimpikan hal itu berkehendak untuk tidak lagi memimpikan saya yang semu yang berada di dalam mimpi, maka seketika itu juga saya yang semu akan langsung menghilang.

maka bisakah saya berpendapat juga bahwa seperti itulah kurang lebih realitas hubungan kita dengan Allah, dimana pada dasarnya kita dan alam semesta yang SEMU ini berada di dalam "benak" Allah yang maha NYATA.

bukan berarti kita bagian dari Allah, karena seperti halnya kita yang sedang bermimipi, kita yang sedang berada di dalam mimpi sama sekali bukan bagian fisik dari kita yang sedang memimpikan hal itu,

apakah kita yang sedang berada di dalam mimpi hilang atau tidak ada sama sekali tidak berpengaruh pada kita yang sedang memimpikan hal itu

maka begitu juga dengan hubungan antara kita alam semesta ini dan allah,

Allah dalam tanda kutip (karena saya tidak tahu cara memakai kata perandaian yang lebih tepat) sedang "memimpikan" kita di dalam "benak" Allah (sekali lagi kata-kata di dalam tanda kutip jangan disamakan sepeti mimpi atau benak milik manusia, saya memakai kata2 di alam tanda kutip itu hanya sekedar memberikan perandaian)

dan karena Allah sedang "memimpikan" kita dan seluruh lapisan alam semesta di dalam "benak"nya, maka kita dan seluruh alam semesta bisa disimpulkan sebagai sesuatu yang semu dan bahkan tidak nyata sama sekali dan hanya Allah lah yang maha nyata

in my humble opinion

inilah kurang lebih pemahaman saya terkait arti dari realitas salah satu nama Allah Az Zhahir yang maha nyata, atau tidak ada satupun yang nyata selain Allah

Erianto Rachman mengatakan...

@Ngupil itu indah:

Saya bahagia sekali membaca komentar anda. Anda benar! Inilah kebenaran yang hakiki. Sangat sederhana namun tidak semua manusia mampu memahaminya dengan baik.

Alam semesta ini beserta kita adalah mimpi Tuhan. Dan ketika Tuhan berhenti bermimpi maka semua ini sirna. Hanya Tuhanlah yang hakiki Nyata. Sedangkan ciptaanNya adalah semu baginya.

Dengan demikian kita semua adalah bagian dari Tuhan. Kita semua tercipta di dalam benak/batin sang Maha. Maka kita semua adalah proyeksi dari Tuhan.

Ini adalah prinsip pertama yang paling penting untuk dipahami. Dasar dari segala dasar pengetahuan. Inilah pengetahuan mistis tersuci di alam ini.

Dengan memahami, dengan mengetahui, maka otomatis kau akan segera merasakan perbedaannya di Hatimu. Kamu sedang atau sudah menurunkan tabir materialistis - tabir kesemuan yang selama ini menutupi pandanganmu terhadap manusia dan alam. Sekarang tidak ada lagi perbedaan. Kau dan Aku adalah satu. Sudah seharusnya aku mengasihimu seperti kasih Tuhan pada diriku.
Dan tidak ada yang lebih penting di dunia ini selain kasih Tuhan.

Sudah sepatutnya pula kau mengasihi alam ini. Hatimu sakit ketika ada musibah yang menimpa makhluk hidup lain. Sayangi dan kasihilah alam ini. Karena mereka adalah proyeksi dari Tuhan, mereka adalah Kamu! Kita semua adalah SATU.

Tidakkah kau merasakan hatimu bergetar sekarang, dan merinding sekujur tubuh, atau menangis karena tersentuk kasih Tuhan?
Inilah Kasih Tuhan.

Cinta Kasih Tuhan adalah nyata. Terlalu besar dan terlalu indah untuk bisa diucapkan dengan bahasa apapun di bumi ini.

Damaikanlah hatimu, Damaikan sesama.. Damaikan alam ini... (Shanti... Shanti... Shanti...)
Rasakan Tuhan di setiap orang. Bersujudlah pada Tuhan di manapun kau berada.
Namaste (Aku menyembah pada Tuhan yang ada di dalam dirimu)

Karena tidak ada Tuhan selain Tuhan (La Illaha illallah)

Ngupil Itu indah mengatakan...

seperti halnya juga di dalam mimpi, misalnya di dalam mimpi kita sedang memimpikan mengobrol dengan si A atau si B di sebuah resotran katakanlah di kota jakarta,

maka tidak ada satu pun yang kita lihat dan rasakan di dalam mimpi itu nyata, bahkan terkadang sebuah mimpi terasa sangat nyata sampai setelah kita bangun barulah kita sadar kalau yang baru saja kita alami itu hanyalah mimpi dan bukan kenyataan

yang pasti senyata apapun perasaan yang kita rasakan saat menjalani kehidupan di dalam mimpi, semua hal yang kita lihat dan rasakan di dalam mimpi tetaplah saja hanya sesuatu hal yang semu dan sama sekali tidak nyata

ketika sedang berbicara dengan si A dan si B, maka si A dan si B dan bahkan kita sendiri yang sedang berbicara dengan si A dan si B juga sama sekali tidak nyata,

namun satu hal yang pasti karena di dalam benak kita yang sedang memimpikan si A dan si B tidak ada orang lain selain kita sendiri, maka si A dan si B yang sedang kita ajak berbicara, pada dasarnya adalah kesadaran kita sendiri, atau adalah kita sendiri

si A dan si B yang sedang berbicara dengan kita di dalam mimpi kita adalah kita sendiri, meja kursi piring sendok dan semua orang yang ada di dalam restoran di dalam mimpi adalah kita sendiri karena tidak ada siapaun di dalam benak kita kecuali kita sendiri ketika kita sedang memimpikan itu semua

bahkan seluruh kota jakarta, negara indonesia, planet bumi, tata surya, dan seluruh alam semesta yang sedang kita impikan di dalam mimpi pun adalah kita sendiri juga dan kita sendiri yang memimpikan semua itu untuk ada dan karena itulah semua itu ada di alam mimpi, seolah-olah di dalam mimpi kita adalah "tuhan" bagi seluruh realitas mimpi yang terjadi di dalam benak kita

begitu juga saya rasa dengan tuhan, sang keberadaan mutlak ini, dari ketiadaan di dalam benaknya, menciptakan dalam alam semesta semu beserta seluruh lapisan dimesinya dan penghuninya di dalam "benak" nya

Ngupil Itu indah mengatakan...

lalu 2)seperti halnya ketika kita yang sedang memimpikan si A yang sedang bebrbuat baik kepada orang lain dan si B yang sedang berbuat baik jahat kepada orang lain, maka hanya karena kita sedang memimpikan si A sedang berbuat baik atau si B yang sedang berbuat jahat maka tidak akan relevan untuk kemudian menjadikan itu sebagai landasan untuk mengatakan bahwa kita berbuat jahat kepada si B ketika kita sedang memimpikan dia untuk berbuat jahat atau kita berbuat baik ketika kita sedang memimpikan si A untuk berbuat baik, karena hal baik atau jahat apapun yang kita impikan untuk terjadi pada si A dan si B adalah terserah kita sebagai pemilik impian itu dalam benak kita.

si A dan si B boleh saja tidak sadar kalau mereka pada dasarnya hanyalah impian semu yang sedang kita impikan dalam benak kita, dan tidak sadar kalau ketika mereka berbuah baik atau jahat pada dasarnya itu adalah kehendal kita sebagai pemilik alam mimpi dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha, kemampuan dan keinginan mereka senidir untuk menjadi baik atau jahat. bahkan sekalipun mereka ada keinginan utnuk melakukan hal baik atau jahat pun itu juga adaah bagian dari apa yang kita inginkan untuk dirasakan dan dipikirkan oleh si A dan si B ketika kita memipimpkan ereka untuk berbuat baik dan jahat. jadi sejak awal semua perbuatan baik atau jahat, kita lah sebagai pemilik mutlak alam mimpi yang mengatur mereka

saya melihat konsep ini sama persis seperti beberapa ayat dalam al quran yang mengatakan (saya lupa apa saja nama surah dan ayat persisnya), bahwa tidak mampu seorang hamba melakukan perbuatan baik atau jahat melainkan semua atas kehendak Allah

jadi sebagaimana pun kita merasa bahwa semua hal yang kita lakukan (baik atau jahat)adalah kehendak kita, namun tidak bisa dipungkiri bahwa itu semua adalah kehendak allah, bahkan ketika kita merasa bahwa itu adalah keinginan kita pun dan bukan karena diatur oleh allah pun adalah allah juga yang menginginkan agar kita merasa demikian.

bahkan pun ketika kita pada akhirnya sadar bahwa semua tindakan kita pada dasarnya adalah kehendak allah pun, sudah menjadi kehendal allah juga agar kita akhirnya bisa memahami konsep itu.

la hawlawallah quwwataillahbillah

tiada daya dan upaya melainkan atas (ijin, kekuatan, kehendak) Allah

maka beruntunglah dan bersyukurlah apabila kita diberikan kesempatan untuk dapat berubah menjadi orang yang lebih baik atau dapat bertahan seterusnya menjadi orang yang lebih baik

:)

Ngupil Itu indah mengatakan...

konsep manusia suci yang diberika mukjijat melakukan berbagai hal yang melampaui batasan alam 3 dimesi pun juga sama prinsipnya seperti alam mimpi atau alam hologram

dimana, dalam mimpi ada yang namanya konsep lucid dream, atau orang yang memiliki kemampuan utnutk menyadari bahwa dia sebenarnya sedang bermimpi dan dengan pemahamn itu akhirnya dia bisa megatur seluruh jalannya mimpi dia sendiri dan e=melakukan hal apapun yang dia inginkan seperti terbang, berpindah tempat dalam sekejap dan semua kejaiban apapun yang tidak mungkin bisa dilakukan di alam luar mimpi, dia merasa bisa melakukan itu karena dia yakin bahwa dia sedang berada di alam mimpi, dan karena keyakinannya itulah dia bisa melakukan berbagai macam hal yang dia inginkan di alam mimpi tanpa terikat dengan konsep alam 3 dimensi,

tidak banyak orang yang bisa mengontrol mimpi mereka atau bisa melakukan lucid dream

saya merasa para manusia suci yang kita selama ini adalah orang orang seperti itu, mereka sudah sangat haqul yakin bahwa alam semesta yang mereka diami selama ini hanyalah alam semesta semu belaka dan bahwa satu satunya yang nyata hanyalah tuhan saja, dan oleh karena pemahaman dan keyakinan yang sangat tinggi itu lah, sehingga para orang suci ini bisa bisa melampaui konsep pemahaman alam semesta 3 dimensi sampai ke dimensi tertinggi mendekati tuhan, yang akhirnya tuhan berkehendak membuat mereka memiliki berbagai kemampuan ajaib yang melampaui batasan normal alam 3 dimensi

untuk hal ini juga sekali lagi, bukan juga usaha kita bisa mencapai itu, karena apakah kita akan bisa mencapai pemahaman tertinggi sampai seperti para orang suci itu pun terserah tuhan sebagai pemegang kendali penuh atas alam semesta semu ini termasuk kita yang sedang dikendalikan olehnya tanpa kita sendiri menyadarinya

yang pasti jangan mendekati tuhan karena ingin memiliki kemampuan ajaib seperti para orang suci, karena kalaupun kita mendapat kekuatan ajaib sekalipun maka itu sajalah satu-satunya yang kita dapat

tujuan kit amendekati tuhan harusnya murni karena tuhan itu sendiri saja, perkara apakah akan diberikan apapun oleh tuhan itu tersrah tuhan saja

seorang sufi terkenal pernah mengatakan aku mendekati allah bukan karena berharap dapat surga atau takut akan neraka, tapi karena aku mencintai allah dengan sebenar-benarnya cinta

:)

Ngupil Itu indah mengatakan...

untuk admin blog,

bolehkah mungkin sedikit saya diberikan pencerahan mengenai penjelasan, apakah dari sudut pandang alam semesta hologram (atau m string atau teori fisika quantum yang mana saja),

apakah ada penjelasan secara teknis tentang bagaimana konsep perjalanan waktu bisa dilakukan atau tidak mungkin dilakukan, beserta segala macam kemungkinan konsekuensinya yang mungkin terjadi

karena saya sedikit saja memahami hubungan antara dualitas materi dan gelombang dan teori kucing schrodinger dan infinite probability, yang bisa di integrasikan dalam penjelasan kemungkinan terjadinya alam semesta pararel ketika perubahan sejarah mencoba dilakukan oleh seorang penjelajah waktu

mengenai hal ini mungkin saya juga kurang begitu mengerti apakah ada hubungannya dengan konsep agama

mohon pencerahannya apabila mungkin bisa diberikan, terimakash

Ngupil Itu indah mengatakan...

pada beberapa tulisan anda yang lain, pada bagian komen (kalau tidak salah). anda menyebutkan ada rencana untuk membuat buku 1000 halaman mengenai pembahasan di blog ini.

kalau iya, apa nanti jdul bukunya, anda akan memakai nama pengarang apa, dan kira2 kapan terbitnya

akan langsung saya beli setelah keluar di gramedia

:)

Erianto Rachman mengatakan...

Perjalanan waktu ke masa lalu tidak dimungkinkan karena perhitungan/persamaan matematisnya tidak masuk akal. Seperti menemukan singularitas.
Jikapun disuatu masa nanti bisa ditemukan cara untuk melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, maka diduga akan terjadi percabangan sejarah.


Terima kasih yang sebesar-besarnya sudah menaruh minat pada tulisan saya.
Saya pernah menuliskan bahwa untuk menjelaskan hal tertentu dengan detail, maka akan seperti menulis buku 1000 halaman. Bukan artinya saya akan menulis buku dengan 1000 halaman :-)
Namun memang suatu saat nanti saya akan menerbitkan buku. Saya sudah memulainya namun masih butuh waktu untuk menyelesaikannya. Ada beberapa hal penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu untuk menutup tulisan saya.

Mengenai judul buku, masih belum saya pikirkan. Mengenai nama, saya akan menggunakan nama saya.
Sekali lagi terima kasih atas dukungan anda yang sangat berarti ini.
Saya sangat menghargainya.

Pipiet mengatakan...

Eri, apa yang kamu tulis sungguh sangat relevan dengan apa yang sedang saya selami saat ini tentang Cinta Sejati dan Spiritualime serta kaitannya dengan manusia, cinta, alam semesta dan ketuhanan. Saya mengagumimu dan semua tulisanmu. Mencerahkan dengan bahasa yang mudah saya pahami. Keep writing, I am your big fan already.

Pipiet

Erianto Rachman mengatakan...

Terima Kasih Pipiet.
Semoga apa yang saya tulis akan selalu bermanfaat.

afahmic mengatakan...

Salam kenal mas eri. Artikel yg mencerahkan.

Yg dimaksud semesta paralel itu semesta lain dalam dimensi yg sama atau berbeda? Dg kata lain, membrane disini berfungsi sebagai pemisah antar dimensi atau pemisah antar semesta lain tetapi msh dlm level dimensi yg sama?

Sy pernah dengar substansi ruh tdk lg terikat oleh ruang waktu & dlm dunia ruh jg tdk ada relevansi waktu, sementara graviton yg bs lintas dimensi, substansinya msh berupa partikel string yg terikat ruang waktu. Jadi apa artinya ruh itu berada pada dimensi 0?

Erianto Rachman mengatakan...

@afahmic:
Semesta paralel eksis di dalam dimensi ruang yang lebih tinggi. Alam 3-dimensi atau 3-brane eksis di dalam alam 4-brane.
Di dalam 4-brane bisa banyak 3-brane.
Membrane itulah alam semesta itu sendiri.

Tidak ada yang tahu mengenai ruh.
Graviton itu partikel dengan string tertutup (closed-loop string), jadi tidak tertambat di membrane manapun sehingga bisa ke membrane mana saja. Mungkin Ruh juga seperti itu.

Dimensi 0 adalah 0-brane, atau Zero-Point - adalah medium dimana semua yang ada di alam ini eksis.
Silakan direnungkan.

Terima kasih sudah membaca tulisan saya.